Dandelions 05 ; Choose

1.5K 220 15
                                    

Pagi ini rumah besar bak istana itu terlihat begitu sepi, bahkan sarapan pagi yang menjadi hal rutin keluarga besar Choi itu terlihat amat sepi tak berpenghuni. Disisi lanin, pria paruh dengan pakaian formalnya, tengah terduduk menatapi hamparan rumput hijau dengan secangkir kopi hangatnya.

Semenjak malam, setelah pertengkaran itu. Keempat putrinya sama sekali tak terlihat kembali kerumah. Bahkan sang Istri terlihat mengacuhkannya walaupun secara tak langsung. Saat sudah seperti ini, ia sangat menyesali perbuatannya. Tapi jika sudah berlalu, maka watak utamannya akan kembali.

Di tengah sibuknya ia termenung dengan pikirannya yang melayang entah kemana, seorang harus cantik nampak berjalan menghampirinya. Hingga kini langkah kaki itu terhenti tepat pada sisi kursi yang di duduki oleh lelaki empat anak itu.

"Appa" Panggilan singkat itu, mampu membuat pria paruh itu mendongak menatap wajah cantik milik putrinya itu.

Ia bangkit dari duduknya, untuk meraih tubuh putrinya itu. "Darimana saja, eoh? Dimana Lisa dan kedua Kakakmu?"

Pertanyaan itu terlontar dengan nada yang khawatir dan sedikit sendu. Pelukan di lepaskan, saat pria paruh itu sudah merasa sedikit legah pada hatinya yang tak karuan itu. "Mereka baik-baik saja"

Senyuman dapat dilihat jelas oleh darah Choi ini, pada wajah Ayahnya. "Ada yang ingin kubicarakan padamu" Lanjut Choi Chaeyoung yang mampu membuat senyuman milik Ayahnya itu perlahan luntur.

"Ada apa, Hm? Terjadi sesuatu pada perusahaan mu?" Putri ketiga Choi Seung-hyun itu hanya mengelenggkan kepalanya pelan. "Lalu?"

Chaeyoung nampak menelan salivanya, dan sedikit menarik nafasnya. "Aku ingin mengambil ahli anak perusahaan mu yang ingin kau berikan pada Lisa" Walaupun sedikit ragu tapi nada itu terdengar begitu lantang.

Dan Chaeyoung sangat yakin jika dengan seperti ini maka adik kesayangannya itu tidak akan pernah di kangkang lagi. Dan Chaeyoung percaya jika adiknya itu akan sangat senang, ia tidak peduli dengan resiko kedepannya saat ia menjalani dua sekaligus sebuah perusahaan. Yang terpenting untuknya saat ini adalah kebahagiaan adiknya tercintanya itu.

"Dan sebagai gantinya, kau harus mengizinkan apapun yang ia lakukan untuk kebahagiaannya" Lanjut Chaeyoung.

Choi Seung-hyun masih terdiam, mencerna matang ucapan putrinya itu. Apakah ia sangat kejam kepada putri-putri malangnya ini?. Tapi ketahuilah semua ini tidak akan terjadi jika saja keluarganya itu tidak terus membanding-bandingkan dirinya ini.

"Tapi itu sudah menjadi bagian Lisa, sampai kapanpun--"

"Appa, Jebal... Tolong biarkan adikku itu bahagia dengan jalannya. Kau ingin mengalahi reputasi keluargamu? Maka aku akan melakukannya untukmu, tolong percayakan padaku"

Kedua lengan kekar itu sudah di genggaman erat oleh Chaeyoung, Choi Seung-hyun tidak tau harus berpendapat seperti apa. "Baiklah jika itu maumu. Tapi Appa tidak akan segera membebaskan Lisa"

Mata coklat milik Chaeyoung membulat terkejut. "Tapi kenapa?" Tanya Chaeyoung lirih.

"Kita lihat hingga hasil reputasi bulanan keluar, apakah kau mampu atau tidak. Jika tidak maka--"

"Aku mampu, percayalah" Potong Chaeyoung.

Choi Seung-hyun hanya tersenyum singkat, jika saja ketiga putri lainnya memiliki sifat seperti Chaeyoung pasti saat ini ia tidak akan menjadi sosok ayah seperti seorang Iblis. Chaeyoung ikut tersenyum, saat pundaknya mendapatkan sebuah pukulan pelan dari Ayahnya itu.

"Bawa pulang ketiga saudarimu, kita akan makan malam bersama"

"Hm segera"

Choi Seung-hyun hendak melangkah meninggalkan taman belakang mansion itu, namun terhenti. Tubuh kekarnya itu berbalik menatap darah dagingnya itu. "Kau ikut atau--"

Dandelions ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang