DP 11

4.3K 121 8
                                    

Satu minggu berlalu dengan cepat, hubungan Lyra dan Sean semakin baik tapi Lyra masih memikirkan siapa wanita yang ada didalam mimpinya.

"Kaya pernah lihat tapi dimana" Gumam Lyra.

Ceklek...

Pintu terbuka tapi Lyra tidak sadar, dia larut dalam lamunannya.

"Ehem"

"Allahuakbar" Lyra refleks menutup kepalanya dengan hijab.

"Om ih" Lyra melempar Sean dengan sisir karena kesal.

"Kenapa sih, kok melamun" Tanya Sean.

"Nggak papa"

"Serius"

"Iya om, eh iya om, bantuin ngerjain tugas yuk" Ajak Lyra mengalihkan perhatian.

"Emm... Boleh deh" Sean berjalan kearah sofa dan duduk disana. Lyra menyusul dengan membawa laptopnya, dia duduk disamping Sean.

"Tentang apa" Tanya Sean.

"Tentang pendataan administrasi umum, masih kurang paham" Jelas Lyra sambil menghidupkan laptopnya.

"Om, kalo Lyly magang ditempat om, boleh nggak" Tanya Lyra.

"Boleh, kapan mulai magang" Jawab Sean sekaligus bertanya.

"Masih lama om, Lyly masih semester 3, nanti deh kalo udah semester 4" Jawab Lyra.

"Oh, oke deh"

"Nah ini" Lyra menunjukkan tugasnya.

Sean mulai menjelaskan sedikit demi sedikit bagian yang Lyra tidak tau. Tanpa mereka sadari, Ana mengintip dari pintu. Ana sering memantau interaksi antara Lyra dan Sean. Bagaimanapun, Sean adalah pria dewasa, walaupun mereka akan menikah tapi Ana tetap berjaga-jaga untuk sekarang.

Ana tersenyum melihat Sean yang dengan sabar mengajari Lyra, sejauh ini, Ana masih bisa menghela napas lega karena hubungan mereka tidak terlampau jauh.

"Om, jadi CEO susah nggak sih" Tanya Lyra.

"Ya gitu" Jawab Sean membuat Lyra tidak puas sama sekali.

"Ih om mah, serius" Ucap Lyra.

"Hehehe, bercanda sayang" Ucap Sean.

"Ya kadang enak, kadang juga susah, kalo pas banyak laporan pasti pusing, walaupun CEO tapi tetep harus mikir keras, kan perusahaan berjalan karena adanya CEO" Jelas Sean.

"Oh... Om jalan-jalan yuk" Ajak Lyra.

"Hmm, tugasnya selesain dulu, nanti kita jalan-jalan" Ucap Sean.

"Oke om, dikit lagi" Lyra kembali mengerjakan tugasnya sedangkan Sean hanya menemani dengan sesekali mengajari Lyra.

"Alhamdulillah, selesai" Lyra menutup laptop setelah menyimpan tugasnya.

"Ya udah, kamu siap-siap, aku tunggu dibawah" Ucap Sean.

"Oke om" Lyra masuk kekamar mandi sedangkan Sean keluar.

***

"Kamu mau kemana" Tanya Sean, kini mereka sudah didalam mobil.

"Kemana ya, jalan-jalan gitu lah pokoknya, tapi jangan ke mall, bosen" Ujar Lyra.

"Oke" Sean memberikan ponselnya kepada supir, dia menunjukkan gps diponselnya.

"Om, Lyly udah cantik belum" Tanya Lyra sambil membenahi hijabnya.

"Kamu selalu cantik sayang" Jawab Sean.

"Ih om" Lyra memukul lengan Sean pelan, pipinya merona.

Sean tersenyum kecil melihat Lyra yang merona hanya karena ucapan seperti itu. Maklum saja, Lyra masih remaja yang suka baper dan Lyra tidak pernah pacaran, jadilah dia langsung salting dengan ucapan Sean.

Duda PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang