34. HILANG

29 2 0
                                    

Hai
Kembali lagi nih!

Apa kabar?
Saya sibuk menghalu dan kalian sibuk ngapain?

Fighting ya🥰💜❤

Happy Reading!

"Diam saja dan ikuti alurnya"
__Vano

Pukul 17.30 wib Meira sudah sampai di Rumah dengan selamat. Sikap Vano yang mengerikan membuatnya engan untuk ke Markas lagi.

Masuk tanpa mengetuk pintu. Berjalan gontai dengan tatapan sayu, Rumah yang besar namun penghuninya hanya Meira dan pembantunya.

Sedangkan, orangtua Meira sibuk dengan pekerjaannya. Tidak apa-apa, Meira sangat paham.

"Non, kok lesu?"

Meira hanya tersenyum sekilas, kemudian berjalan mendekati Kamarnya.

"Non, jangan lupa makan,ya!" Teriak dari balik pintu.

Meira tidak menjawab, hanya menganggukan meskipun tidak ada yang melihatnya.

"Not bad, hari ini capek banget! Oke sekarang mandi dan belajar."

Begitu lah Meira, anak yang sangat rajin belajar. Memang pantas la dijuluki anak berprestasi.

________

Ting!

Sebuah benda pipih bergetar disaku celana cowok yang berpakaian berantakan itu.

"Siapa sih?" Gumamnya kesal.

0813657xxxx71

Ini, gue Rara.
Kali ini mereka ada di belakang rumah kosong. Besok lo harus siap, kita harus susun rencana.

Vano menghela napas dalam. "apa pun yang terjadi nanti, ini semua menjadi resiko besar. Jadi gue juga harus jagain Meira" Gumam Vano lirih.

Bergegas menyalakan motor, lalu pergi meninggalkan jalanan yang sepi. Tanpa Vano ketahui sosok besar berdiri dibalik Rumah seraya tersenyum kecut.

"Dasar bocah tolol! Hahaha"

__________

KRING!

"Apa?"

"Lo dimana?"

"Rumah"

Terdengar helaan nafas disana.

"Ada apa?"

"Lo habis anterin Meira?"

Perasaan Vano sudah tidak nyaman, kenapa dia menanyakan itu?

"Kenapa?"

Mendegus kasar.

"Bodoh! Mereka buntutin lo! Masa lo ga sadar si?"

Vano menegang seketika.

"Jangan macam-macam sama Meira!" Ucapnya sedikit berteriak.

Menghela napas kasar.

"Awasin bini lo, gue rasa mereka mencari dititik lemah dari lo!"

Tiit!

Vano memutuskan telepon sepihak. Menatap langit sudah mulai malam, perasaan juga tidak nyaman.

"Semoga baik-baik aja"

Dengan perasaan gusar, Vano menerobos hujan yang tiba-tiba datang. Malam ini, dirinya harus tetap waspada.

Selain melibatkan dirinya, sekarang Meira juga terlibat. Sungguh, hal yang tidak ia pikirkan.

"Bodo banget sih lo, Van!" Gumamnya dalam hati.

Lampu merah menyala. Hujan semakin deras bersamaan bulan semakin muncul, itu artinya malam telah tiba.

"Lama banget si!" Gerutu Vano didalam helm hitamnya.

Membuka kaca helm, melirik penuh arti. Ternyata ia kehilangan jejak. Ya, Vano sedang membicarakan pria bertubuh tinggi seraya memakai topi bertuliskan "Area".

Pria itu sedari tadi membututi Vano dan sekarang Vano kecologan. Pria itu pergi diarah yang berlawanan seraya tersenyum smirk.

"Sialan!"

______

Kring kring

Gadis yang mengenakan piyama berwarna hijau itu, bergerak cepat mengambil benda pipih di atas mejanya.

"Vano?"

"Halo? Ada apa kak?"

"............"

Seseorang yang menjawab bukanlah Vano, melainkan suara wanita yang terdengar.

Meira tersenyum kecut, kemudian kakinya lemas rasanya ingin pingsan. Seraya berteriak menahan tangis, ia turun untuk menemui sang pembantu.

"Bik, tolong jaga Rumah!"

Meira pergi meninggalkan Rumah, dengan keadaan yang sulit diartikan. Air mata yang sedari tadi ia tahan kini sudah keluar tanpa permisi.

"Pak, bisa cepet gak sih?!"

Sang supir yang tadinya sangat santai, terkejut dengan nada bicara Meira.

"Ba-aik non!"

Meira sudah tersedu-sedu. Otaknya sudah tidak bisa perpikir jernih, terbayang-bayang ucapan sang penelpon tadi.

"Lo kenapa si, Van?"

Yeeyy!!
Finalis update!
Semoga sukaa yaa!!

Next ga nih??

Sorry lama!
Love you all!!!

Meira Azzahra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang