34

8.5K 106 1
                                    

°•○●○•°

Sesuai pergantian rencana kemarin, sepulang sekolah ia akan brosist time bersama Jovan, kenapa hanya Jovan? Karena Dirga ingin cepat pulang dan rebahan. Percayalah Dirga itu sebenarnya saudara kungkang.

Kakak adik itu kini berjalan kesebuah cafe dekat salah satu kampus, sebab itulah keadaan sekitar cukup ramai.

"Pesen apa baby?"

"Mintcho ice."

"Oke." Jovan berlalu memesan pesanan mereka.

Dira menyangga dagunya sambil bersenandung kecil. Tak lama, terasa telapak tangan besar mengusak rambutnya, membuat ia tersenyum dan menatap kearah orang tersebut.

"Liat apa by?"

"Nothing."

"Jangan banyak senyum disini, banyak yang liatin kamu, abang gak suka."

"Abang cemburu huh? Aku ini punya kak Jeno loh bang."

"Iya punya Jeno, tapi kalo lagi sama abang, kamu punya abang, jadi abang mau posesifin kamu."

Dira tertawa geli "posesif kok bilang-bilang."

"Ssstt diem, tuh pada liatin kamu, kamu sih cantik banget."

"Misi kak ini pesanannya."

"Hahaha, eh iya mbak, makasih ya." Ucap Dira.

Kemudian keduanya menikmati pesanan tadi, tangan Jovan terulur menggenggam tangan Dira dan mengusapnya halus. Senyum juga selalu terpancar diwajah keduanya.

"Coba tebak, sekarang bang Dirga lagi apa?" Ujar Dira tiba-tiba.

"Hmm lagi apa ya, pasti dia tuh lagi goleran depan tv."

"Hahaha seratus buat abang!" Seru Dira, dan setelahnya mencium pipi Jovan.

"Heh, banyak orang!" Sentak Jovan, dan Dira hanya menjulurkan lidah, mengejek.

Ia gemas sendiri dengan Dira, ia kan juga mau gantian mencium adiknya itu, mungkin nanti.

Keadaan cafe semakin ramai, banyak juga mahasiswa yang mengerjakan tugasnya dicafe ini, rasa makanan dan minuman yang disajikan cukup lezat, harga juga masih bisa dibilang normal untuk kantong mahasiswa.

"Hey bro!"

Suara berat mengalihkan atensi kakak adik itu sementara waktu, dan dilihatnya Tiyan berdiri di samping meja mereka.

"Weh Yan, sendiri lo?"

"Jangan gitu dong lo, gue tau gue jomblo, ta-" mulut yang merocos itu seketika terbungkam kala satu suap cake masuk kedalam mulutnya

"Good girl." Ucap Jovan dengn mengacungkan jempolnya kearah Dira.

Dengan susah payah Tiyan melahap cake tersebut, karena cukup terkejut dengan suapan yang tiba-tiba.

"Waah hilang akhlak adek lo Jo." Ujar Tiyan sambil menunjuk Dira, yang ditunjuk hanya tertawa lucu.

"Iye gua sendiri nih, gabung yak." Tiyan menggeret kursi yang berada disebelahnya.

Mereka dan Aku ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang