Paginya, Lyra turun kedapur dengan keadaan lesu, dia tidak bisa tidur semalaman memikirkan Sean yang pergi tengah malam seperti itu.
"Lyra," Panggil Ana.
"Iya Mi," Saut Lyra lirih.
"Mami tau, kamu pasti nggak rela Sean pergi gitu aja, tapi kamu harus tetap semangat, Sayang, dan juga kamu harus semangatin Sean, biar dia bisa dengan cepat selesaiin masalah disana dan cepat pulang ya Sayang," Ujar Ana.
"Iya Mi, makasih,"
Dengan lesu, Lyra memakan roti untuk sarapan dan memilih untuk berangkat kuliah, karena kalo di rumah, dia pasti akan semakin kepikiran dengan Sean.
Di kampus, Yoona yang tidak tau apa-apa bingung melihat wajah Lyra yang lesu.
"Lo kenapa?" Tanya Yoona.
Lyra menghela napasnya, kemudian dia menceritakan kejadian semalam, Yoona mengerti, dia hanya bisa menyemati Lyra saja.
Sepanjang jam kuliah, Lyra banyak termenung, dia bahkan tidak fokus sama sekali dengan materi yang dosen berikan.
Ting...
Ponsel Lyra berdenting tanda pesan masuk.
My Husband ♡♡
Mas udah sampai, Sayang.
Kamu jangan khawatir ya.
Mas baik-baik aja.
Pasti disana udah pagi kan?
Jangan lupa makan ya Istri Mas yang cantik.
Mas langsung kerja ya, nanti Mas kabarin lagi.
Do'ain semoga kerjaan Mas lancar ya Sayang.Alhamdulillah kalo Mas udah sampai.
Mas jangan cape-cape ya.
Jangan lupa makan.
Cepet pulang ya, Lyly nggak mau ditinggal lama-lama.Iya Sayang.
Jaga kesehatan ya cantiknya Mas.Iya Mas.
Lyra pun akhirnya bisa menghela napas lega, dia sudah mendapatkan kabar dari sang Suami sehingga bisa tenang sekarang.
***
Waktu berjalan dengan cepat, udah sepuluh hari Sean berada di Spanyol, Lyra hanya sesekali berkirim kabar dengan Sean, karena memang perbandingan waktu yang berbeda membuat mereka sulit untuk berkomunikasi.
"Mas udah sarapan?" Tanya Lyra, saat ini mereka sedang melakukan panggilan video.
"Udah sayang, Lyly udah makan siang?"
"Udah Mas, barusan,"
"Jangan telat makan ya sayang, ini udah waktunya kamu tidur siang, mending kamu tidur dulu,"
"Mas udah mau berangkat kerja ya?"
"Iya, bentar lagi Mas berangkat, kamu tidur dulu ya sayang,"
"Yaudah deh, semangat kerjanya suami ku,"
"Pasti sayang,"
"Lyly tidur dulu ya,"
"Iya sayang, tidur aja, biar Mas yang matiin telfonnya,"
"Oke, Miss You,"
"Miss you too,"
Dari sana, Sean menatap Lyra yang sudah mulai memejamkan matanya, delapan jam perbandingan waktu membuat Sean harus pintar-pintar mengatur waktunya untuk sang istri yang jauh disana.
"Selamat tidur cantik ku,"
Sean mematikan sambungan telpon nya dan berangkat bekerja.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Perjaka
RomanceBUDAYAKAN UNTUK MEMBACA DESKRIPSI SEBELUM MEMBACA CERITA. "Om duda, masih perjaka.?" "Iya" "Kok bisa" "Ya bisa" *** Duda tapi masih perjaka.? Kok bisa ya.? *** Warning ⚠ ~Mengandung unsur dewasa ~Bahasa non-formal dan formal ~Mengandung kata-kata ka...