Bab 12

194 20 1
                                    

Menyelinap untuk keluar dari penthouse Yoongi bukan perkara yang sulit. Taery sudah berada di basement. Baru saja keluar dari lift. Dia memiliki keycard sehingga bisa keluar masuk penthouse dengan mudah.

Yoongi yang memberikan duplikasinya.
Di basement, Jimin sudah menunggunya.
Bahkan pintu depan sudah terbuka, seolah siap membawa Taery pergi dari sana segera. Senyum mulai mengembang di bibir Taery. Laki-laki ini selalu membuktikan apa yang dia ucapkan.

Ia sedikit berlari menghampiri Jimin. Begitu pula laki-laki yang rambutnya sedikit berantakan saat ini. Mencuat kesana kemari. Bukan karena baru saja melakukan seks dengan wanita lain kan?
Sayang sekali, harusnya Taery yang ingin membuat rambut Jimin berantakan. Tapi,
menyenangkan juga membayangkan Taery menginterupsi kegiatan panas Jimin.

Tidak bisa dipungkiri bahwa ia merasa sangat senang dan bangga karena wanita yang selalu menjadi prioritas Jimin adalah dirinya.
"Jim—mmph."
Padahal baru saja ingin menyapa, laki-laki itu lebih cepat bergerak. Sudah menempelkan bibirnya pada bibir Taery. Dilumat. Sedikit memaksa tapi seksi. Taery sampai terkejut sendiri meskipun akhirnya membiarkan Jimin menciumnya.

"Aku menagih janjimu," ujar Jimin begitu ia melepaskan pagutannya.
Taery tersenyum dan mengalungkan kedua tangannya di bahu Jimin.
"Tidak sabaran sekali!" balas Taery.
Kekehan menjadi sahutan berikutnya. Jimin tidak menanggapinya lagi.
"Ayo pergi!"
"Buru-buru sekali? Tidak mau memberi salam pada Yoongi dulu?" Taery melemparkan pertanyaan bodoh. Sengaja, untuk basa-basi saja. Agar tidak tegang.

"Taery? Really? Wow, aku rasa aku juga harus meminta izin Yoongi Hyung untuk membawa kekasihnya kabur."
Tawa Taery meledak kemudian dia memeluk Jimin. Membiarkan dirinya melepaskan segala emosi di pelukan laki-laki ini. Sebenarnya Taery mengakui bahwa ia memang seorang yang sangat jahat. Menyia-nyiakan Jimin dan memanfaatkan laki-laki ini lagi setiap kali dia membutuhkan sesuatu.

Yoongi juga sama. Ternyata tidak bisa menjadi kekasih seperti pada umumnya sosok kekasih. Padahal baik dirinya atau Yoongi sama-sama bangsat, tapi harga diri Taery begitu terluka ketika pada akhirnya dia tahu bahwa di mata Yoongi, Taery bukan apa-apa.

Well, toh Taery tidak memiliki perasaan apa-apa pada laki-laki itu. Sejujurnya dia memiliki rencana jahat. Dia tetap ingin bermain dan acara kaburnya ini, merupakan bagian dari permainannya.

Saat Taery kabur, apa yang akan Yoongi lakukan? Apakah laki-laki itu akan mengejarnya-- mencarinya?

"Ya sudah, ayo bawa aku pergi sekarang. Ke mana saja." Taery memberikan kecupan kecil di pipi Jimin.
Jimin tersenyum. Menatap Taery begitu dalam dan mengusap pipi wanita itu.

"Aku akan membawamu ke tempat yang belum pernah kau lihat sebelumnya."
"Wah benarkah?" Pupil Taery melebar. Tampak bersemangat. Sudah tidak sabar.
"Ayo cepat ke sana!"
"Apapun untukmu, Queen."
Taery sampai berhenti tersenyum. Panggilan itu, sudah lama sekali tidak Taery dengarkan.
Bukan hanya sekedar panggilan, tapi Jimin memang selalu memperlakukannya bak seorang ratu. Selalu diutamakan, diprioritaskan, dan didahulukan.

Sayang sekali, laki-laki ini sekarang berubah menjadi brengsek karena sikap Taery padanya. Kadang Taery merasa takut, Jimin yang dia hadapi seperti sosok laki-laki yang tidak dia kenal sama sekali. Apalagi bagaimana dia bersumpah untuk menyakiti Taery.

Apakah kedatangannya ke sini juga hanya bagian dari rencananya saja? Pelukan mereka lepas. Jimin mempersilahkan Taery masuk ke Porche hitam. Taery terkejut.
Biasanya dia tidak mau memakai mobil ini jika bukan untuk acara khusus.

"Kau mengeluarkan Porchemu," komentar Taery begitu Jimin masuk ke mobil.
Jimin terkekeh, mencondongkan tubuhnya untuk membantu Taery mengenakan sabuk pengaman.

"Hari ini spesial, aku ingin memakainya bersamamu."
"Spesial?" Taery memastikan. Jimin menatap Taery.
"Spesial karena malam ini aku membawamu lari dari kekasihmu. Kau tahu, aku tampak seperti pahlawan."
Wanita itu tertawa.

DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang