DP2

8.1K 201 4
                                    

❗Jangan Lupa Untuk Meninggalkan Jejak Guys❗
|
|
|
|
______________________

Pagi ini Lyra berangkat ke kampus dengan tidak semangat, apalagi tadi malam keluarga dari orang yang akan dijodohkan dengannya itu menelpon dan mengatakan bahwa sang lelaki sudah setuju dengan perjodohan ini, sedangkan Lyra? Dia hanya pasrah saja, apa boleh buat, ini takdirnya kan?

"Pagi Lyra," Sapa Andri, teman kampus Lyra.

"Pagi," Jawab Lyra tanpa bersemangat.

"Kenapa sih, tumben lembek gini, biasanya juga happy-happy aja tuh?" Tanya Andri heran.

"Tau ah, males gue," Lyra terus berjalan tanpa rasa.

"Eh bego, kelasnya lewat!" Andri menarik tangan Lyra dan masuk kedalam kelas mereka.

"Masih merenung aja bun," Ucap Yoona saat Lyra duduk.

"Kenapa sih nih orang, Yoon?" Tanya Andri penasaran.

"Mak nya nyuruh nikah," Jawab Yoona santai.

"Pantes aja lemes gini dari tadi, taunya disuruh nikah," Ucap Andri dengan tertawa.

"Tawa lagi lo, gue bunuh juga lama-lama," Ucap Lyra.

"Hilih, tenaga kagak ada tapi mulut masih aja lemes," Ucap Andri.

"Hih, sebel!" Lyra merebahkan kepalanya dimeja.

"Kenapa harus murung sih, lagian cuma disuruh nikah, itukan bagus," Ucap Andri heran.

"Gimana nggak murung, orang yang dijodohin aja om-om duda," Ucap Yoona dengan berbisik diakhir.

"Buset, yang bener aja?" Tanya Andri tidak percaya.

"Hmm, makanya gue sebel sama mami papi," Jawab Lyra.

"Sabar ya," Ucap Andri.

***
Waktu berlalu terlalu cepat, siapa sangka, sekarang sudah dua minggu sejak Lyra dijodohkan dengan seseorang yang belum dia kenal sama sekali.

"Ih mobil nggak ada akhlak, udah malem juga kenapa mogok sih!" Kesal Lyra. Dia baru saja pulang dari rumah Yoona tapi ditengah jalan mobilnya mogok.

"Sepi banget lagi," Lyra melihat sekeliling, dia mengambil ponselnya didalam tas.

"Astagfirullah, hp sialan, pakek mati segala!" Lyra memasukkan lagi ponselnya kedalam tas dengan kesal.

"Masa jalan sih, inikan malem mana sepi lagi," Gadis itu mulai berjalan menelusuri jalanan yang sepi dimalam hari.

"Ya Allah, semoga nggak ada apa-apa,"

Sepanjang jalan, Lyra terus berdo'a sambil sesekali melihat kanan kiri. Entah kenapa jalanan ini begitu sepi, tidak ada taksi yang lewat, jangankan taksi, mobil pribadi pun tidak ada.

Sreekkk
Sreekkk

"Eh, apa itu, ya Allah semoga nggak ada apa-apa," Lyra mempercepat jalannya. Udara dingin membuat langkahnya seperti tertahan.

Sreekkk

Suara itu semakin dekat dengan Lyra yang membuat dia semakin ketakutan.

"Siapa ya, apa begal, aduh gimana nih?" Ingin sekali Lyra lari tapi kakinya terasa sangat berat karena udara dingin.

Duda PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang