25

14.3K 148 12
                                    

°•○●○•°

Mainnya dirumah mulu gak sih, ok sekarang kita ikutin Ecan yang ngajak Dira keliling kota.

Gas pol Ecan mah.

"Pegangan Ra entar kalo kesandung semut terus jatoh, gue tinggal ya."

Ada-ada aja pikir Dira, udah tau tuh dia kalo Ecan cuma modus.

Ya walaupun sedikit terpaksa Dira memeluk Ecan, entar kalo pegangan jaketnya doang, mana mau Ecan jalanin motornya.

"Nah gitu kan cakep hahaha."

"Cepet bang... gakusah banyak omong deh."

"Eh eh iya, ampun ndoro, kuy kuy kuy kuy..."

Cuma muter-muter kota aja naik motor, belum tau mau kemana, yang penting bareng Dira, pikir Ecan.

Dira pun sama, walaupun belum menyukai Ecan, tapi ia perlu berterimakasih kepada lelaki itu karena membuat ia cukup senang hari ini.

"Bang Ecan! Makasih ya!"

"Haa apa?!"

"Makasih ya abang ganteng!"

Udah senyum-senyum dibalik helm si Ecan, tapi tetep harus kalem.

"Iya sama-sama cantik."

"Bang, jajan yuk!"

"Oke"

Ditempat lain Rendi sedang menahan nafsunya karena ulah tunangannya sendiri.

Ya.. Rani Julia memasukkan obat perangsang ke minuman Rendi, dan perempuan itu kini sedang memakai pakaian yang kurang bahan dihadapan Rendi.

"Ra, ganti baju lo cepet."

"Gue mau ke kamar mandi dulu ya."

Rani duduk disampjng Rendi dan mengalungkan tangannya di leher Rendi mengusapnya pelan, membuat lelaki mancung itu sedikit menggeram.

Niat tak ingin menyentuh perempuan itu gagal sudah, siapa suruh membangkitkan nafsunya.

Mereka pun melakukan kegiatan enak itu sampai Rani merasa sedikit menyesal menggoda Rendi, tak kunjung berhenti sejak 2 jam lalu, hanya desahan dan cengkraman pada rambut, lengan sampai seprai yang Rani lakukan.

"Siomay disini nih enak Ra, minta aja sepuasnya."

"Nanti abang bayarin?"

"Bayar sendiri dong hahaha."

Alhasil Ecan dapat pukulan kecil dilengannya.

"Banyak-banyak senyum Diranya Ecan." Batin Ecan seraya mengusap lembut puncak kepala Dira, sepertinya kegiatan mengusap kepala adalah kebiasaan baru yang Ecan lakukan pada Dira.

Tujuannya selanjutnya yaitu taman, udah bingung Ecan mau muter kemana lagi, sampailah keduanya duduk bersebelahan ditemani siomay dan es teh.

"Gimana Ra siomaynya?"

"Top sih ini bang, beneran pengen nambah nih." Matanya menyipit dengan garis bibirnya terangkat keatas, membuat yang melihat gemas bukan main, mau di hap!

"Woaah babang Ecan gitu loh." Menepuk dadanya bangga.

"Uhuk uhuk uhuk."

"Nah kan, dipending dulu sombongnya jadi gini kan, ini minum dulu."  Ucapnya sambil mengusap-usap punggung Ecan.

°•○●○•°

HI...💚
5 detik selesai bacanya ini mah, hehehe

Mereka dan Aku ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang