10

34.9K 310 1
                                    

Sekarang posisinya Dira masih tidur terlentang dengan tangannya yang masih memegang perut sedangkan Jovan tidur menghadap Dira sambil mengelus surai Dira lembut.

"Bang perut aku masih sakit" keluh Dira

"Sini abang sulap biar gak sakit lagi"

Tangan Dira yang sedari tadi berada diperutnya sendiri sudah tergantikan oleh tangan Jovan, dengan halus Jovan mengusap perut Dira, yang tadinya hanya dari luar pakaian, sekarang sudah berada dalam pakaian.

Dira merasa tangan abangnya itu hangat dan sangat nyaman.

"Abang hebat deh, perut aku udah agak mendingan sekarang" ujar Dira senang.

Jovan menanggapi itu dengan senyuman khasnya, dan dia melanjutkan usapan pada perut adiknya, tapi semakin lama tangannya mulai naik keatas membuat kaos yang Dira kenakan sedikit terangkat.






Hehe







Akhirnya tangan Jovan tepat berada diatas payudara Dira sebelah kanan, sedari tadi sebetulnya dia sudah gemas karena Dira tidak menggunakan bra hingga nipplenya tercetak jelas, tangan jovan pun sudah tak bisa diam terus saja meremas pelan payudara Dira.

"Sshhh mmhh"

"Abanghh aahhh"

"Kalo gini perutnya masih sakit sedikit atau udah hilang hm?" Tanya Jovan sambil memainkan nipple Dira.

Dira hanya menggelengkan kepala dan menggigit bibir bawahnya.

Jovan sudah menaikkan kaos Dira dan tampaklah gunung kembar itu, dengan nafsu yang sudah memuncak, Jovan langsung menyusu layaknya bayi kehausan, menjilat putingnya dan membuat kissmark di sekitaran payudara Dira.

"Jangan gigith aahh abanghh"

"Mmhh gemes bangat sama puting kamu ini Ra, abang udah gak tahan."

Kaos Dira sudah lolos dari tubuhnya, begitu pula Jovan yang ikut melepaskan kaosnya.

Jovan mengangkat tubuh Dira keatasnya, menggenggam tangan kiri Dira dan lanjut menjilati payudara milik adik cantiknya.

"Oohh a-aah gellih" desah Dira

Dira yang diperlakukan seperti itu, menjadikan badannya tidak bisa diam, hingga bagian bawahnya bergesekan dengan milik abangnya yang sama-sama masih terbalut celana.

"Ssshh raa" ujar Jovan karena juniornya mulai terangsang.

Sudah tidak tahan, Jovan bangun dari tempat tidur dan langsung melepas semua celanannya, dan langsung terlihat miliknya yang sudah tegang.

"Kulum Ra" posisi Jovan sudah berdiri tepat disamping kasur Dira.

Dira yang masih ngebug- (emangnya jung jepri hehe).

Dira diam sebentar sambil memperhatikan penis abangnya, kemudian dia merangkak dan memposisikan dirinya didepan milik abangnya itu.

Dengan tangan yang sudah memegang senjata pusaka milik Jovan, Dira sedikit menungging dan mulai menjilat - jilat kepala penis dan lubangnya lalu mulai memasukkannya kedalam mulut dan mulai mengulum naik turun hingga penis itu dapat masuk sepenuhnya.

"Hoek" Dira ingin mutah, tapi kepalanya ditahan Oleh Jovan agar penisnya masuk lebih dalam .

"Aah shit mulut kamu enak bangethh" desah Jovan.

"Mmmhh" sedangkan desahan Dira tertahan.

"Aaahh yaah terus Raa, bentar lagi keluar"

"Oohhh yes babe" Jovan memegangi rambut Dira untuk menahan kepalanya dan menggerakan pinggulnya dengan cepat.

"Yaa-ahhh good job babe aah" lenguhan panjang itu keluar bersamaan dengan cairan yang menyemprot didalam mulut Dira.

Dira mengatur nafasnya, kemudian Jovan mengecup bibirnya sekilas dan tersenyum.

"Thanks  sayang" ucap Jovan.

"Abang suka? Abang suka kalo aku ngulum punya abang?" Tanyanya polos pada Jovan.

"Iya Ra abang suka plus seneng, mulut kamu enak, bikin nagih." Jawab Jovan benar-benar jujur.

"Hehe aku juga suka kalo abang seneng karena aku" tiba-tiba Dira mendekat dan mencium bibir Jovan, bahkan melumatnya lembut dan Jovanpun dengan senang hati membalasnya, itu adalah pertama kali Dira berani memulai ciuman.


Ya pada akhirnya tetep melakukan kegiatan yang iya-iya🌚

Mereka dan Aku ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang