Assalmualaikum semuanya 🤗
..
.
.
Semoga sehat selalu,ya.
.
.
Happy Reading."Jangan terlalu berlebihan dalam bersikap karena kebahagian juga punya etika."
-Rangga
Hari minggu adalah hari yang ditunggu-tunggu para anak Sekolahan, untuk melakukan fresh otak.Dan kali ini Meira berserta sahabatnya akan berkunjung ke cafe langanan mereka. Setelah kejadian, Meira sudah resmi tidak berhubungan dengan geng Lion's. Membuatnya merasa bahagia.
Menghirup udara segar.
"Duh, seger!"
Dulu, bernafas saja membuatnya tidak nafsu namun sekarang rasanya amat segar. Entahlah perasaan apa ini?
"Cie, yang seneng ga jadi babu Vano lagi!" Goda Anggela seraya mencolek dagu Meira.
Mendengus kasar. "Oh, jelas!"
Meira sudah menceritakan semua kejadian kemarin. Hatinya sedikit lega, ingin menanggis menatap mereka semua.
Saat ini hanya mereka yang dapat membuat Meira tertawa bahkan kesal sekaligus. Jujur, mendapatkan teman itu tidak mudah, bukan?
Clara yang sibuk meminum jus menoleh sekilas, kemudian ia tersenyum menatap para sahabatnya.
"Maafin, gue. Kalo banyak salah!"
Ketiganya menatap Clara heran. "Kenapa, lo?"
Menatap sendu. "Gue bahagia bareng kalian, padahal gue orangnya ga jelas"
Tak! Risa menjitak kening Clara keras.
"Lo, sadar?"
Clara yang tadi sudah terharu kini menjadi kesal. Sungguh, sahabatnya ini sangat berharga.
"Bodo!"
Meira tertawa pelan. "Gue tahu. Kita juga sayang sama lo, jadi kalo ada masalah cerita aja!"
Clara tersenyum senang, kemudian memeluk Meira. Sedangkan Anggela dan Risa hanya menatap tajam Keduanya.
"Dasar nyebelin!"
Meira tertawa. "Sini peluk, juga."
Akhirnya mereka berpelukan seperti teletubbies. Mengabaikan banyak pasang mata yang melihat aneh ke arah mereka.
Risa berdehem keras, kemudian ia tersenyum menatap Meira.
"Guys, abang gue Rangga, mau deketin Meira" teriak Risa keras.
Anggela dan Clara melebarkan matanya secara bersamaan. Terkejut, bukan tentang Rangga yang menyukai Meira. Namun bagaimana bisa Rangga si kulkas berjalan itu, menceritakan kepada Risa, sang adik.
Sungguh tidak terduga, bukan?
Memutar matanya malas. "Dia, minta nomor Meira semalam"
Mendengus pelan, kemudian menatap sendu Risa. "Gue, kapan punya gebetan?" Tanya Clara lirih.
Anggela Menahan tawa. "Sabar, besok abang Raga menjemput mu"
Menatap tajam Anggela. "Ih, ogah!"
Ketiganya tertawa bersamaan. Bersama sahabat akan menjadi bahagia, meskipun luka dihati harus ditutup rapat agar terlihat baik-baik saja.
---
Suasana lapangan basket sangat ramai. Hari minggu, Rangga berserta anggota basket sedang berlatih.
Sudah biasa bagi mereka hari libur untuk mengolah hobi, agar lebih lincah dari sebelumnya.
Pruiiitt!
"Istirahat!"
Bagas melirik ke arah Rangga, sang kapten basket. Hari ini Rangga terlihat lebih antusias dari pada sebelumnya.
"Ada kemajuan, nih?" Selidik Bagas sembari mengoda Rangga.
Tersenyum tipis, begitu saja jawaban dari Rangga. Entahlah, masih menjadi tanda tanya kenapa ia sedingin itu.
Dicky yang mendengar godaan Bagas ikut angkat suara.
"Bukannya tu bocah jadi babu Vano?" Tanya Dicky seraya berjalan menghampiri keduanya.
"Selesai."
Bagas dan Dicky hanya saling menatap, kemudian disusul dengan angukan kepala.
Beginilah berteman dengan patung yang bernyawa. Seperti bayi yang perlu mempelajari banyak kosa kata, lagi.
"Gue denger, Toga suka sama dia"
Rangga melirik tajam Alfa, kemudian ia beranjak mendekati Alfa seraya membisikan sesuatu.
"Gue bisa rebut"
Mereka berteriak secara bersamaan. Ternyata seorang Rangga memiliki sisi lain. Sungguh mengejutkan.
Ucapan Rangga barusan, tidak seperti berbisik namun penuh semangat.
"Ahsek! Ini baru Rangga si kapten basket!" Ucap Alfa.
Rangga tersenyum menatap para sahabatnya.
"Selagi belum ada ikatan, terus berjalan mendekati meski banyak halangan. Karena semestinya kebahagian perlu dicapai dengan usaha yang gigih." Batin Rangga.
Yeay!
Alhamdulillah 🤣
Terima kasih banyak, sudah membaca ❤️Big love ❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/231443685-288-k578540.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Meira Azzahra (On Going)
Novela JuvenilSeorang gadis yang cerdas kebanggan para guru dan kedua Orang Tua nya . karena selalu menduduki peringkat pertama paralel disekolahnya. Karena kecerdasannya banyak pula para siswa dan siswi iri terhadap nya tak segan-segan gadis tersebut menjadi ba...