37. Penculikan

101 4 0
                                    

Haechan bahkan muak melihat senyuman yang diberikan Jungkook padanya ketika mereka bertemu di depan perpustakaan.

"Haechan, kau mau hadiah apa untuk ulangtahunmu besok??" tanya Jungkook.

"Tidak usah," balas Haechan dengan nada sadis. Ia melangkahkan kaki hendak masuk kedalam perpustakaan.

"Ettts..." Jungkook menahan tangan Haechan, "Kau marah padaku?"

Haechan berusaha melepaskan pegangan tangan Jungkook, tetap laki - laki bertubuh kekar di hadapannya ini benar - benar menahan tubuhnya dengan sangat erat.

"Lepas..." Mark memegangi tangan Jungkook yang ada dilengan Haechan. Dengan kekuatan yang cukup keras, Mark akhirnya berhasil melepaskan pegangan Jungkook, "Apa kau tidak belajar etika seorang guru? Memegang murid sembarangan dan melakukan intimidasi."

"Aku akan mempelajarinya nanti..." balas Jungkook dengan senyuman lebar.

Haechan dan Mark masih sama - sama terdiam sembari menatap pada Jungkook yang melangkah pergi dan menghilang dari hadapan mereka. Keduanya saling tatap, namun tidak saling berbicara. Keduanya masuk kedalam perspustakaan dan berdiri di depan papan informasi masih dengan mulut terkunci.

Di kepala Mark terganggu dengan rencana untuk mengusir Jungkook dari hidup Haechan, masalahnya Jungkook lebih dulu ada di kehidupan Haechan sehingga tidak bisa diusir begitu saja. Sementara di kepala Haechan, terganggu dengan kekhawatiran Mark akan marah padanya dan mengira dia tidak bisa menjaga diri dan membiarkan Jungkook mendekatinya.

Haechan menggelengkan kepala, dia tahu jika pemikirannya salah karena menuduh Mark tidak mempercayainya. Di tengah kekalutannya, Haechan merasakan tangannya disentuh oleh seseorang, ia menolehkan kepala dan menatap Mark tersenyum padanya.

"Jangan takut, ada aku disini untukmu," kata Mark.

Haechan balas tersenyum, ya... dia tidak boleh membebani pikirannya dengan hal - hal yang seharusnya tidak perlu.

"Kau mau mencari buku apa Haechan?" tanya Mark sembari mendekat pada Haechan.

"Buku sejarah kerajaan Joseon hyung," jawab Haechan.

"Akan kubantu mencarinya," kata Mark yang kemudian mencarikan buku yang dicari oleh Haechan di papan informasi.

@@@@@

Haechan berdiri di depan gedung sekolahnya sembari beberapa kali menengok kearah dalam gedung. Sosok Mark belum terlihat sama sekali. Haechan yang tidak sabar menunggu dan dia sudah menunggu selama 30 menit akhirnya mengambil handphonenya, belum juga dia mengamuk atau menelepon kekasihnya itu, sebuah pesan ternyata sudah ada didalam handphonenya.

Mark : aku ada kegiatan klub basket, kau pulang sendiri ya.

Haechan menghela nafas panjang, seharusnya dari tadi dia mengecek handphonenya agar tidak menunggu terlalu lama. Tapi ya sudah, untuk apa dia marah - marah saat ini. Haechan jadi agak menyesal karena tidak pulang dengan Jeno dan Renjun, tapi dua temannya itu sudah berminggu - minggu ini terlihat tidak ingin diganggu dan ingin menghabiskan waktu berduaan terus menerus.

Haechan melangkahkan kaki, ia akan membeli es krim lebih dulu sebelum pulang kerumah, kebetulan toko yang menjual es krim mochi kesukaannya dekat dengan halte bus. Membayangkan es krim mochi enak yang kenyal dan manis, membuat Haechan berlari semangat menuju pada toko yang memang ada di sekitar sekolah.

@@@@@

"Terima kasih..." ucap Haechan dengan mulut penuh es krim mochi, sepertinya dia sudah menghabiskan 3 es krim mochi bahkan sebelum keluar dari toko.

Haechan menyempatkan diri duduk di kursi depan toko untuk menghabiskan es krimnya, sangat tidak etis jika ia makan atau minum sembari jalan  bukan. Haechan yang tengah duduk menikmati es krimnya mendadak berhenti menjilati es krim ketika mendengar suara langkah kaki dari arah belakang.

Kepala Haechan menoleh, ia berharap itu adalah Mark yang datan memberikan kejutan, tetapi kejutan yang datang terlalu mengejutkan untuknya.

@@@@@

Mark segera mendekati pinggir lapangan, mengambil handphonenya dan menelepon kekasihnya untuk memastika jika Haechan sudah berada dirumah dengan selamat. Tetapi, Haechan tidak menjawab panggilan teleponnya sama sekali. Mark mencoba menelepon sekali lagi dan masih tidak ada jawaban sama sekali.

"Kenapa?" tanya Felix yang melihat perubahan di wajah Mark.

"Aku tidak bisa menghubungi Haechan," jawab Mark dengan nada suara yang jelas sekali dipenuhi kekhawatiran.

"Mungkin dia sedang tidur siang karena lelah," sahut Changbin yang datang sembari mengusap wajah dan tubuhnya yang dibanjiri peluh.

"Semoga saja tidak terjadi apapun," ucap Mark yang semakin merasa hatinya tidak tenang.

@@@@@

Haechan membuka matanya, ia menatap kesekeliling dan ketika menyadari dirinya berada di sebuah gudang hal pertama yang ia lakukan adalah menghela nafas panjang dan tidak perlu susah payah memberontak karena tahu dirinya pasti terikat di kursi atau tiang. Dan benar saja, dia terikat di sebuah tiang.

"Sudah bangun anak manis..."

Haechan mendongakkan kepala dan melihat seorang laki - laki paruh baya dengan kepala botak, di belakang sang laki - laki botak terlihat lebih dari 5 laki - laki lain dengan wajah seram.

"Dengar ya... segera lepaskan aku.. ibuku menyeramkan tahu," kata Haechan yang meski sudah berkali - kali di culik dan diselamatkan tetap saja dia khawatir.

Dan benar saja kekhawatiran Haechan, laki - laki berkepala botak mengeluarkan pisau berukuran kecil yang diacungkan pada leher Haechan.

"Aku tidak tahu siapa ayah dan ibumu, tapi aku pastikan mereka orang kaya karena kau bersekolah di SMA termahal di negara ini," kata si kepala botak, "Aku mencoba membuka handphonemu dan aku tidak bisa membukanya tanpa kunci."

"Kalau begitu tidak usah dibuka," balas Haechan yang mencoba akan lebih berhati - hati dalam bicara ketika ujung pisau lebih dekat kepadanya.

"Dan siapapun yang kau beri nama dengan Mark Hyung ganteng sudah meneleponmu lebih dari 10 kali," kata si laki - laki botak.

Mata Haechan terbelalak, "Bawa kesini handphoneku.. aku mau menghubungi balik Mark hyung."

"Jadi orang bernama Mark ini lebih berharga dari pada orangtuamu, kau ingin menghubungi Mark ini dulu?" si laki - laki botak mengerutkan kening.

"Dengar... bahkan orangtuaku bisa melacakku jika aku ada di bulan, jadi... lebih baik segera kau lepaskan aku," kata Haechan.

Haechan di kejutkan karena laki - laki botak mendengus kesal dan mengumpat dengan begitu keras. Sampai kemudian ia menatap kearah pintu gudang yang mulai terdengar suara berisik. Haechan hanya tinggal menghitung hingga sepuluh sampai akhirnya pintu gudang di tabrak oleh mobil berukuran cukup besar yang dibagian depannya dipasangi besi. Yah... memang mobil yang sengaja dibuat untuk keadaan seperti ini, untuk mendobrak pintu.

Haechan berdiri dengan santai di tiang sembari melihat anak buah ayahnya turun dari mobil dan seperti yang sudah terjadi di masalalu, Jungkook keluar dari mobil dan tanpa berkata apapun langsung menghajar para laki - laki penculiknya.

Mata Haechan terus mengamati aksi keren Jungkook yang tanpa cela bak buk bak buk, memukul kesana kemari dengan begitu gagahnya, anehnya Haechan tidak pernah tertarik untuk mencintai Jungkook. Mungkin karena dia sudah terlalu lama dengan Jungkook dan menganggap Jungkook adalah kakaknya daripada seorang laki - laki dewasa yang bisa ia cintai. Tapi... mungkin... didalam hati ayah dan ibunya, memang Jungkook yang diinginkan untuk menjadi kekasih Haechan atau lebih lanjut, menjadi suami Haechan.

"Kau diculik lagi tuan muda," ucap Jungkook sembari melepaskan ikatan tali di belakang tubuh Haechan.

Haechan menghela nafas panjang, ia tidak suka dengan Jungkook yang membuka tali dengan melingkarkan tangan dari depan tubuhnya, posisi mereka saat ini seperti dua orang yang berpelukan.

"Bukankah kita sudah sepakat agar kau tidak memanggilku dengan tuan muda," Haechan merasakan tangannya sudah terbebas.

"Jika aku bahkan tidak bisa menjadi kekasihmu, maka seumur hidup kau adalah tuan mudaku," kata Jungkook dengan senyuman lebar.

Haechan tidak membalas senyuman dari Jungkook, ia melangkah melewati tubuh Jungkook dan mulai mencari dimana keberadaan tas yang berisi handphone dan barang - barangnya.

Mark-Haechan Love Story (Bang's Family Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang