20

21.6K 248 8
                                    

Gue gabut, gue update hehehe
Lagi lancar jaya nih otak nulis cerita ini🌚

Vote yang rajin sama komen juga gaes!!

Semangat banget gue, pas lagi kerja terus iseng buka HP ada notif dari kalian, jadi pengen cepet-cepet lanjutin ceritanya...

Selalu terimakasih buat yang ngebaca cerita ini sebagai hiburan kalian dan yang udah follow, vote dan komen, sering-sering lagi yah.

°•○●○•°

"Cinta ditolak, nafsu bertindak."

"GOBLOK."

"Pernah sakit tapi tak pernah sesakit ini."

"She no longer needs me..."

"JANCUK KALIAN SEMUA!" setelah berkata lantang seperti tadi Ecan malah tertawa, membuat yang lain heran.

"Kirain gua bakal ada sesi menye-menye." Celetuk Jeno.

"Gue mah anak L-men bukan bebelac kaya si Jalu." Sahut Ecan dan membuat Jalu memelototinya.

"Sok sok an lo nembak adek gue, tipe adek gue tuh yang kayak Doyoung NCT noh, lo mah jauh." Ucap Dirga dengan memasang wajah tengilnya.

"Keren juga Haechan NCT lah, kulit eksotis kayak gue gini." Sanggah Ecan.

"Yeuu kalo lo mah burik kali."

Perkataan yang dilontarkan Jalu mengundang gelak tawa yang lain, menistakan Ecan memang sebuah kebahagiaan bagi mereka.

Ditemani angin malam Ecan mengendarai motornya menuju rumah, sesekali terkekeh mengingat kekonyolan yang ia dan kawannya plakukan tadi.

Setelah membersihkan badan, Ecan bersandar di bahu kasur dan mulai memilih lagu yang akan menemaninya sedikit menggalau.

Walaupun Ecan berkata tak apa, tetap saja ada secuil didalam hatinya yang merasakan sakit dan mulai mendengarkan lagu Runtuh milik Feby Putri feat Fiersa Besari, sebelum akhirnya ia ganti menjadi Loco milik ITZY, sekedar untuk menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"Aku anak sehat kontolku kuat, karena doiku rajin menjilat."

"Goblok maneh." Ucap Nana sambil menoyor kepala Ecan.

"Biar pagi-pagi happy lah na, serius amat idup lo."

Dari arah berlawanan seseorang datang dengan buku yang bertumpuk hingga menutupi wajahnya.

Duk

"Eh sorry-sorry aduh ga sengaja gue, sorry ya." Ucap Ecan.

"Eh kak Can, gakpapa kak biar aku aja."

"Bantuin Na! Ngeliatin doang lo dari tadi."

Setelah membantu Dira merapikan bukunya, Ecan dan Nana juga membantu membawakan buku-buku itu keperpustakaan.

"Kenapa lo sendiri yang bawa buku sebanyak itu?" Tanya Nana.

"Aah udah biasa sih kak, cuma yang hari ini emang lagi agak banyak aja." Jelas Dira dan diangguki ke duanya.

Dira merasa sedikit kikuk saat ada Ecan, tapi wajah lelaki itu sama sekali tak menunjukkan kesedihan atau menatap Dira asing, Dira lega.

"Ikut kita yuk." Ajak Nana kemudian menggandeng tangan Dira, Ecan tidak masalah.

Mereka dan Aku ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang