27. Bangkok-2- (Feat JackBam Couple)

81 6 2
                                    

Mark menatap kearah Haechan yang duduk di sofa depannya sembari masih menangis sesenggukan. 

"Sudah Haechan jangan menangis terus," kata Mark yang kemudian menatap pada Bambam yang datang membawakan kotak P3K. 

"Hiks... aku kan takut..." ucap Haechan dengan tangisan yang sulit ia hentikan. 

Bambam mengeluarkan alkohol untuk membersihkan luka pada perut Mark. Ketika alkohol menyentuh luka di perut Mark, rasa perih membuat Mark sedikit mengerutkan kening meski tidak sampai melenguh kesakitan. 

"Bahaya sekali tadi itu," kata Changbin yang meski tidak luka tetapi menempel pada Felix, memeluk kekasihnya dengan begitu erat. 

"Yah begitulah... tempat seperti itu memang identik dengan orang - orang kehilangan akal," kata Bambam, "Mereka pergi ke karaoke terkadang membawa permasalahan di kantor, di rumah."

"Tidak mau ganti jenis usaha yang aman - aman saja Bambam hyung?" tanya Renjun. 

"Yang aman itu bagaimana Renjun?" Jackson masuk kedalam ruang santai, ia membuka jaketnya dan duduk disebelah Haechan, mengelus - elus pada kepala Haechan yang masih sesenggukan menangis, "Keluarga kami sudah identik dengan image mafia dan memang mafia, mau buka toko kelontong pun tetap akan ada yang menganggu."

Haechan menatap kearah Mark yang lukanya mulai di perban, ia masih ngeri melihat luka robek di perut Mark. Haechan kembali menangis dan memeluk erat tubuh Jackson. 

Jackson tersenyum lembut menatap pada Haechan, adik angkatnya ini masih sama saja jika melihat orang yang terluka, "Aku jadi ingat ketika dulu terluka, Haechan menangis keras sekali sampai anak buahku lebih bingung menenangkan Haechan daripada mengobatiku."

Mark menatap iri, dia juga ingin dipeluk Haechan, tapi lebih baik dia diam dulu ditempatnya. 

"Padahal aku hanya menghadapi satu orang ya, bagaimana dengan kau Jackson hyung?? Sejak umur berapa kau sudah berurusan dengan hal seperti ini?" tanya Mark. 

Jackson mengerutkan kening, "Jika berurusan dengan hal - hal berbau kekerasan aku sudah mengalaminya semenjak umur 7 tahun."

Jeno, Renjun, Changbin, Felix dan Mark terkejut dengan perkataan Jackson. 

"Aku ini korban penjualan anak secara illegal. Aku dijual dari China untuk dijadikan budak di Korea semenjak usia 7 tahun. Tentu saja perlakuan yang aku dapat sangat - sangat buruk, pukulan, tendangan, makian, cacian," kata Jackson mengingat masa - masa mengerikan itu. 

"Tunggu... masa Chulyong - ssi membiarkanmu diperlakukan seperti itu?" tanya Jeno yang mengingat betapa marahnya laki - laki berkulit tan itu karena Haechan diganggu. 

"Aku bertemu Chulyong abeoji ketika berumur 10 tahun, melihat kondisiku dia langsung mengambilku dengan bayaran yang sangat banyak. Dan aku baru tahu ketika berumur 18 tahun jika ayahku itu mengeluarkan uang sampai 8 milyar hanya untuk membebaskan anak dari China yang tidak berharga ini," kata Jackson, "Tapi... bukan aku satu - satunya yang diselamatkan oleh Chulyong abeoji. Taehyung datang setelah setahun aku diselamatkan, kemudian ada Taeil yang kini di Amerika. Kemudian Jungwoo juga datang diselamatkan dari prostitusi anak yang nyaris saja membuat masa depannya hancur dan setelah itu...."

Jackson mengelus kembali pada kepala Haechan. 

"Abeoji menemukan anak kucing manis yang kehilangan pegangan ini," kata Jackson. 

"Dan bukan hanya kalian yang diselamatkan oleh Chulyong - ssi kan..." kata Jeno, "Kalau dipikir - pikir, kita juga diselamatkan Renjun. Beasiswa pendidikan yang full, masih ditambah biaya hidup juga."

"Begitu pula dengan para pekerja yang ada di klub, yang ada di tempat karaoke," kata Bambam, "Jika Chulyong abeoji mengubah semua usaha menjadi usaha yang aman - aman saja, akan banyak yang kehilangan pekerjaan. Meskipun pekerjaan yang kami lakukan bukan pekerjaan baik dan halal, tapi banyak orang yang bertumpu pada kami."

"Meski begitu harus tetap hati - hati ya hyung..." Haechan mengeratkan pelukannya pada Jackson, "Aku sudah pernah kehilangan keluarga dan tidak ingin merasakannya lagi."

Jackson menganggukkan kepala, ia mengecup ringan pada dahi adik angkatnya yang memberikan warna berbeda di kehidupan keluarga besar Bang. Bukan hanya untuk keluarga inti, tetapi juga untuk semua orang yang merasakan kehangatan, keceriaan sikap positif Haechan. 

@@@@@

Yuta menghentikan langkah kakinya dengan cepat ketika ia masuk ke wardrobe. Matanya menatap kearah Chulyong yang bertelanjang dada di depan lemari pakaian. Yuta selalu saja menatap miris pada bekas - bekas luka di punggung Chulyong. Yuta melangkahkan kaki, mendekat pada suaminya itu dan memeluk tubuh kekar suaminya dari belakang. 

"Wae?? Minta jatah..." goda Chulyong yang berakhir mendapat pukulan di punggungnya. 

"Aku selalu merasa bersalah ketika melihat luka di punggungmu," Yuta mengecup lembut pada punggung Chulyong, tepat di tato kepala naga. Tangannya mengelus pada bekas sabetan luka pedang yang cukup panjang. Sabetan luka pedang yang membentuk huruf X dan seakan memecah dua tato naga dipunggung Chulyong. 

Chulyong membalikkan badan dan menatap lurus kearah Yuta dengan senyuman lembut, sayangnya senyumannya tidak digubris oleh Yuta karena istri tercintanya ini lebih memilih memandangi bagian depan tubuhnya yang memang kekar, tetapi tidak luput dari luka. 

"Sayang..." Chulyong menangkup wajah Yuta hingga akhirnya menatap kearahnya, "Tidak ada yang perlu disesali dari semua luka. Tanpa luka - luka ditubuhku, aku tidak bisa bertemu denganmu dan ke - 5 anak kita."

Yuta tersenyum getir, ia memeluk tubuh Chulyong dengan erat, "Aku ingin Haechan mendapatkan suami dari kalangan kita, agar kau bisa segera pensiun."

"Eeeets... sudah kubilang padamu berkali - kali kan... aku tidak mau membebani anak - anakku dengan bisnis keluarga turun temurun kita," kata Chulyong. 

Yuta mendongakkan kepala, "Jadi... aku masih harus tetap jantungan sampai kau tua nanti. Aku tidak ingin menjadi janda diusia muda seperti ibumu, seperti nenekmu."

"Aku malah sudah yatim piatu sejak umur 19 tahun kan... karena memang pekerjaan keluarga ini yang tidak bisa dibilang aman," Chulyong tersenyum lebar, mengecup lembut pada bibir Yuta, "Tapi kau datang menguatkan... kemudian anak - anak juga. Jadi jangan terlalu khawatir."

Yuta sudah tidak bisa berkata apapun lagi jika Chulyong seperti ini. Akhirnya Yuta memeluk kembali tubuh Chulyong. 

"Terima kasih ya..." Chulyong mengelus lembut pada punggung Yuta. 

"Kenapa?" tanya Yuta. 

"Kau mengasuh Jackson semenjak kau berusia 16 tahun. Setelah itu tidak berhenti - berhentinya kau terus mengasuh anak - anak kita," kata Chulyong, "Diusiamu yang masih muda, aku membebani hidupmu dengan mengasuh anak."

Yuta tersenyum lebar, "Aku dengan senang hati mengasuh mereka kok. Walaupun aku sempat emosi jiwa ya saat Jackson ada diatas pohon dan tidak mau turun. Atau ketika Taehyung tiba - tiba pulang dengan wajha bonyok atau ket..."

Chulyong membungkam cerita Yuta dengan melumat lembut bibir istrinya ini. Chulyong menekankan bibirnya, menciumi bibir bawah dan atas Yuta bergantian hingga kemudian ia melepaskan ciuman dan pandangan mereka kembali bertemu. 

"Karena itu, cepat pensiun agar kita bisa menikmati waktu berdua," kata Yuta. 

Chulyong menatap sekelilingnya, "Kita juga sedang berdua lho ini."

"Anata..." panggil Yuta yang mulai kesal. 

"Iya.. iya.. setelah memastikan Haechan mendapatkan yang terbaik, aku akan segera pensiun," kata Chulyong. 

Yuta tahu jika rasa sayang Chulyong pada ke - 5 anaknya bahkan melebihi sayang orangtua kandung, begitupun dia. Yuta bukan tipe orang yang bisa berpura - pura, jika dia memang tidak suka dengan apa yang dilakukannya, maka dia tidak akan pernah melakukannya. Karena itu, tidak ada paksaan ketika ia mengasuh 5 anaknya. Tetapi... dia tidak bisa membohongi dirinya jika ia khawatir dengan kondisi kesehatan Chulyong. Dan sisi egois dirinya, ingin menikmati waktu berdua dengan Chulyong tanpa gangguan - gangguan. 

Mark-Haechan Love Story (Bang's Family Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang