Dandelions 26 ; Real Change

1.2K 197 18
                                    

Choi Seung-hyun bersama Istri dan kedua anaknya sudah sampai di kediaman orang tuanya, Dia hanya membawa putri sulung dan putri keduanya untuk datang menemui orang tuanya.

Dia tentu sengaja tidak membawa bungsu dan putri ketiganya, Yang memang sedang sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk kesembuhannya. Tidak ada satu kalimatpun yang di keluarkan oleh lelaki 46 tahun ini.

Wajahnya terlihat suram tanpa ada senyuman disana, Dan tentu itu mampu membuat kedua hati kecil gadis Choi ini menjadi sedikit takut. Mereka sudah masuk ke dalam bangunan megah ini.

Bahkan kehadiran mereka sudah di sambut oleh kedua orang tua Choi Seung-hyun dan juga Kakaknya dan keluarganya. "Apa kau tidak berniat untuk membantu Kakakmu? Dan kau tahu jika putri sulungmu sangat kurang ajar dengan Kakakmu?"

Tidak ada sambutan hangat disini, Baru saja sampai sosok sang Ayah sudah melontarkan kalimatnya dengan nada yang kurang bersahabat. Choi Seung-hyun masih diam, Dia dapat melihat wajah penuh kemenangan milik sang Kakak. Tentu saja ini belum berakhir, Choi Seung-hyun tentu tidak akan membuat hal ini lebih mudah untuk pria itu.

Ia melirik putri Sulungnya yang terlihat menundukkan kepalanya takut, Bahkan salah satu tangan gadis cantik itu sudah di genggaman hangat oleh salah satu putrinya yang lain. "Dia tidak kurang ajar, Seburuk-buruknya aku menjadi Ayah dari anak-anakku. Belum ada satu orangpun yang mengecap para putriku sebagai anak yang kurang ajar. Dan apa yang dilakukan Jisoo itu benar, Dia tentu tidak akan membantu orang yang bersalah"

Jisoo yang tadinya menundukkan kepalanya dengan rasa takut, Kini perlahan mendongak menatap tak percaya pada sosok Ayahnya. Jisoo benar-benar merasa terlindungi untuk saat ini.

"Aku tidak pernah mengajarkanmu untuk bersikap kurang ajar seperti ini, Choi Seung-hyun!"

Jisoo maupun Jennie, Kedua gadis itu terkejut dengan suara nyaring milik Kakek mereka. Choi Seung-hyun menghela nafasnya sejenak, Dan menatap tajam kedua bola mata yang sedang menatapnya. Mungkin ini pertama kalinya sosok Choi Seung-hyun yang penurut menjadi sosok yang pembangkang.

"Tentu, Kau bahkan tidak pernah mengajarkan apapun denganku. Bukankah aku ini hanya anak pungutmu? Dan aku berada di posisi ini itu karena diriku sendiri bukan kalian" Ujar Choi Seung-hyun dengan nada bicara yang masih tergolong bersahabat.

Setelah Choi Seung-hyun melontarkan kalimatnya, Keadaan menjadi hening seketika. Jisoo, Jennie dan Ibunya begitu terkejut saat sang Ayah mengungkapkan fakta jika dia bukanlah anak kandung dari pasangan suami istri yang selama ini mereka panggil Kakek dan Nenek itu.

Choi Joon-gi terlihat mulai berlutut tepat dihadapan Ayah mereka. Jisoo masih menyaksikan pertengkaran ini, Bahkan dia sama sekali tidak berniat untuk pergi dari ruangan ini bersama adiknya. "Apa kedatanganmu kesini hanya untuk beradu argumen, Nak? Kau tetap putra bungsu kami, Sampai kapanpun status itu tidak akan bisa tergantikan. Jadi, Appa mohon padamu untuk membantu khasus yang sedang menimpa Kakakmu ini"

Choi Seung-hyun mungkin bisa saja memaafkan semuanya dengan begitu saja, Tapi untuk saat ini lelaki 4 anak ini sudah sangat muak dengan semuanya. Namun saat ini Choi Seung-hyun sedang di timpa oleh masalah yang berat mengenai kesehatan putri Ketiganya. Dan itu sangat berdampak untuk pikiran dan juga suasana hatinya untuk saat ini.

"Tidak aku tidak akan melakukannya..."

"Seung-hyun-ah..."

Lirihan lembut itu berasal dai Ibunya yang kini mulai ikut berlutut dihadapannya. Kenapa? Kenapa keluarga ini sangat pandai berakting untuk membuat hatinya merasa iba?. "Disaat putri Siwon melakukan kekerasan pada putriku Lisa, Apakah kalian ada menghiraukan permohonanku? Tidak sama sekali. Bahkan kalian dengan tega mengadu doma aku dan putri-putriku. Dan untuk saat ini keputusan yang kalian mau ada di tangan Jisoo. Bisa tidak bisanya dia membantu Siwon, Tidak ada yang bisa menganggugugat keputusannya"

Dandelions ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang