DP 21

555 22 12
                                    

"Lyly sayang, kamu nggak papa kan cantik? Nggak luka?" Tanya Sean dengan khawatir.

"A-aku nggak papa Mas hiks, t-takut,"

"Tenang sayang, Mas disini,"

Sean memeluk Lyra erat, sedangkan Kevin kini sudah tidak berdaya dibawah sana dengan beberapa pengawal Sean yang berdiri disekelilingnya.

Beberapa waktu yang lalu.

Yoona menelpon Sean beberapa kali, hingga akhirnya dipanggilan ke enam, Sean mengangkat telponnya. Entah kenapa Yoona malah menelpon Sean yang jelas jauh disana.

"Kenapa Yoona?"

"Om, gawat Om,"

"Kenapa? Apa yang gawat?"

"Lyra Om, Lyra,"

"LYRA KENAPA?! APA YANG TERJADI YOONA!"

Yoona pun menceritakan apa yang terjadi tadi dan ternyata Sean sudah berada di Indonesia, tepatnya baru beberapa menit yang lalu dia sampai.

Niat hati ingin memberi kejutan untuk istri kecilnya tapi ternyata dia yang diberi kejutan. Tanpa basa-basi lagi, Sean memanggil beberapa anak buahnya untuk ikut mencari Lyra, Sean yakin, Kevin tidak mungkin membawa pergi jauh Lyra.

Saat sedang panik, tiba-tiba Sean teringat bahwa dia pernah memasang gps di ponsel Lyra, dengan cepat Sean pun memeriksa gps itu dan untungnya ponsel Lyra tidak mati.

"Pak, ke alamat ini,"

"Baik tuan,"

Setelah beberapa menit, akhirnya Sean sampai di basecamp apartemen itu. Sean tidak sabar lagi jika harus menunggu anak buahnya sampai, jadi dia lebih dulu masuk kedalam.

Dengan kuasanya, Sean bisa dengan mudah bertanya dimana letak kamar Kevin. Saat pintu lift terbuka, Sean langsung menuju kamar Kevin, bertepatan dengan itu, anak buah Sean datang dengan menggunakan tangga darurat. Sean mengetuk pintu dengan tidak sabaran.

Sedangkan didalam kamar.

"J-jangan Kevin, gue mohon hiks,"

Lyra menangis sesenguhan, penampilannya sudah acak-acakan bahkan hijabnya sudah tidak terpasang lagi.

"Lo cantik banget sih Raa," Kevin ingin mencium Lyra, tapi ketukan pintu yang begitu kuat membuat Kevin kesal.

"Ck. Siapa sih!" Dengan kesal, Kevin keluar kamarnya.

Lyra meringkuk didalam selimut, dia berdo'a semoga ada yang segera menyelamatkannya.

"Iya-iya, siapa sih!"

Dengan keadaan kesal, Kevin membuka pintu.

"T-tuan Sean,"

Kevin seketika bergetar saat melihat Sean berdiri didepannya dengan beberapa anak buah yang juga ikut berdiri dibelakang Sean.

"A-ada apa ya t-tuan?"

"Jangan pura-pura tidak tau kamu, dimana istri saya!" Tekan Sean.

"S-saya tidak tau tuan, apa yang t-tuan maksud,"

"Minggir," Sean mendorong Kevin hingga pria itu mundur beberapa langkah.

"T-tunggu tuan," Saat Kevin akan mencegah Sean, anak buah Sean lebih dulu menghajarnya.

"Lyly, dimana kamu,"

Sean mencari diseluruh ruangan, hingga akhirnya dia membuka sebuah kamar.

"Lyly," Lirih Sean.

"Sayang," Panggil Sean.

"M-mas,"

"Sayang,"

Sean pun mendekati Lyra, dia memeluk sang istri dengan erat, memeriksa keadaan istri kecilnya itu.

"Mas hiks,"

Lyra membalas pelukkan Sean, dia mencurahkan ketakutannya kepada Sean.

****

Sean membawa pulang Lyra ke mansionnya, membiarkan Lyra untuk istirahat terlebih dahulu, sementara dia akan menghukum Kevin yang kini sudah berada di Pavilium yang berada dibelakang mansionnya.

"Bawa dia kesini," Titah Sean kepada anak buahnya.

"Baik Tuan,"

Brugh

Pengawal Sean melemparkan Kevin dihadapan Sean begitu saja.

"Maaf Tuan, saya mohon Tuan, maafkan saya," Mohon Kevin dengan meringkuk dikaki Sean.

"Apa saja yang sudah kamu lakukan kepada istri saya," Tanya Sean dingin.

"T-tidak ada Tuan,"

"APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN!" Bentak Sean membuat Kevin bergetar.

"Ha-hanya menciumnya T-tuan," Jawab Kevin gugup.

Bugh

Satu tendangan Sean layangkan membuat Kevin seketika terpental.

"Hanya kamu bilang! ha!" Amarah Sean sudah dipuncak membuat Kevin semakin ketakutan, kevin kenal betul siapa Sean Wijaya, siapa sih yang tidak kenal dengan pria itu. Tapi entah kenapa Kevin tetap nekat dengan Lyra.

Bugh

Bugh

Bugh

Beberapa pukulan dan tendangan Sean layangkan membuat Kevin tidak berdaya dibuatnya.

"Pulangkan dia!" Ucap Sean kemudian pergi.

"Baik Tuan"

****

Sean kembali kekamarnya, dilihat sang istri yang masih tertidur dengan nyenyaknya, masih terlihat matanya yang bengkak karena menangis sangat lama tadi, lingkaran hitam terlihat disekeliling matanya.

"Maaf ya sayang, karena Mas terlalu lama disana kamu jadi seperti ini," Ujar Sean kemudian mengecup kening Lyra.

Sean ikut berbaring disamping Lyra kemudian dia memeluknya. Menatap lama wajah tenang Lyra yang sedang tertidur hingga Sean pun ikut tidur.

****


Hallo guyss...  Maaf ya dikit dulu, authornya lagi sakit hehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duda PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang