Dandelions 10 ; Sick

1.9K 246 27
                                    

"Libur sekolah akan segera tiba, kau ingin berlibur kemana. Lisa-ya?"

Hari ini, para siswa di sekolah akhirnya dapat bernafas legah. Akhirnya ujian tengah semester sudah terlewatkan. Dan saat ini Lalice dan Yeri sedang duduk di kantin seraya membahas rencana liburan mereka.

"Entahlah aku belum memikirkannya, mungkin hanya diam di rumah. Atau paling tidak menghabiskan waktu bersama kakakku"

Dari dulu hanya itu yang Lalice lakukan saat libur sekolah tiba, seperti yang di ketahui Ayah maupun para kakaknya amat sibuk bekerja. Terlebih pada kakak ketiganya itu.

"Oh ayolah, kau harus memanfaatkan kesempatan ini. Bukankah kau sendiri yang bilang jika, Ayahmu telah berubah?" Tanya Yeri, pasalnya pagi tadi saat bertemu dengan bungsu Choi. Yeri mendapatkan kabar yang membuatnya cukup senang, apa lagi jika bukan perubahan sikap dari Ayah Lalice.

"Arra... Tapi bagaimana jika dia kembali berubah fikiran?" Jawab Lalice tak yakin.

"Maka dari itu kau harus memanfaatkannya, kapan lagi bukan"

Yang dikatakan Yeri benar, dan Lalice akan mencobanya. Tapi ia cukup ragu bagaimana jika nantinya sang Ayah tak mengizinkan dan kembali pada sikap awalnya?. Ah, Lisa sangat takut akan hal itu.

..........

Langkah kaki itu berlari cukup deras, melewati berbagai pekerja yang berlalu lalang di hadapanya. Hingga ia menuju pada anak tangga, nafasnya sudah sangat memburu. Tapi tidak mematahkan semangatnya untuk berlari lebih cepat lagi.

Itu adalah Choi Jennie, putri kedua dari Choi Seung-hyun dan Lee Hyori. Saat sedang melalukan pekerjaannya di rumah sakit, mendadak Jennie mendapat kabar jika adik ketiganya itu pingsan. Dan tentu itu membuat Jennie merasa panik, hingga kini gadis itu sudah sampai pada kamar sang adik.

"Bagaimana keadaannya?"

Wanita cantik yang tampak sedang memijit pelan kepala gadis yang tengah berbaring di atas ranjang itu, terlojak terkejut saat suara nyaring milik Jennie menyapa indra pendengarannya.

"Sedikit membaik, boleh kau periksa dulu adikmu. Nak?"

Jennie pun melangkahkan kakinya mendekat, sedikit mengeserkan posisi sang Ibu dan lalu mulai mengeluarkan Stetoskop. Baru saja Jennie hendak membuka satu kancing baju yang digunakan Chaeyoung, gadis itu terlebih dahulu menghentikan gerak tangannya.

"Yang sakit kepalaku, bukan jantungku"

Jennie menghela nafasnya samar, dengan bola mata yang ia putar malas. "Diam saja, aku ini dokter jadi aku tau apa yang harus ku lakukan"

Ia pun kembali melanjutkan aktivitasnya yang terhenti itu, Setelah selesai dengan apa yang ia lakukan Jennie mulai menatap wajah yang sedikit pucat di hadapannya itu.

"Jadi berikan obat vertigo ku"

"Ini bukan sakit kepala yang dihasilkan oleh vertigo"

Tak dapat di pungkiri jika Lee Hyori benar-benar terkejut, jika bukan sakit kepala dari vertigo lalu apa?. Setaunya putri ketiganya itu hanya mempunyai riwayat penyakit vertigo, dan saat mendengar ucapan dari Jennie pikiran negatif mulai mengelilingi kepalanya.

"Lalu apa? Apa berbahaya?" Tanya Lee Hyori penuh kekhawatiran.

"Entahlah, Jennie kurang yakin tapi yang jelas ini bukan vertigo. Besok jika belum membaik akan kita periksa lebih lanjut di rumah sakit"

Jennie mulai mengeluarkan beberapa butir obat dari tasnya, membantu sang Adik untuk duduk dan meminum beberapa butir obat yang ia berikan. Setelahnya Jennie membereskan kembali perlengkapan yang ia keluarkan.

Dandelions ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang