9. Mengikat

243 17 2
                                    

Mark menatap kearah pintu kamar mandi, Haechan belum juga selesai mandi. Sudah lebih dari 30 menit dia menunggu diluar dengan hati yang semakin tidak karuan saja. Mark bangkit dari duduknya, berjalan mondar mandir didepan pintu kamar mandi. 

"Kalau disini, kelihatan banget aku sudah tidak sabar, duduk lagi saja..." Mark membalikkan tubuhnya. 

"Hyung...."

"Waaaaaaaaaaa!!!!!!" Mark menjerit keras, dan secara spontan membalikkan badan lagi dan matanya segera menatap kearah Haechan yang hanya memakai handuk kimono dengan belahan dada yang cukup rendah. Mata Mark tidak bisa teralihkan dari dada Haechan yang putingnya memang membuat dia penasaran kan semenjak tragedi di kran air. 

"Jadi nih hyung?" tanya Haechan. 

Mark tidak menjawab pertanyaan dari Haechan, ia memilih untuk mendekat pada Haechan, melingkarkan tangan pada pinggang ramping Haechan dan mendekatkan wajahnya hingga berakhir dengan mencium bibir Haechan singkat, "Kalau kau tidak mau tendang saja, biasanya juga ganas begitu kan."

"Jangan merusak suasana romantis ini hyung," protes Haechan karena sikap Mark yang membuatnya agak risih, dia kan lemah lembut. Tetapi Mark tidak protes dengan sentuhan - sentuhan hangat dan lembut dari tangan Mark. 

Mark mendekatkan wajahnya kembali dan kali ini melumat bibir Haechan dengan lebih bersemangat. Bibir Mark bergerak dengan begitu lincah, menghisap dan melumat belahan bibir Haechan yang setiap dalam emutan Mark semakin terasa manis dan menggiurkan. Mark menekan bibirnya, melesakkan lidahnya kedalam rongga mulut Haechan dan segera mengajak bergelut dengan lidah Haechan yang bergerak kesana kemari. 

Tangan Mark sendiri tidak bisa tinggal diam, sembari bibirnya masih melumat bibir Haechan dan sembari mendengarkan desahan - desahan lembut yang sesekali keluar dari belah bibir Haechan, tangan Mark melesak masuk kedalam belahan kimono. Mark memilin - milin puting milik Haechan, ternyata memang menggiurkan bermain seperti ini. 

"Anggh.... engghh.... hyung..."

Desahan Haechan meluncur keluar begitu saja ketika tautan bibir dengan Mark terlepas. 

Mark semakin bersemangat karena mendengar desahan cempreng Haechan yang ternyata membangkitkan libidonya dengan begitu luar biasa. Mark menempatkan tangannya dibawah pantat Haechan dan ia angkat saja tubuh Haechan yang ternyata memang tidak begitu berat. 

Haechan memekik cukup terkejut ketika tiba - tiba Mark mengangkat tubuhnya dan membawanya menuju ke ranjang. Sepertinya mau menghindar juga sudah tidak bisa jika melihat semangat Mark yang menggebu - gebu begini. Lagipula Haechan tidak mau munafik kalau dia memang menikmati setiap sentuhan dari Mark. 

Mark melemparkan tubuh Haechan begitu saja keatas ranjang king size. Tatapan matanya terus menatap kearah Haechan sembari tangannya melepaskan pakaian atasnya sendiri. 

Haechan menelan salivanya dengan begitu susah payah ketika melihat tubuh telanjang Mark yang tidak terlalu ber six pack, tetapi membuat jantungnya berdebar kencang. Jantung Haechan semakin tidak karuan ketika melihat Mark menaiki ranjang dan mendekat padanya. 

Mark melepaskan tali kimono handuk yang dipakai oleh Haechan, ia sengaja tidak melepaskan kimono handuk dari tubuh Haechan, entah kenapa terlihat lebih seksi dengan kimono yang masih melekat seperti ini. 

Mark menahan tubuhnya dengan tangan kanannya agar tidak terlalu menindih tubuh Haechan, karena dia harus berkonsentrasi menciumi leher jenjang Haechan. Bibirnya bergerak terus menuju bawah, menjilati puting berwarna cokela tua milik Haechan. Mark membuka mulutnya dan memasukkan puting milik Haechan, menghisap - hisapnya dengan penuh semangat dan agak tidak begitu peduli dengan Haechan yang kelojotan karena merasa geli dan juga nikmat bersamaan. 

Mark-Haechan Love Story (Bang's Family Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang