2. Keluarga

232 28 7
                                    

Hadiah ultah buat koojungchoi maaf ya aku cuma bisa kasih ini... Dan 3 part lainnya buat kamu

Haechan menghela nafas panjang. Ya... hari masih pagi dan dia sudah menghela nafas panjang. Bayangkan saja, dia baru saja turun dari lantai 4 - dimana kamarnya berada - dan tengah menuju ruang makan ketika melihat seorang anak buah ayahnya menjerit - jerit kesakitan di salah satu ruang santai dengan tangan berdarah, sepertinya terkena tebasan pedang.

Mata Haechan terbelalak, "Ya!!! Ya!!!"

Teriakan dari Haechan membuat semua orang yang ada diruang santai menatap kearah Haechan.

"Ada apa tuan muda?" tanya salah seorang laki - laki.

"Jangan langsung dikasih obat merah," Haechan yang sudah rapi dengan seragam SMA - nya, melangkah mendekat. Ia menggulung lengan seragamnya dan mulai mengobrak abrik isi kotak P3K. Haechan mengambil botol berisi alkohol, "Bersihkan dulu pake alkohol."

Haechan menumpahkan alkohol ke kapas dan mengusapkan pelan pada luka yang langsung saja membuat anak buah ayahnya yang terluka menjerit kencang, "Berisik ih paman.. jangan teriak - teriak dong... ditahan sakitnya. Ambilkan air hangat."

"Siap tuan muda..."

Haechan dengan begitu tekun membersihkan setiap inchi dari luka dengan kapas yang lama kelamaan berubah menjadi merah. Begitu sudah tidak layak dipakai, Haechan mengambil kapas baru dan melanjutkan bersih - bersihnya.

"Ini tuan muda air hangatnya.."

Haechan mengambil handuk dan mencelupkannya, memerasnya dan mengusapkannya pada luka, "Nah kalau begini, akan mengurangi infeksi yang mungkin saja muncul dari pedang. Sekarang baru dioleskan obat merahnya dan itu juga jangan ke lukanya, tapi ke kain kassa."

Haechan mengambil kain kassa dan menumpahkan cukup banyak obat merah, yang kemudian masih ia tambal dengan kapas dan ia tempelkan pada luka yang untungnya tidak terlalu dalam. Dan terakhir, Haechan merekatkan dengan perekat luka.

"Selesai..." kata Haechan dengan senyuman lebar.

Haechan menatap pada sekelilingnya dan baru menyadari jika lebih dari 2 lusin laki - laki berwajah seram menatap kagum padanya.

"Om - om semua kan kerjanya berat dan berbahaya, harus belajar cara mengobati juga," kata Haechan, "Sudah ya... Enchan mau sarapan."

"Tuan muda mau diantar ke sekolah?" tawar salah seorang laki - laki.

"Tidak mau.. dan jangan ikuti aku. Jangan sampai identitasku terbongkar," kata Haechan.

"Siap!!!!"

Haechan tersenyum lebar, ia melambaikan tangan pada paman - paman berwajah seram yang tidak pernah membuatnya merasa terancam.

Dulu, pertama kali datang kerumah ayahnya ini, ia merasa pemborosan membuat rumah begitu besar dengan banyak ruangan, ternyata karena memang banyak ornag yang tinggal didalamnya dan Haechan bukan satu - satunya yang 'diambil' oleh pasangan Chulyong - Yuta dari kehidupan keji dan kadang tidak adil.

"Selamat pagi Mina nunna..." sapa Haechan, pada seorang perempuan muda berparas cantik yang dibawa kerumah ini setahun lalu, diselamatkan dari perdagangan perempuan dan nyaris diperkosa oleh laki - laki hidung belang diluar sana. Sekarang Mina hidup dengan lebih nyaman dan aman dengan menjadi salah satu pelayan.

Mungkin cerita Haechan tidak akan selesai selama 40 halaman dan 3 season jika menceritakan satu per satu orang yang telah diselamatkan oleh ayah dan ibunya. Dan tentu saja Haechan menjadi orang yang sangat beruntung karena bisa tinggal dirumah besar dan mewah ini dengan status yang lebih tinggi. Haechan terus berusaha duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan penghuni rumah lainnya, tetapi 3 tahun lalu ketika Haechan diumumkan sebagai anak dari Chulyong tentu saja statusnya mengalami perubahan.

Dan dari semua perubahan yang Haechan alami, mengapa dia masih tidak terbiasa dengan perubahan satu ini...

"Enak tidak masakanku?" tanya Yuta yang setelah menyuapi Chulyong dengan sup ayam buatannya.

"Rumah kita kekurangan garam ya," kata Chulyong.

"A... kurang asin," Yuta mengambil tempat garam, namun ketika tangannya terjulur justru suaminya yang berbadan kekar dengan tubuh tan ini malah memeluknya dari belakang, "Yeobo..."

Chulyong tidak menjawab, ia lebih memilih menggunakan bibirnya untuk menciumi tangan, naik keatas lengan dan berakhir mencium bahu Yuta yang terekspos.

"Nanti Haechan lihat, sudah sana duduk lagi," kata Yuta yang membuka wadah garam.

"Tidak mau.. aku masih ingin bersamamu," Chulyong kini semakin gencar melancarkan serangannya, menciumi leher jenjang istrinya yang semakin lama semakin manis saja.

Yuta berusaha menahan diri untuk tidak mendesah, walaupun tentu saja sulit karena Chulyong yang malah menekan tubuhnya dan menggesekkan penis sialan tepat dipantatnya. Konsentrasi Yuta yang semakin ambyar membuat tangannya melemah dan tanpa sengaja menjatuhkan tempat garam dalam keadaan terbuka kedalam panci sup.

Mata Yuta terbelalak dan Chulyong dengan segera merasakan tanda bahaya.

"Aku baru ingat ada pertemuan dengan klien," kata Chulyong yang buru - buru membalikkan badan.

"Ya!!!! Anata!!!!" teriakan kesal Yuta segera membahana.

Chulyong yang sudah membalikkan badan dan melihat Haechan segera mempercepat langkah kakinya, "Aku antar ke sekolah... sudah terlambat kan... ayo Haechan..."

"Baru juga jam 7 abeoji..."

"Sudah ayo berangkat..."

Akhirnya Haechan pasrah saja ditarik ayahnya, sementara di dapur masih terdengar teriakan kesal ibunya yang mulai mengomel dalam bahasa Jepang.

----------------------------------

Anata dalam bahasa Jepang artinya adalah 'Kamu'. Tapi untuk pasangan yang sudah menikah, anata digunakan seorang istri untuk memanggil suaminya dan memiliki arti yang sama dengan 'sayang'

Mark-Haechan Love Story (Bang's Family Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang