Chapter 35 - He is my Daddy

1K 80 9
                                    


Lampu kamar Zayn masih menyala terang, menemani suara Tante Lusi yang terdengar membacakan dongeng sebelum tidur kepada Zayn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lampu kamar Zayn masih menyala terang, menemani suara Tante Lusi yang terdengar membacakan dongeng sebelum tidur kepada Zayn. Jika belum mengantuk, Zayn membutuhkan bantuan Vanila agar terlelap dengan bantuan membacakan buku cerita. Karena Vanilla belum pulang, sekarang tugas itu digantikan oleh Tante Lusi sementara.

"Kambing itu tidak membukakan pintu saat mendengar lagu yang diputar di depan rumahnya," cerita Tante Lusi. Zayn terdiam dan memasang rungu dengan seksama. "Setelah melihat dari jendela, ternyata ada serigala yang siap menyantap kambing itu jika saja pintunya dibukakan."

"Harusnya kambing minta tolong," ucap Zayn menginterupsi.

"Tolong! Tolong!" Tante Lusi memainkan peran seolah menjadi anak kambing yang membutuhkan pertolongan. "Kambing itu lalu meminta pertolongan hewan-hewan di sekitarnya."

"Hah, syukurlah. Akhirnya kambingnya selamat." Zayn mengembuskan napas lega.

"Bobok yu, Grandmam udah bacain cerita buat Zayn." Tante Lusi menutup buku bersampul tebal sembari mengusap puncak kepala sang putra.

"Oh ya, Grandma. Besok Om Aryan mau anterin aku les silat," ujar Zayn.

Tante Lusi mengulas senyuman tipis. Lalu merapikan helain rambut Zayn yang mulai memanjang. "Oh ya? Sekarang yang nganterin Zayn sering Om Aryan ya, daripada Mommy?"

"Om Aryan itu cool!" puji Zayn.

"Cool?" Tante Lusi mengulang kata terakhir Zayn. Dahinya ikut berkerut sebab kurang paham akan pujian yang disematkan untuk Aryan.

"Iya cool! Semua temanku suka sama Om Aryan! Om Aryan itu selalu punya mainan yang canggih." Zayn seolah ingin memberitahu kepada orang terdekatnya, mengenai betapa keren seorang Aryan Aditama.

Tangan Tante Lusi terulur spontan untuk mengelus puncak kepala bocah itu. "Kalau menurut Zayn sendiri, Om Aryan itu gimana?"

"Baik, suka jajanin aku, terus keren," celetuk Zayn sambil terkekeh. "Aku suka sama Om Aryan."

Tante Lusi mengulas senyum lalu mengecup kening Zayn. Ia merengkuh tubuh Zayn ke dalam dekapan. Sepeninggal kedua kakaknya, Vanilla adalah satu-satunya keluarga Tante Lusi. Tidak heran jika ia juga sangat menyayangi Zayn sebagai cucu.

"Ya udah, bobok ya." Tante Lusi meminta Zayn merebahkan tubuhnya di ranjang lalu menarik selimut hingga menutupi tubuh.

"Tunggu! Grandma bisa minta tolong ambilin itu." Tangan Zayn terulur, menunjuk pigura yang menampilkan potret dirinya dan Aryan.

"Ini?" Tante Lusi memastikan sambil menunjuk ke pigura tersebut. Kemudian mendapatkan anggukan kepala Zayn sebagai jawaban.

Tante Lusi meraih pigura tersebut lalu diberikan kepada Zayn. Spontan Zayn memeluk pigura itu sambil menciumnya.

How To Deal With  Bastard CEO (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang