Reaksi yang didapati oleh Vanilla sangat berbeda dengan celetukan Zayn semalam. Sekarang bocah itu mengerutkan bibirnya diikuti kedua mata yang berkaca-kaca.
Melihat Zayn seperti itu membuat Vanilla lemah. Ia bahkan tidak bisa menggerakkan tubuh untuk sekedar memeluk Zayn, apalagi menjelaskan kepada bocah itu. Zayn terlalu kecil untuk bisa mencerna semua masalah yang terjadi antara kedua orang tuanya.
Rasa marah, sedih, kecewa pada diri sendiri bercokol hebat di dalam dada. Vanilla merutuki diri sendiri berulang kali. Karena dosa yang ia lakukan, sang putra harus ikut menanggungnya. Zayn yang tidak tahu apa-apa harus menjadi cemoohan orang lain. Mendapatkan predikat anak haram yang tidak dimengerti oleh bocah itu.
Tangis Zayn pecah. Aryan yang terlihat lebih bisa menguasai emosi, langsung menghampiri Zayn, berniat untuk memeluknya. Namun, Zayn memundurkan langkah dan memilih untuk bersembunyi di balik tubuh Mbok Dar. Mata Zayn yang basah sebab air mata membuat hari Aryan teriris. Ingin sekali berteriak pada takdir, kenapa harus Zayn yang menanggung semua ini. Aryanlah yang bersalah. Berikan saja semua karma itu pada dirinya, bukan makhluk kecil tanpa dosa itu.
"Zayn, Om bisa jelasin semuanya, Sayang." Suara Aryan terdengar berat untuk melafalkan kalimat itu. Dadanya terasa sesak seketika melihat sang putra menangis tanpa jeda. "Please."
"Bener? Bener kalau Om itu Da-Daddy aku?" Napas Zayn tersengal kala menanyakan hal tersebut. Ia masih terisak sambil meremas celana Mbok Dar. Sementara sang asisten rumah tangga hanya bisa terdiam dan berusaha mencerna drama yang terjadi.
Aryan bersimpuh di depan Mbok Dar untuk menyamakan tinggi dengan Zayn. Bocah itu terlihat ketakutan dan menghindar ketika Aryan mencoba menyentuhnya.
"Zayn, nanti Om ceritakan semuanya ya?" ujar Aryan dengan nada kelewat lembut.
"No!" Zayn berteriak. "I hate you! I hate you!"
Rentetan kalimat itu seketika membuat hati Aryan patah. Itu adalah hal yang paling ditakutkan oleh Aryan selama ini. Dibenci oleh anaknya sendiri.
"Zayn! Per-permisi, Pak," ujar Mbok Dar yang lantas mengikuti langkah kaki Zayn yang berlari menjauh dari Aryan.
Air mata yang sedari tadi sudah mengumpul di pelupuk mata akhirnya jatuh melindas kedua pipi. Aryan menangis sejadi-jadinya sambil menundukkan kepala. Kedua tangan pria itu ikut meremas kuat di atas paha.
Selama ini Aryan sadar jika dirinya adalah seseorang yang brengsek. Predikat itu sama sekali tidak membuat Aryan marah atau tidak terima. Bahkan ia akan dengan bangga melenggang meskipun terkenal sangat brengsek jika berhubungan dengan wanita. Namun, kali ini Aryan tidak berdaya saat Zayn mengucapkan kalimat penuh kebencian itu. Aryan terlihat sangat tidak berguna.
Rasa hangat ikut mengalir di pipi Vanilla. Bibirnya bergetar lalu ia ikut terisak sambil menjatuhkan diri di lantai. Tubuh Vanilla bergetar tanpa daya. Ia merasa sudah gagal sebagai ibu karena tidak bisa menguasai diri ketika Zayn nyaris tahu kenyataan mengenai dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Deal With Bastard CEO (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)
Любовные романыADULT ROMANCE (21+) ADITAMA SERIES - ARYAN ADITAMA- Aryan adalah CEO berjiwa bebas dan tidak menyukai komitmen. Ia kembali dipertemukan dengan Vanilla, wanita yang sempat dijadikan bahan taruhan bersama saudaranya. Empat tahun yang lalu Vanilla men...