17. Romance In Our Way

179 12 29
                                    

"Aku punya ide bagus..."

Mark menatap kearah Felix yang mendekatinya dengan mata berbinar penuh semangat.

"Bagaimana kalau kau menyatakan cintanya dengan terjun dari pesawat, kemudian mengeluarkan banner bertuliskan 'Haechan, I Love You'," kata Felix.

Mark mendengus kesal, "Kau berniat membunuhku itu bukan membantuku."

"Biasanya para uke itu suka yang mewah, nyatakan saja perasaanmu di kapal pesiar mewah dengan cincin berlian mahal," kata Changbin.

"Heh... aku tidak matre begitu ya," kata Felix.

"Kan bukan kau sayang..." kata Changbin.

"Tapi tadi bilang para uke... kan berarti termasuk aku juga," sahut Felix dengan nada tinggi dan bersiap mengigit Changbin.

"Para uke kecuali kau sayangku, cintaku, manisku," Changbin mengelus lembut pada tangan Felix sebelum dia benar - benar diamuk karena kesalahan pengucapan yang sangat sepele sekali.

"Huh..." Felix memalingkan wajah dari Changbin.

Mark menatap kesal kearah dua temannya. Dia hanya punya dua biji teman dan dua - duanya bucin akut sampai melupakan masalah penting yang harus segera diselesaikan ini.

"Maaf ya sayang... maafkan aku..." Changbin masih berusaha merayu Felix.

"Beliin iphone 14...." kata Felix.

"Katanya enggak matre," balas Changbin.

"Ya aku sih bisa beli sendiri!!!!!!! tapi kau nya mau enggak berdamai?????????"

Mark mulai menutup telinganya, teriakan kencang Felix mulai menguncang kejiwaannya. Mark bangkit berdiri, dia akan cari ide sendiri saja.

@@@@@

Haechan menghela nafas panjang, entah sudah keberapa kali. Renjun dan Jeno yang sedang belajar dengan Bangchan kompak menatap kearah Haechan yang tidak konsentrasi belajar sedari tadi. Bangchan yang kesal karena sudah meluangkan waktu untuk mengajari Haechan dan malah berakhir di abaikan membuatnya melayangkan tangan dan memukul kepala Haechan.

"Auuuh..." ucap Haechan.

Renjun dan Jeno yang panik melihat kelakuan bar - bar Bangchan, memukul Haechan begitu saja dirumah keluarga Bang.

"Konsentrasi... belajar yang benar," kata Bangchan yang tidak peduli dengan rintihan kesakitan dari Haechan, "Jangan memikirkan bocah bernama Mark itu dulu."

"Enggak kok... mana mungkin aku memikirkan dia," kata Haechan yang menatap pada buku pelajaran didepannya, "Haduh... aduh...."

"Kenapa? Ada apa?" tanya Renjun.

"Aku mual melihat rumus matematika," jawab Haechan yang langsung berhenti berdrama ketika melihat Bangchan mendelik padanya. Dia pikir ibunya yang sudah paling galak dan menyeramkan di dunia ini, ternyata masih ada yang lain.

Haechan memang tidak bisa membohongi dirinya jika ia memang memikirkan Mark. Laki - laki yang sudah membuat hatinya dag dig dug itu pasti tidak akan menyangka jika pernyataan cinta yang ia inginkan sebenarnya tidak terlalu mewah, romantis menurutnya adalah sesuatu yang pernah ia minta di masa sebelumnya, tapi Haechan yakin... sangat yakin pasti Mark tidak menyadari keinginan sederhananya.

"Tuan muda...."

Haechan menolehkan kepala, menatap pada seorang anak buah ayahnya yang datang mendekat, "Iya... ada apa?"

"Di depan gerbang ada Tuan Muda Mark..."

"Nanti dulu, bela..." ucapan Bangchan segera terhenti karena Haechan sudah bangkit berdiri dan lari keluar dari ruang belajar.

"Ya!!!" teriak Bangchan.

"Aku ikut!!!!" Renjun ikut berlari keluar.

"Ya!! Renjun!!!" Bangchan menatap kebingungan, ia kemudian menatap kearah Jeno, "Ya!! Jeno!!!"

Bangchan mendengus kesal. Capek sekali mengurus anak - anak ini, siapapun yang berurusan dengan anak - anak ini di kehidupan lain semoga diberi ketabahan.

@@@@@

Mark tersenyum lebar ketika melihat Haechan datang padanya. Tangannya yang bersembunyi dibelakang punggung memegangi erat benda yang ia yakin bisa membuat Haechan kembali padanya.

"Aku tidak tahu romantis menurut versimu, tapi..." Mark mengeluarkan benda dari belakang punggungnya.

Corn Dog.

"Aku ingat sudah berjanji membelikanmu corn dog saat kencan pertama kita," Mark menyodorkan corn dog pada Haechan.

Tangan Haechan mengambil corn dog dengan senyuman lebar, "Terima kasih hyung."

"Jadi, apa aku sudah melewati syarat pertama?" tanya Mark.

Haechan yang sudah mangap dan hendak memakan corn dog nya menatap kearah Mark dengan kesal.

"Apa? Aku salah apa lagi?" tanya Mark.

Haechan mendengus kesal.

"Iya... sudah... aku tidak akan bicara lagi, dimakan dulu corn dog nya," kata Mark yang mulai merasakan susahnya jadi Changbin ketika Felix ngambek dengan alasan yang aneh - aneh.

@@@@@

"Laah aku pikir akan ada bunga, atau orkestra," kata Renjun.

Jeno tersenyum lembut, ia mendekatkan wajah pada Renjun, "Kalau kau... mau seperti apa pernyataan cinta yang kau inginkan?"

Renjun menatap pada Jeno dan mundur kebelakang kaget karena Jeno terlalu dekat dengannya. Sialnya, Jeno buru - buru melingkarkan tangan pada pinggangnya, mencegahnya untuk pergi.

Tatap mata bertemu antara Jeno dan Renjun. Cinta bersemi dimana - mana, kecuali untuk Bangchan yang menghela nafas kesal.

Mark-Haechan Love Story (Bang's Family Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang