14. Oh!

128 23 74
                                    


"Ada kala nya kita perlu membalas kejahatan seseorang"
__Clara


Reina tersenyum sinis melihat Meira dan sahabatnya . Hari ini dirinya akan membuat perhitungan untuk si cupu itu .

"Heh ..cupu the geng!"

Mendengus , Risa memutar matanya malas . Sudah muak rasanya melihat kelakuan kakak kelas yang sok artis ini .

"Mau apa lo cabe?" Tanya Clara sinis

" Hilih bicit!" Jawab Ana dengan nada tinggi

Sedangkan , Reina hanya menghela napas kasar . " Lo tau kesalahan lo?" Tanya Reina seyara menatap tajam Meira  .

Menghela napas dalam sembari tersenyum tipis, sebelum menjawab pertanyaan konyol dari kakak kelasnya ini .

"Maaf saya ga tahu kak?"

Memutar matanya malas , Reina benci senyum manis itu , mengelikan!  "Lo udah berani deketin Vano ! "

Menatap tajam sebelum melanjutkan ucapannya . "Lo harus tahu akibatnya !" Bentak Reina

Reina nampak sangat geram . " Gaes bawa si cupu itu!" Titah Reina

Risa dan Clara lebih cepat menepis tangan laknat si geng cabe kering itu seraya mengelang gelengkan kepalanya .

Kelakuan yang tidak jelas !

"Gilaa!!!"

Reina tak hanya diam, dirinya mendorong Clara hingga gadis bermata sipit itu tersungkur.

Meringis . Clara dibantu oleh kedua sahabatnya untuk berdiri.

Plakk!

Clara geram tangannya bergerak begitu saja. Orang yang menyaksikan kejadian itu tak habis pikir . Clara , gadis itu Sungguh sangat berani!

______

Kini mereka berempat sudah berada didalam kelas . Risa mengoceh menceritakan kejadian yang sangat keren beberapa jam lalu .

Terkekeh Anggelina hanya mengelengkan kepala seraya menatap Clara .

"Good girl Clara!" Ujar Meira sembari memberikan kedua jempol tangannya .

Clara hanya cengegesan . " Sesekali dibalas nenek lampir cap badak itu!" Ujarnya dengan wajah serius .

"Sungguh kau sangat kece badai" Goda Risa

"Kuy.. kantin laperrrr!!!"

Mereka sudah berada dikantin ditemani berbagai macam makanan dan minuman. Bersantai ria seraya bercerita hal yang sedikit menggelikan.

"Hahaha!!" Gema tawa mereka berempat secara bersamaan .

Vano berserta anggotanya kali ini berada dikantin . Suara mengema membuat para anggota Lion's serentak menoleh kearah meja Meira dan sahabatnya .

"Anjir ! manis amat mbaknya" ujar Arnold seraya menatap Meira takjub .

"Ehemm ..Punya gue!" Timpal Toga tak terima

"Kok pada rebutan cupu sih?" Tanya Dero heran.

"Lo diem aja util buaya!" Ucap Arnold dan Toga bersamaan

Dero tercengang . Mereka berdua memang sangat cocok . Dasar gila!
Vano mengelang-gelengkan kepalanya . Tingkah para sahabatnya makin hari makin  nyeleneh .

Vano berdiri lalu mengghampiri Meira .

"Hmmm" Berdehem sebentar namun tidak ada respon ,Mendengus . Dasar budek!

"Cupu!" Teriak Vano tepat diteliga gadis yang tengah tertawa itu.

Tersentak kanget Meira pun menoleh , mencari siapa perlakuannya . Vano?

"Ikut gue!" Pergi seraya mengandeng tangan Meira . meninggalkan kantin dan para sahabatnya .

"Wagelaseh ! Bos punya gue!"

"Ya elah digebet juga kan!"

Berbeda dengan sahabatnya Vano . Para penghuni kantin sudah berbicara yang tidak-tidak tentang Meira dan semakin membencinya.

"Dasar penggoda!"

"Cabe rawit pedes ya!"

"Yaelah upik Abu!"

"Gila ! Vano nya gue ituuuu!!"

______

Vano membawa Meira pergi menuju Taman belakang Sekolah .

Meira masih heran dengan ketua Lion's ini ,kenapa Vano membawanya kesini? .

"Duduk!"

Bukannya duduk Meira hanya diam mematung. Matanya tak lepas melihat gerak-gerik yang dilakukan Vano .

Menghela napas kasar "Lo pulang Sekolah ikut gue!"

Meira masih mencerna apa yang diucapkan Bos besar Lion's itu .

"Gue harap lo gak budek!" Ucap Vano lalu pergi meninggalkan Meira ,yang masih binggung ,kenapa ucapan Vano tidak seperti biasanya .

Ntahlah . Mungkin dirinya kerasukan jin baik . Bisa jadi kan?

Kring kring kring!!!!

Lamunannya buyar . Suara bel terdengar ,semua pertandingan sudah selesai . Akhirnya dirinya bisa bertemu dengan kekasih yang ia rindukan saat ini . Siapa lagi kalau bukan kasur kesayangannya .

"Yeayyyyy!!!"

Meliat Meira berteriak kegirangan, membuat Vano heran ."Ngapain lo masih disini? Ayo ikut gue!"

Meira merinding ia kira disini hanya seorang diri , rupanya Vano masih ada disini . Mengela napas dalam seraya menundukan kepalanya. Impiannya untuk rebahan sepulang Sekolah, sudah musnah .


"It's okay! Not bad " Batinnya







Hola 😂 Assalmualaikum 🖤

Sudah-sudah maaf kalo gajelas 😪

Seeyou 😜 still fighting All🔥

Meira Azzahra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang