Chapter 43 - Orang Ketiga

869 43 0
                                    

Setelah malam mendebarkan itu, Vanilla melakukan aktivitas seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah malam mendebarkan itu, Vanilla melakukan aktivitas seperti biasanya. Bangun lebih awal untuk mempersiapkan sarapan dan bekal snack untuk Zayn. Rasanya rutinitas pagi itu tidak akan dilewatkan oleh Vanilla, meskipun sang putra sudah beranjak dewasa.

Mengenai semalam, Vanilla tidak akan pernah lupa. Momen yang sangat berharga saat pertama kali Zayn menyebut Aryan dengan sebutan 'Daddy'. Melihat sang putra memeluk ayahnya dengan sangat erat. Vanilla sangat bahagia bisa tiba di tahap yang semula sangat menakutkan itu.

"Bu, ini saya cuci sekalian ya?" tanya Mbok Dar yang baru tiba 30 menit yang lalu. Ia memperlihatkan waslap yang teronggok di atas meja.

Vanilla menoleh setelah meniriskan kudapan ringan untuk Zayn. Hari ini Zayn minta dibuatkan sosis dan nugget bentuk bintang.

"Iya, Mbok cuci sekalian semua ya," terang Vanilla. "Nanti saya ada kegiatan di Denpasar selama 2 hari. Mbok Dar cukup sapu pel aja ya."

Tangan Vanilla bergerak aktif untuk meletakkan piring kotor di wastafel sambil terus berucap. Wanita memang mudah melakukan banyak hal dalam sekali waktu.

"Iya, Bu."

"Oh ya, sama nanti sore Pak Giri mau bersihin taman depan. Minta tolong buatin makanan ya, bungkusin beberapa buat anaknya, kasihan."

"Iya Bu, terus Den Zayn ikut sama Bu Vanilla?" tanya Mbok Dar lebih lanjut. Soalnya Tante Lusi sudah terbang ke Sydney beberapa hari lalu. Sementara Vanilla tidak memiliki kerabat dekat lain di Bali.

Vanilla menata satu per satu sosis dan nugget ke dalam wadah, lalu memasukkan beberapa tomat ceri sebagai pelengkap. "Nggak, Zayn ikut Daddy-nya."

Secara ringan mulut Vanilla berkata seperti itu. Ia sendiri tidak menyadari.

Kening Mbok Dar berkerut dan mencoba mencerna ucapan Vanilla dengan seksama. Lantas teringat drama yang pernah ditonton beberapa hari lalu. Mengenai Aryan yang sekarang sering menyambangi rumah Vanilla dan mengantarkan banyak mainan serta makanan ke sana.

Menyadari ucapan spontan itu, gerakan menutup wadah makanan Vanilla tertahan. Ia seperti sudah menerima Aryan sebagai Daddy Zayn dengan sukarela. Well, siapa yang bisa menampik itu? Suka atau tidak, sampai kapanpun Aryan adalah ayah Zayn. Dalam tubuh mereka mengalir darah yang sama.

Kepala Vanilla lantas menoleh pada Mbok Dar untuk memberikan sedikit pengertian jika akan ada sedikit perubahan dalam kehidupan Zayn.

"Aryan, Mbok," ucap Vanilla sesingkat mungkin. Ia tahu jika Mbok Dar sudah bisa menerka sebelumnya.

"Iya, Bu. Saya paham," ucap Mbok Dar mengiyakan.

***

Tidak banyak yang dilakukan Aryan hari ini, hanya memeriksa hotel baru yang akan dibeli olehnya. Daerah Ubud merupakan kawasan incaran Aryan. Sajian panorama yang luar biasa indah menjadi incaran para turis lokal maupun mancanegara untuk mengabadikan momen berharga dalam hidup atau sekedar bersantai melepas penat.

How To Deal With  Bastard CEO (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang