16 . Rasa

92 16 34
                                        

"semuanya masih mesteri !"
Bagian dua .
"Cinta tumbuh tanpa adanya alasan?"
                __Meira Azzahra


pulang Sekolah Meira terus memikirkan kenapa debaran jantungnya selalu berdetak lebih cepat saat melihat Toga , anggota Lion's .

Duk!

Kakinya tersandung , untung  ada yang menahan tubuhnya kalau tidak  dirinya sudah mencium lantai. Meira mendongkak lalu mengucapkan terima kasih ,dan bergegas pergi .

"Kenapa tuh anak?"

Meira mempercepat langkah kakinya, debaran itu datang lagi semakin cepat . "Yaallah apaan sih jantung!" Gerutunya

Vano melihat Meira dari kejauhan .
"Nah itu dia si babu! Banyak tugas lagi gue!"

Meira sudah mendekati dirinya , tapi anehnya gadis itu tidak menoleh sedikit pun .


"Heh babuuu!!!! Berhenti!"

Meira tidak mendengarkan teriakan Vano. Lebih tepatnya dirinya sedang memikirkan kenapa debaran jantungnya selalu berdetak lebih cepat saat melihat Toga .

Vano berlari menyusul , ditariknya rambut yang selalu dikepang itu .

"Aw!! Sa..kit kaa...ak!"

Vano melepaskan tangannya lalu mendekati Meira ,hingga gadis polos itu menempel dinding .

"Lo! Kerjain tugas gue! Terus jangan lupa apartment gue juga! Ngerti?!" Titahnya

Setelah itu Vano kembali ke Kelas dengan santai , sedangkan Meira sudah ingin menanggis saat ini juga .

"Dasar singaaaa bolong !!!!" Teriaknya kesal


Sebelumnya, dirinya sudah memastikann Vano si ketua Lion's itu sudah benar-benar jauh dari sisi nya .

Berjalan gontai kearah toilet, kini gadis polos itu menempel kepalanya pada pintu toilet. Entahlah apa maksudnya itu ?

Reina tersenyum devil melihat tingkah bodoh Meira . "Dasar gadis tolol!" Gumamnya

"Heh cupuuu! Ngapain lo?! "

Meira menegang seketika . "Cabe kering lagi..!! Tadi singa sekarang cabe besok apa lagi?! Kunyitt?!!" Gerutunya dalam hati

Reina memutar matanya malas melihat Meira melamun . "Mingir!! Gue mau lewat!"

"Silahkan kak!"

"Tumben gak bully gue? Hidayah dari mana?"

______________________________________

Ketiga Sahabatnya kali ini sendang serius belajar , tidak terasa minggu depan sudah ulangan . Sebab itu mereka mengejar juara kelas .

"Mei ! "

"Hmmm"

"Ternyata jadi babu Vano bisa ketularan bisu ya?"

Meira melotot mendengar ucapan Clara, disusul gelak tertawa dari sahabatnya .

"Apaan sih?! Gue lagi pusing! Ohh astagaaa!!" Teriak Meira frustasi

Ketiganya saling pandang dan tersenyum secara bersamaan .

"Gimanaaa kalo kitaa...besok jalan?"

Meira tersenyum secara langsung .

"Setidaknya ada mereka yang selalu menghibur gue! Perkara gue cinta Sama Toga atau tidak gue ga tau?! Sebab cinta datang tanpa ada alasan kan?" Batinnya sembari tersenyum menatap para sahabat nya.

Kring!!! Kring!!!

Bel pulang Sekolah sudah berbunyi, lagi dan lagi dirinya harus menjadi babu si ketua Lion's itu .

"Semangat akuuu!!!"

Vano menatap Meira dingin . " Besok tugas gue harus selesai! "

"Siap .. kaa..ak"

"Hai Mei..! Pulang bareng gue yuk?"

Belum sempat dirinya menjawab tangannya sudah ditarik oleh Toga .
"Makin cinta nih gue!"

Vano hanya mengangkat bahunya acuh . "Ayok Kita ke markas! Ada yang mau gue bicarain!"

Semuanya mengikuti Vano dari belakang .

"Eh lo pada tau gak lagu Jatah mantan?"

"Dasar anak tiktok!"

" Kok mas bilang gitu sih? Bukannya Kita udah janjian mau joget bareng?" Ucap Arnold dengan nada yang di buat-buat

"Gila!"

"Sinting!"

"Stres!"

"Yaudah iya Kita putus mas!" Teriak Arnold didepan muka Dero .

Dero yang muak akan tingkah konyol sahabat nya itu melayangkan ranselnya tepat mengenai wajah tampan Arnold yang disusul gelak tawa seluruh Anggotanya ,kecuali Vano yang hanya tersenyum kecil.

"Dasar anak jaman sekarang!"

______________________________________

Meira sudah sampai Rumah dengan selamat . Toga terkekeh pelan saat melihat wajah Meira yang terlihat malu-malu .

"Mmm Aku masuk duluan ya kak!"

Meira melotot . Ia salah berbicara kini wajahnya kembali bersemu .

"Cieee Aku Kamu nih?" Ejek Toga

Menelan ludah susah payah sambil menampilkan deretan giginya .

"Maaf kak salah" jelas Meira

Toga mengacak-acak rambut Meira pelan lalu tersenyum hangat .

"Yaudah gih masuk istirahat yang banyak ya!"

Meira mengangguk pelan debaran jantungnya sudah tidak karuan saat ini .







.
.
.
.
.
.
Wah alhamdulillah sudah up lagi wkwk
Semangat!

Meira Azzahra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang