DP 5

6.7K 201 1
                                    

❗Jangan Lupa Untuk Meninggalkan Jejak Guys❗
|
|
|
|
____________________

Satu minggu sudah Lyra dan Sean saling dekat. Lyra sangat nyaman berada didekat Sean, dia jadi berpikir seperti apa mantan istri Sean dulu dan seperti apa selingkuhannya, sampai-sampai Sean diduakan.

Hari ini hari sabtu, Lyra tidak ada jam kuliah, sedari semalam dia selalu merengek dengan Sean supaya mengajaknya jalan-jalan tapi sayangnya Sean masih ada pekerjaan dan jadilah sekarang Lyra merajuk dengan Sean.

"Lyra, ayo sarapan sayang," Panggil Ana.

Lyra tidak menjawab, dia tidur tengkurap dengan menutup tubuhnya dengan selimut sampai menutupi kepala.

"Hei, jangan tidur dong, ayo bangun," Lyra hanya menggeleng saja.

"Kenapa sih?" Tanya Ana tapi Lyra tetap tidak menjawab.

"Anak mami yang cantik mau apa sih?" Tanya Ana dengan lembut.

"Om Sean," Jawab Lyra cepat.

"Sean? Kenapa sama Sean, bukannya kemarin malem udah main kesini ya?" Tanya Ana bingung.

"Nggak mau, mau om Sean," Ucap Lyra.

Ana masih tidak mengerti ada apa dengan Sean. Kembali dia membujuk Lyra untuk sarapan tapi dia tetap tidak mau, akhirnya mau tidak mau, Ana turun kebawah dan menelpon Sean.

"Kenapa mi?" Tanya Doni saat melihat Ana turun dengan raut wajah yang aneh.

"Itu pi, Lyra nggak mau makan, dari tadi cuma mau Sean terus, nggak ada jawaban lain selain nama Sean," Jelas Ana.

"Coba telpon Sean," Ana mengangguk, dia mengambil ponsel dan mencari nomer Sean.

"Assalamu'alaikum Sean," Ucap Ana saat sudah tersambung dengan Sean.

"....."

"Kamu sibuk nggak?"

"......."

"Itu loh Lyra, dia nggak mau makan dari semalem,"

"......"

"Nggak tau kenapa, kalo mami tanya pasti jawabnya mau sama kamu,"

"....."

"Maaf ya, Lyra ngerepotin kamu,"

"....."

"Iya, mami tunggu, Assalamu'alaikum,"

Ana mematikan sambungan telepon saat sudah mendengar jawaban dari Sean.

"Gimana mi?" Tanya Doni.

"Sean lagi di perusahaan, katanya nanti dia kesini," Jelas Ana.

"Ya udah, kita sarapan dulu terus nanti kamu bawa makanan keatas buat Lyra," Ucap Doni.

"Iya pi,"

Mereka berdua makan dengan diam, setelah itu Ana masuk kekamar Lyra dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.

***
"Apa gadis itu marah?" Gumam Sean, pasalnya dari semalam Lyra tidak membalas satu pun pesan darinya bahkan telpon pun tak diangkatnya.

"Ren, keruangan saya," Panggil Sean melalui telpon yang langsung terhubung dengan sekretarisnya.

Sean memijat pangkal hidungnya, tiba-tiba saja pusing menyerangnya saat dia kembali melihat tumpukkan berkas didepannya.

Tok...Tok...Tok...

"Masuk," Ucap Sean.

"Ada yang bisa dibantu tuan?" Tanya Ren, sekretaris Sean.

"Tolong susun berkas yang sudah saya tanda tangani dan langsung bawa keruangan mu," Ren mengangguk kemudian melaksanakan perintah Sean.

Duda PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang