23

15.7K 159 7
                                    

°•○●○•°

Masih dengan kegalauan Dira.

Dira berfikir apa Rendi tau tentang ia yang sudah dipakai teman-temannya, hingga lelaki itu tidak mau dengan dia dan menganggapnya sekedar teman atau adik.

Huft...
helaan kesal sudah beberapa kali keluar dari mulut Dira.

Selama dikelas Dira tidak bersemangat sama sekali membuat Ana khawatir dan bertanya keadaan perasaan temannya itu, tetapi hanya mendapat gelengan dari yang ditanya.

"Hati - hati ya Ra, gue duluan, lo nunggu bang Jovan didalem aja sana." Ana pulang duluan karena sudah dijemput.

"Iya kamu juga, gakpapa mau disini aja." Setelahnya Ana sudah menghilang dari pandangan Dira, dan perempuan itu merasa moodnya kembali turun.

Helaan nafas berat sesekali terdengar lagi, entah sudah yang keberapa kali ia seperti itu.

Tinn Tinn

Dira yang melamun terlonjak kaget seletah seseorang membunyikan klakson, setelah dilihat ternyata abangnya, Jovan.

"Ngelamun aja Ra, kesambet mbak Kun loh nanti." Canda Jovan dan Dira balas dengan kekehan kecil.

"Ayo masuk udah sore, mau ngelamun lagi?" Dirapun masuk ke kedalam mobil, didalam mobilpun keduanya hanya diam, dan sesekali Jovan melirik ke arah Dira.

"Dira pulang." Dira masuk kedalam rumah dan diikuti Jovan dibelakangnya.

"Napa sih tu bocah, lemes bener dari kemaren." Ujar Dirga sambil memakan salaknya.

Dira terbangun ditengah malam, merasa haus, ia turun ke dapur untuk membuat susu.

Saat Dira membuat susu tiba-tiba ada tangan yang melingkar diperutnya, ketika menoleh ternyata Jovan dengan muka bantalnya.

"Abang kebangun juga? Mau apa?" Dira tetap melakukan kegiatannya, mengaduk susu yang ia buat.

"Mau kamu."

"Ngaco aja, mending abang cari pacar deh."

Jovan saja belum terfikir untuk mencari pacar, kenapa tiba-tiba adik cantiknya membahas itu.

"Nanti kalo abang ada pacar, waktu abang ke kamu jadi berkurang dong, gimana? Nanti kamu sedih." Ujar Jovan, malah lebih tampak kalau dia yang tak rela waktunya untuk Dira berkurang.

"Aku gakpapa kali, emang seharusnya kan seperti itu." Jelas Dira.

Jovan membalik tubuh Dira, dan sekarang mereka sudah berhadapan.

"Kamu kenapa hm? Dari kemarin kayaknya sedih? Hari ini juga, biasanya aja manja sama abang."

"Gakpapa bang, cuma emang lagi badmood aja."

"Besok abang ajak main keluar deh, jangan badmood lagi ya, apa lagi bahas-bahas pacar, abang belum mau Ra." Terang Jovan dan di akhir katanya terdengar penagasan.

"Hmm yaudah deh iya... aku kekamar dulu." Pamit Dira.

"Gak mau kiss babe?" Hanya gelengan yang Jovan dapat atas pertanyaan dan godaannya tadi.

"MAU KEMANA BANG?" Dira teriak lantaran ia dan Jovan sedang menaiki motor untuk jalan-jalan kali ini.

"MAU MUTER AJA, KALO LAPER BILANG YA."

"OKEEE, WOOOOH"

"DUH RA, GAK MALU APA TERIAK - TERIAK"

"DARI TADI KITA UDAH TERIAK-TERIAK SEKALIAN AJA BANG..."

Jovan baru sadar, untung ia pakai masker jadi gak begitu malu lah bro, sist...

Dirga kemana? Ya nongkrong sama temen-temen dia sendiri, emang susah kalo diajak jalan keluar, kalo didalem baru semangat, hadeh....

"LAPER BANG, AYOK MAKAN KETOPRAK."

Jovan langsung menjalankan motor menuju penjual ketoprak terdekat yang ia tahu.

"Top gak Ra ketopraknya?" Tanya Jovan, karena Dira lahap sekali memakan ketopraknya.

"Jangan sedih sama badmood lagi ya, abang gak suka liatnya."

Dira mengangguk sebagai tanggapan dari pertanyaan dan omongan Jovan, dalam hatinya, Dira merasa senang bisa bermain dengan Jovan layaknya kakak adik seperti dulu, tanpa ada sex atau lainnya.

"Weh ada bang Jo, ngapain bang?" Suara cempreng menganggu moment adalah suara Ecan.

"Mau boker Can, ya makan lah dodol." Tatapan malas dari kakak beradik itu terlihat, sedangkan Ecan hanya ketawa ketiwi.

"Neng Dira, sini aa' suapin."

"Gak usah bang Ecan, kan udah abis." Setelahnya terdengar suara ketawa nyaring lainnya yaitu ketawa Leo.

"Gak usah ketawa cil, eh bang nanti gue main kerumah yak." Izin Ecan, biasanya juga gak pake izin langsung masuk rumah ambil air, ck ck ck.

"Iya, main aja, lah Dirga mana? Kagak ikut?"

"Nggak bang, kita berdua aja nih yang mau beli makan." Ucap Leo

"Berdua? Lo aja kali dih gue mah sama neng Dira ku sayang."

"Gue tinggal lo ya Can, gak bakal gue traktir lagi dah, bye." Leo berlalu meninggalkan Ecan dari warung ketoprak san Ecan langsung lari mengejar Leo, karena ia tidak bawa uang dan harus bersama sultan untuk jajan.

"Ada-ada aja deh, tapi lucu." Gumam Dira sambil tersenyum geli.

Jovan tersenyum tenang melihat adik cantiknya kembali tersenyum tanpa beban, ia harus berterima kasih pada Ecan dan Leo.

°•○●○•°


Hai hai hai
Udah tahun 2022 aja hehe, maaf ya telat up dan ngucapin.

Menurut kalian, gimana sih penulisan yang gue pake? Susah dimengerti atau gimana?

Pwiss ya guys komennya😗

Mood banget ih baca komen kalian haha, pada gemes jadi pengen cubit, avv♡

Mereka dan Aku ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang