ו 20 •×

315 50 5
                                    

“Apa Om-mu tidak ikut bersamamu, [Name]-chan?”

“Ah, Om Hanma bilang dia sedang ada urusan jadi, Om tidak bisa ikut kemari.”

Kakek dan neneknya pun kini  tersenyum lembut padanya, begitupun untuk [Name] sendiri yang kini tengah duduk di sofa tepat disamping sang nenek.

Untuk kesekian kalinya Nyonya Hanma terlihat sangat bahagia ketika melihat sang cucu saat ini, ia merasa jika waktu terlalu kejam karena telah memisahkan mereka dalam waktu selama ini.

“Kamu benar-benar mirip seperti ibumu ya, [Name]-chan. Rasanya nenek seperti melihat ibumu terlahir kembali..” Ujar Nyonya Hanma sambil membelai surai dwi warna [Name] dengan lembut.

Sedangkan kini [Name] yang mendengarnya hanya memasang senyum palsu sambil mengangguk-anggukan kepalanya pelan, ia juga kini sempat melirik sang kakek yang kini tengah menatapnya dengan tatapan sangat bahagia. Ia sampai-sampai ingin menangis ketika melihat wajah keduanya yang kini terlihat jelas sudah merindukannya selama ini, sama seperti saat ia pertama kali bertemu dengan Hanma.

“Untuk pertama kalinya saat perebutan hak asuh kakek melihat wajahmu, [Name].. Karena, saat kamu lahir pun kakek tidak sempat pulang untuk menjengukmu. Memang cukup kecewa karena tidak bisa melihatmu secara langsung waktu itu tapi, melihatmu sehat dan tumbuh menjadi gadis yang cantik sekarang membuat kakek sangat bahagia.”

Kini [Name] diam, ia terlihat langsung menunduk dan meremas ujung jaket yang ia kenakan dengan erat sekarang. Pasalnya ia sangat kesal dan juga merasa sedih akan semua ini.

[Name] pun berusaha untuk tegar, “[Name] juga sangat senang dan bahagia saat bisa melihat kakek dan juga nenek sehat sampai sekarang, dan [Name] pun bersyukur akhirnya bisa dipertemukan dengan kalian walaupun dengan jarak waktu yang cukup lama.”

Tuan dan Nyonya Hanma pun tersenyum dan mengangguk, dan kini Nyonya Hanma pun terlihat langsung memeluk [Name] dengan penuh kasih sayang serta sesekali beliau juga memberikan kecupan hangat pda dahi [Name].

Jika boleh jujur dengan perasaannya sekarang, [Name] ingin sekali menangisi masa-masa ini. Ia benar-benar merasa bahagia dan terharu karena baru pertama kali ini ia dapat merasakan kasih sayang seorang kakek dan nenek setelah sekian lama.

Tapi untuk saat ini ia harus bisa mengontrol emosinya, karena hari ini ia juga sudah banyak menangis dan ia sendiri pun sudah merasa lelah akan semua itu.

“Oh ya, untuk pertama kalinya kamu datang kemari, nenek akan menunjukkan sesuatu padamu.. Tunggu sebentar, ya.” Ujar Nyonya Hanma sambil berlarian kecil meninggalkan [Name] untuk mengambilkan sesuatu.

Sembari menunggu sang nenek kembali, kini [Name] sibuk memperhatikan sang kakek yang kini tengah duduk tak jauh darinya, beliau juga kini terlihat seperti memikirkan sesuatu.

Kini [Name] juga berpikir jika Hanma banyak menuruni gen dari ayahnya, mulai dari porsi tubuh dan juga bentuk wajah. Sedangkan dari sang ibu, beliau hanya menuruni bentuk dan warna mata indahnya saja.

[Name] pun tersenyum lembut, menurutnya Hanma adalah perpaduan yang sempurna antara kakek dan neneknya itu. Tapi, yang jadi pertanyaannya sekarang adalah, siapa yang menuruni sifat dan sikap berandalannya itu sekarang?. Sungguh sangat mengganggu nikmat Tuhan yang tidak mungkin untuk ia dustakan.

Dan kini, tak lama menunggu sang nenek, akhirnya Nyonya Hanma pun kembali sambil membawa sebuah photo album yang terlihat cukup tebal.

Hora, [Name]-chan.. Nenek akan memperlihatkan padamu foto-foto saat ibu dan om-mu masih kecil dulu.” Ucap Nyonya Hanma sembari duduk tepat disamping [Name]. Beliau juga kini terlihat membuka photo album itu tepat dihalaman pertama yang dimana disana menunjukkan foto Mika yang kira-kira sudah berumur 2 tahun itu tengah digendong oleh sang ayah, yang dimana beliau adalah Tuan Hanma sendiri.

OM HANMA  -  HANMA SHUJI x READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang