.
.Hening..
Kini pistol yang Tama targetkan untuk menembak kepala Hanma pun mengeluarkan asap, akan tetapi yang ia lihat di depannya bukanlah Hanma sekarang, melainkan istrinya yang kini telah melindungi tawanannya.
[Name] tergeletak tak berdaya di atas tanah.
Tama pun hanya bisa menatap wajah lemah [Name] itu dengan tatapan datar sekarang, ia terlihat tak peduli dengan wanita yang selama 12 tahun ini menjadi istri sekaligus budaknya. Ia kini hanya bisa berdecih dan melempar pistolnya sembarang.
Tama, “Kan.. Apa ku bilang, dia benar-benar wanita yang payah dan bodoh! Dia bahkan rela mengorbankan nyawa berharganya hanya demi orang sepertimu, Hanma..”
Hanma yang mendengar ocehan Tama pun tak peduli, ia juga kini tanpa sadar langsung mengangkat dan membanting kedua tubuh anak buah Tama yang menahannya sebelumnya sampai pingsan. Ia juga kini langsung menghampiri [Name] dan memangku tubuh wanitanya itu agar tidak tergeletak dan kehabisan darah.
Hanma berusaha untuk mengajaknya berbicara agar tetap dalam kondisi sadar, [Name] pun tersenyum lembut ketika melihat wajah Hanma yang tengah mengkhawatirkannya. Kini Keiji pun berlari menghampiri sang ibu sambil menangis.
Hanma, “Kumohon tetaplah sadar! Aku akan membawamu ke rumah sakit secepatnya!”
Keiji, “Mama! Jangan tinggalkan Kei dan juga Nii-chan hikss.. Dame.. Dame.. Dameyo!! Hikss!”
[Name] yang melihat keduanya khawatir padanya pun hanya bisa tersenyum, walau air mata yang sudah mengalir deras serta darah yang semakin terkuras ia hanya bisa memandangi mereka dalam diam. Termasuk Tama, ia juga kini melihat pria itu tengah menatap tak minat padanya.
Hanma kini tidak ingin berurusan dengan Tama lagi, ia lebih memilih untuk segera membawa [Name] menuju ke rumah sakit. Tapi kini ia sangat tak menyangka sekarang, karena disaat seperti ini [Name] malah menolak untuk ia gendong. Hanma kini benar-benar tak bisa menahan air matanya lagi.
“Biarkan aku bertemu dengan Shuji-kun terlebih dahulu, karena sebelumnya aku sudah berjanji untuk menunggunya disini~” Ujar [Name] dengan nada bicara yang sangat pelan, lemah dan lembut. Ia juga kini terlihat mengelus lembut perutnya yang terdapat malaikat kecilnya disana. Kini Hanma pun langsung menjangkau jas formal miliknya yang sebelumnya ia lepas tak jauh dari sana dan langsung menggunakannya untuk menutupi luka tembak [Name], tak dapat dipungkiri, tembakan Tama sebelumnya mengenai organ vital wanita itu. Jantung.
Hanma, “Tidak ada waktu untuk itu, [Name]! Kau harus mendapatkan perawatan secepatnya!”
[Name] menggeleng pelan, ia tak mau mengingkari janjinya dengan anak sulungnya itu. Karena menurutnya, selama ini hanya Shuji-lah yang dapat menggantikan posisi Hanma selama mereka berpisah. Anak itulah yang menguatkannya selama ini dan anak itulah yang membuatnya semangat untuk hidup hingga saat ini.
Ia tak mau jika suatu saat nanti ia tidak bisa melihat wajah si sulung untuk yang terakhir kalinya. Kini [Name] pun mengusap lembut wajah Keiji, anak itu tak henti-hentinya menangis.
Keiji, “Mama jangan... Hikss~ jangan pergi~”
[Name], “Mama tidak akan pergi~ Mama akan selalu ada untuk Kei-chan dan juga Nii-chan.. Mama hanya perlu beristirahat saat ini, karena mungkin ini sudah waktunya~”
Hanma, “Jangan berbicara seperti itu jika kau sudah benar-benar tak bisa menahannya, [Name]! Pikirkan anak dalam kandunganmu!”
Tama, “Adegan yang membosankan, lebih baik aku pergi~”
KAMU SEDANG MEMBACA
OM HANMA - HANMA SHUJI x READERS
Fanfiction『ーOm Hanmaー』 HIATUS! 🚬🚬🚬 "Shu-Chan, sebentar lagi kamu akan memiliki seorang keponakan!, Dan Kaa-San minta jika kau akan selalu berperilaku baik padanya!." "Hah!? punya ponakan itu sangat merepotkan, Kaa-San! Aku tidak mau!." 🚬🚬🚬 ✧ SLOW UPD...