ו 24 •×

241 33 0
                                    

Future
Upacara Pemakaman

Pagi harinya bertepatan dengan hari pemakaman, saat ini banyak sekali yang mendatangi tempat pemberian penghormatan terakhir untuk mendiang [Name].

Dan kini, tepat pada altar persembahan dengan figura foto seorang wanita yang dikelilingi banyak rangkaian bunga mawar sekarang Hanma berada.

Ia juga kini diam sambil terus memperhatikan sosok jenazah berbalut gaun pengantin putih yang berada di dalam sebuah peti mati kaca dengan tatapan kosong. Ia juga kini sempat mengingat-ingat kenangan masa lalunya bersama sang mendiang baik suka maupun duka. Hanma pun kini berdoa untuk sang jenazah.

Sedangkan kini di posisi Shuji dan Keiji, keduanya yang melihat raut wajah Hanma yang terlihat sangat amat sedih pun tak sanggup untuk memperhatikan pria itu lebih lama. Bahkan kini Shuji pun langsung pergi melarikan diri dari area altar dan keluar sekedar untuk menenangkan diri.

Shuji pun menatap langit biru dengan tatapan sendu, “Mama.. Engkau memang sosok yang sangat baik hati~” Ucapnya yang kini langsung mengalihkan atensinya pada orang-orang yang berbondong-bondong memasuki tempat persembahan sang ibu.

“Bahkan orang-orang yang tidak aku ketahui atau pun aku kenal pun rela untuk memberikan penghormatan terakhir untukmu~” Ujar Shuji.

Kini ia pun terlihat mendudukan dirinya disebuah kursi, Shuji juga kini terlihat termenung sambil menautkan kedua belah telapak tangannya diantara jari-jari. Entahlah, tiba-tiba saja hidupnya merasa benar-benar hampa tanpa hadirnya sosok ibu di sisinya.

Puk!

Seseorang pun kini menepuk bahunya pelan, Shuji yang kini merasakan bahunya disentuh pun langsung menoleh ke belakangnya sekarang. Kini ia dapat melihat seorang pria bermata biru kelabu tengah tersenyum lembut, Shuji mengingat pria ini.

“Paman Hanagaki?” Ucap Shuji bertanya dan si pria pun mengangguk dan meminta izin untuk ikut duduk disampingnya, Shuji mengizinkan.

Kali ini pria yang diketahui sebagai Takemichi itu pun menatap Shuji dengan tatapan iba, karena ia tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang dicintai.

“Ini cukup aneh, padahal baru semalam aku bertemu dengan kalian tapi hal sekejam ini terus saja terjadi. Aku.. Benar-benar tak bisa diandalkan, ya...” Ujar Takemichi sambil tersenyum paksa menatap kedua tangannya yang gemetar. Kini Shuji yang tak mengerti pun langsung menatap Takemichi dengan tatapan bertanya-tanya.

Takemichi tersenyum ke arah Shuji, “Semalam, aku juga sempat kehilangan orang yang aku cintai~ Dia juga pergi meninggalkanku untuk selamanya.”

Shuji tertegun, ia kini jadi merasa bersalah pada Takemichi karena pria itu tetap rela datang ke upacara pemakaman ibunya walaupun dia sendiri tengah berduka sekarang. Shuji meremat ujung jas formal hitam yang ia pakai dengan erat.

Takemichi, “Untuk semalam saat berhadapan denganku, kau benar-benar anak yang tangguh. Kau rela mempertaruhkan nyawa dan kemampuanmu demi melindungi orang yang kau cintai, dan itu adalah ibumu. Karena dilihat dari potensimu, kelak kau pasti akan jadi sosok yang sangat hebat.”

Shuji pun kini terisak, “T-tapi.. Aku.. Hikss.. Aku tidak datang tepat waktu saat itu.. Aku.. Hikss.. Aku terlambat untuk menyelamatkan.. Mama~”

Takemichi pun tersenyum dan mengusap kepala bocah 11 tahun itu dengan lembut, ia juga kini terlihat merenung dan memikirkan sesuatu untuk ia tanyakan pada Shuji.

“Oh ya, semalam.. Saat Paman berada di toilet umum, Paman sempat kembali bertemu dengan adikmu. Dia anak yang ramah, sama seperti mendiang ibu kalian..” Ujar Takemichi. Kini Shuji terlihat menghapus air matanya.

OM HANMA  -  HANMA SHUJI x READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang