Chapter 41 - Forgive me, Zayn

880 64 2
                                    

Aryan semula bak pria yang tidak pernah terkalahkan, sekarang tanpa daya dengan rentetan kata yang dilemparkan oleh Zayn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aryan semula bak pria yang tidak pernah terkalahkan, sekarang tanpa daya dengan rentetan kata yang dilemparkan oleh Zayn. Bocah itu memundurkan posisi, seolah enggan berdekatan dengan Aryan.

"Sayang, please calm down." Raut wajah Vanilla melemah.

Aryan menoleh pada Vanilla, "it's okay, Van." Lalu kembali memberikan atensi penuh pada Zayn. Ia menatap bocah itu lekat-lekat diikuti tatapan yang teduh.

Tangan Aryan yang awalnya ingin menyentuh Zayn diurungkan sebab bocah itu menghindar. Dahinya berlipat dengan tatapan memicing tajam ke arah Aryan.

"Kenapa Om Aryan diem?" todong Zayn tidak sabaran.

"Baiklah, Om akan ceritakan semuanya sama Zayn," tutur Aryan yang melupakan semua susunan kata yang sudah dihafal sejak semalam.

Tidak ada satupun kata yang masih tertinggal di benak. Aryan kali ini hanya mengandalkan kejujuran lalu meramu semuanya dengan kalimat yang mudah dicerna oleh Zayn.

"Dulu." Aryan mengambil oksigen untuk memenuhi rongga dada, kemudian mengembuskannya pelan seraya menyatukan kembali potongan memori masa lalu. Pertemuan pertama dengan Vanilla tidak akan pernah terlupakan oleh Aryan. "Daddy Zayn mengagumi seorang wanita yang sering berlatih di studio dance kampus."

Kedua mata bulat Zayn menatap Aryan dan mendengarkan cerita dari pria itu dengan sungguh-sungguh. Bibir yang semula mengerut perlahan memudar. Pun Vanilla yang masih berdiri tidak jauh dari mereka ikut memasang rungu dengan baik.

"Wanita itu sering latihan berpidato di depan kaca dalam studio, terkadang dia latihan jalan." Aryan melanjutkan.

"Jalan? Emang masih bayi, kok latihan jalan?" timpal Zayn sambil mengerutkan dahinya bingung.

Aryan terkekeh menanggapi pertanyaan sang putra. "Berjalan di atas panggung, sambil memperagakan baju gitu, namanya catwalk," terang Aryan yang ikut membawa Vanilla pada kejadian beberapa tahun silam.

Sebelum mengikuti proses audisi Miss Indonesia, Vanilla memang sering berlatih di studio dance untuk melatih rasa percaya diri. Namun, ia baru tahu jika Aryan sering mengamati kala itu. Selama mereka pacaran, Aryan tidak pernah menceritakannya.

Zayn menganggukkan kepala paham, lalu kedua tangan kecilnya menopang dagu sembari mendengarkan kisah dari Aryan.

"Dia adalah seorang wanita yang hebat, pandai dan juga cantik. Fasih berbahasa inggris, juga bahasa jepang dan perancis. Setiap berlatih, kaki wanita itu selalu terluka karena harus pakai sepatu hak tinggi sekali. Berulang kali jatuh karena ternyata jalan pakai sepatu tinggi itu susah," lanjut Aryan.

"Uh, kasihan," respon Zayn. "Terus Daddy aku diem aja? Nggak mau bantuin?"

"Nggak diem aja, Daddy Zayn selalu kasih plester, roti dan air mineral setiap wanita itu berlatih," lanjut Aryan sembari melirik pada Vanilla.

How To Deal With  Bastard CEO (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang