DP 19

591 30 2
                                    

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan telah dilewati. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang ( termasuk para reader nih 🤭 ) hari ini adalah dimana Sean dan Lyra melangsungkan acara pernikahan mereka.

"Ya ampun Raaa, lo cantik banget," Ucap Yoona, gadis ini sedari kemarin sangat heboh, dia bahkan ikut membantu Lyra menyiapkan kebutuhannya.

"Sumpah Yoon, gue dagdigdug banget," Ujar Lyra.

"Tenang, gue ada sama lo,"

"Eh, harusnya si Om lah yang deg-degan, ngapa lo malah ikutan juga," Lanjut Yoona.

"Ish, lo mana tau rasanya jadi gue,"

"Hehehe, kan gue belum,"

"Ya, lo nanti bakal ngerasain, tuh sama pak Angga,"

"Dih apaan, sama dosen galak bin cuek bin dingin bin ngeselin kaya gitu, ogah gue," Ucap Yoona dengan wajah kesal, Lyra tertawa mendengar ucapan Yoona barusan.

"Jangan gitu, nanti jodoh tau rasa lo," Ujar Lyra.

"Ihhh, mitamit, lo jangan do'ain dong,"

"Aamiin ya Allah,"

"Lyraaaaaaa!"

Lyra tergelak mendengar rengekan Yoona.

Sementara itu, dibawah.

"Gimana Pi? Semua aman?" Tanya Mami Lyra.

"Aman Mi, Sean sama keluarganya juga udah berangkat," Jawab sang Suami.

"Mami seneng banget, akhirnya Lyra nikah juga,"

"Iya Mi, tapi kasihan dia, nantinya harus ngurus kuliah sama keluarga,"

"Iya sih Pi, tapi Lyra pun mau, pasti dia udah mikirin mateng-mateng semua ini," Ujar Mami Lyra.

"Semoga aja dia bisa lewati semua ini,"

"Aamiin,"

Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya Sean dan keluarganya datang bersama dengan rombongan keluarga yang lain.

Setelah beberapa pembukaan dan sambutan dari kedua belah pihak keluarga, akhirnya akad pun dilaksanakan.

"Baiklah, sebelum akad dimulai, Pak Doni, apakah sudah siap menikahkan putrinya?" Tanya sang penghulu.

"Siap," Jawab Doni-Papi Lyra dengan mantap.

"Baik, Nak Sean, apakah sudah siap?"

"Siap," Jawab Sean dengan mantap tanpa ada rasa ragu sedikitpun.

"Baik, silakan Pak Doni," Ujar sang Penghulu, Doni pun mengangguk.

"Hei Sean Wijaya, saya nikahkan engkau dengan putri ku, Alyra Sakila Darmawan Binti Doni Darmawan kepada mu dengan mas kawin emas sebesar 35 gram beserta seperangkat alat sholat dan Al-Quran dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Alyra Sakila Darmawan Binti Doni Darmawan dengan mas kawin tersebut tunai!"

Dengan sekali tarikan napas Sean menyebutkan nama Lyra, hal itu membuat Lyra semakin deg-degan diatas sana karena suara Sean sangatlah lantang.

"Bagaimana para saksi, sah?" Tanya sang penghulu.

"Saahhh!" Kompak para saksi mengucapkan kata sah.

"Alhamdulillahirobila'lamin," Penghulu pun membacakan do'a.

Setelah do'a selesai, penghulu pun meminta Lyra untuk turun ke altar pernikahan.

Lyra berjalan pelan ditemani Yoona dan sang Mami menuruni anak tangga menuju altar.

Setelah pasang cincin dan lain sebagainya, acara pesta pun dilanjutkan. Acara itu berjalan dengan lancar.

"Malam ini kalian nginep disini dulu ya, besok baru pindah ke mansion," Ujar Ana.

"Iya Mi," Ucap Sean menyetujui, lagipula ini sudah larut malam dan dilihat dari raut wajah Lyra, dia sudah sangat kelelahan.

Mereka berdua masuk kedalam kamar Lyra.

"Lyly mandi dulu ya sayang, biar Mas siapin bajunya," Ucap Sean.

"Iya Mas," Ujar Lyra kemudian masuk kedalam kamar mandi.

Setelah beberapa menit berada didalam kamar mandi, Lyra keluar dengan wajah sumringah tapi pemandangan yang dia lihat saat keluar kamar mandi sangatlah tidak enak, Sean yang sedang duduk diatas kasur dengan menatap ponselnya dengan termenung.

"Mas," Panggil Lyra, dia mendekati Sean.

"Mas kenapa?" Tanya Lyra halus.

Sean mendongakkan kepalanya, menatap Lyra dengan sendu.

"Sayang," Sean menarik Lyra dan memeluknya.

"M-mas kenapa?"

"Maafin Mas, sayang,"

"Kenapa Mas?"

"Mas harus pergi,"

Deg

"Maksudnya apa Mas?!"

"Mas harus ke Spanyol malam ini juga, sayang,"

"Apa! Tapi kenapa Mas," Lyra melepaskan pelukkan Sean dan menatapnya.

"Sayang, sebelumnya Mas minta maaf, ini beneran mendadak, tiba-tiba perusahaan yang ada di Spanyol ada masalah, Sayang, Mas juga nggak tau kenapa bisa kaya gitu,"

Tiba-tiba Sean merasakan dejavu yang luar biasa, dia sampai merasakan pusing di kepalanya.

"Mas," Lyra memeluk Sean dan membawanya kembali duduk.

"Mas, besok aja ya Mas, Lyly mohon, Mas istirahat dulu ya," Pinta Lyra.

"Nggak bisa Sayang, besok Mas harus udah sampai sana, Sayang,"

"Mas," Lyra mulai meneteskan air matanya, dia tidak ingin ditinggal oleh Sean.

"Lyly Sayang, Mas minta maaf ya Sayang dan Mas minta sama kamu, tolong jaga kepercayaan Mas sama kamu," Ujar Sean.

"Mass," Lyra menangis dengan memeluk Sean erat.

Akhirnya, setelah drama yang panjang, Sean pun berangkat ke bandara tepat pukul 01:25. Dengan keadaan tidak rela, Lyra membiarkan Sean untuk pergi ke Spanyol malam itu juga.














****
Helloooo
Ada yang kangen Mas Duda 🤭
Hehehe, maaf ya hiatusnya lama 😂

Duda PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang