DP 8

4.9K 124 2
                                    

(Sean on mulmed)

Cieee digantung.

Kek perasaan mu ke dia yang tiada kepastian.

Eeaaaa, wkwkwk.

Next nih.?

****

Setelah sholat maghrib, Lyra menyuapi Sean lagi. Lyra mengajaknya pulang kerumah Hana, dia tidak mau Sean sendirian di mansionnya saat sedang sakit seperti ini.

Sean tersenyum melihat Lyra yang merawatnya sejak tadi, mulai dari mengompres, menyuapi makan, menyiapkan air untuk mandi. Ah, rasanya Sean ingin cepat-cepat menikah dengan Lyra agar lebih bebas berduaan.

"Inget ya om, besok nggak boleh kerja" Ucap Lyra.

"Iya sayang" Sean tersenyum melihat Lyra yang sibuk menyuapinya.

"Habis ini Lyly pulang ya, om istirahat aja" Ucap Lyra sambil menyuapi Sean dengan suapan terakhir.

"Iya, pulang sama pak Toto aja" Ucap Sean yang mendapat anggukkan dari Lyra.

***
Pagi pun tiba, seperti yang Lyra bilang, hari ini Sean tidak ke kantor, dia hanya dirumah. Ets.. Tapi bukan Sean namanya kalo dia tidak bekerja dari rumah, kalo Lyra tau pasti bakal ngomel dia.

"Sean, ayo makan dulu" Hana masuk sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman.

"Ya ampun ma, tinggal panggil aja nggak usah bawa makanan kesini" Sean meletakan laptopnya diatas nakas kemudian mengambil nampan dari Hana.

"Nggak papa lah, kamu juga jangan kerja terus, nanti Lyra tau bisa marah dia" Ucap Hana mengingatkan.

"Iya ma, makasih udah dibawain makanan" Ucap Sean.

"Iya, mama tinggal ya" Sean hanya mengangguk.

Setelah Hana keluar, Sean mulai makan dengan sesekali mengecek laptopnya. Tanpa dia sadari, ternyata Lyra sudah berdiri diambang pintu, gadis itu menatap Sean yang sangat fokus dengan laptopnya dengan sesekali menyantap makanannya.

"Ngeyel banget dibilangin" Gumam Lyra.

Lyra berjalan pelan kearah Sean tanpa menimbulkan suara karena saking pelannya. Lyra langsung mengambil laptop Sean saat sudah disampingnya dan hal itu sukses membut Sean kaget hingga tersedak makananya, buru-buru Sean meneguk air putih yang ada dimeja.

"E-eh, Lyly sayang, kapan datengnya" Tanya Sean dengan cengengesan sedangkan yang ditanya hanya menatap Sean datar.

Lyra tidak menjawab, dia membawa laptop Sean kemudian duduk dikasur tanpa menghiraukan Sean sama sekali.

"Mampus, marah nih pasti" Batin Sean.

"Sayang..." Baru saja Sean akan berdiri tapi ucapan Lyra membuatnya kembali duduk.

"Habisin makannya" Ucap Lyra tanpa menatap Sean, dia hanya fokus dengan laptop yang ada dipangkuannya.

Sean pasrah, dia kembali makan dengan cepat kemudian menyusul Lyra yang duduk dikasur dengan santai sambil menonton drama dari laptopnya.

"Sayang" Sean duduk disamping Lyra tapi Lyra tidak menanggapi sama sekali.

"Maaf, jangan marah ya" Rasanya Sean ingin memeluk Lyra tapi itu tidak mungkin karena Lyra pasti akan menghindar.

"Sayang, aku tadi cuma check e-mail sama lihat beberapa berkas buat bahas proyek yang ada di Jogja minggu depan"

Lyra langsung menatap Sean tajam, Sean menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, apa yang salah.?

Duda PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang