22. Hongkong-1-(Feat LuWoo)

107 7 6
                                    

Setelah melewati perjuangan keras di Geochang, kini rombongan Mark, Haechan, Changbin, Felix, Jeno dan Renjun melanjutkan perjalanan menuju Hongkong. Untuk menghindari kejadian seperti di Geochang, Mark kali ini meminta untuk diperlihatkan dulu kakak angkat Haechan. Dia bahkan meminta lihat ketika mereka masih di dalam pesawat, agar bisa bersiap - siap.

 Dia bahkan meminta lihat ketika mereka masih di dalam pesawat, agar bisa bersiap - siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark menatap kearah Haechan, "Yang mana kakakmu?"

"Yang ini..." Haechan menunjuk pada foto laki - laki berambut biru tua, "Namanya Jungwoo, kekasihnya namanya Lucas. Nah Lucas gege ini yang asli Hongkong, karena itu ayah menyerahkan bisnis di Hongkong pada Jungwoo hyung dan kekasihnya."

"Jungwoo hyung ini, tidak galak dan aneh seperti Taehyung hyung kan," kata Mark.

"Memangnya Taehyung hyung aneh?" tanya Haechan.

"Tidak... sangat tidak aneh... menyuruhku menanam bibit semangka di ladang lobak itu sangat tidak aneh," jawab Mark dengan senyuman lebar, tangannya mengelus pada rambut Haechan dan sebelum kekasihnya mengomel tidak jelas seperti kakaknya yang ada di Geochang itu, Mark lebih dulu mencium dan melumat lembut bibir Haechan.

Mark menekankan bibirnya, melumat dengan lebih semangat sembari tidak lupa menutup pintu pada bilik tempat duduk mereka berdua sebelum ada yang melihat.

Padahal Changbin dan Felix sudah melihat sebelum bilik di tutup.

"Ckckck anak - anak zaman sekarang, kelakuannya," Changbin menggelengkan kepala, tidak ingat sama sekali jika tangannya sudah nemplok di paha Felix dan mengelus - ngelus lembut.

@@@@@

Setelah perjalanan dari bandara yang tidak terlalu lama, akhirnya rombongan Mark dan kawan - kawan sampai di sebuah rumah bertingkat dua dengan halaman luas bahkan di bagian depannya terdapat kolam bertingkat yang begitu indah dan menarik perhatian Renjun.

"Waaah.... bagus sekali kolamnya," Renjun mendekat pada kolam, ingin melihat ikan niatnya, tetapi karena posisinya yang berada di tanah yang lebih atas sementara kolam berada di bagian depan dan juga ada di bawahnya. Renjun celingukan hendak mencari jalan untuk melihat ikan.

"Hati - hati, kau bisa jatuh lho..."

Mark dan Haechan menolehkan kepala, menatap pada Jungwoo yang ternyata sudah berada di antara mereka.

"Jungwoo hyung..." Haechan mengulang adegan memeluk kakak angkatnya.

Sementara Mark menganggukkan kepala dengan sopan pada Jungwoo. Dia akan menjaga sikapnya agar tidak terjadi lagi hal - hal tidak diinginkan.

"Waaaa!!!!"

Byuuuur!!!!

Haechan buru - buru menolehkan kepala, menatap kearah Renjun yang sudah terjun bebas masuk kedalam kolam.

"Ya!!! Renjun!!!" Jeno panik melihat kekasih mungilnya yang meluncur bebas kedalam kolam.

Renjun terduduk didalam kolam, diantara ikan - ikan yang mulai mendekat padanya dan....

"Huwaaa.... aku digigit ikan!!! Jeno!!!!" teriak Renjun histeris.

"Iya... iya... sebentar... aku datang..." Jeno menuruni tangga di pinggir kolam dan segera membantu Renjun keluar dari kolam.

"Astaga, buruan mandi sekalian sana," Jungwoo menatap pada beberapa pelayan, "Antarkan mereka ke kamar mereka."

Mark, Haechan, Changbin dan Felix yang melihat adegan terjun bebas Renjun dan perhatian Jeno yang jujur membuat iri Haechan dan Felix berdiri berjajar menatap pada pasangan Jeno - Renjun yang sudah melangkah masuk.

"Aku mau digendong..." pinta Felix.

"Apa sih??" Changbin mendengus kesal, "Capek nih, habis jetlag juga."

"Huuuh!!!" Felix membuang muka dengan wajah cemberut, "Aku mau kamar sendiri ya Jungwoo hyung... aku tidak mau satu kamar dengan bekicot ini."

"Boleh, boleh, kamarnya banyak kok," kata Jungwoo.

Felix mengikuti salah seorang pelayan masuk kedalam rumah, meninggalkan Changbin yang sudah menjerit - jerit panik dibelakangnya.

"Nah ayo aku antar kalian ke kamar masing - masing," kata Jungwoo yang melangkahkan kaki masuk kedalam rumahnya.

"Kami satu kamar saja hyung," pinta Mark.

"Aaaa.... Lucas gege....." Haechan berlari menuju pada Lucas yang baru saja turun dari mobil.

Sementara itu Jungwoo menghentikan langkah kakinya dan membalikkan badan menatap kearah Mark dengan senyuman lebar.

"Ketika aku bilang kamar sendiri - sendiri, kau harus menurutinya.." Jungwoo terus mendekat pada Mark, "Kenapa kau meminta satu kamar dengan Haechan? Kau mau menyentuhnya? Kau mau menyetubuhinya?"

Mark terdiam dengan jantung berdebar kencang ketakutan.

"Kau pikir aku tidak tahu jika kau ini mesum dan kurang ajar. Dimana buntut kucing yang kau beli itu?" Jungwoo masih terus mengoceh, "Berani kau memasukkan buntut kucing sialan itu pada Haechan, akan kupastikan penismu takkan bisa berdiri lagi."

"Jungwoo hyung... Lucas gege katanya bawa hadiah untukku..."

Jungwoo segera menolehkan kepala dan tersenyum lembut pada Haechan, "Aigo... semoga kau suka dengan hadiahnya. Ayo - ayo masuk, kau pasti lelah."

Mark menghela nafas panjang, "Mengerikan."

Mark dikejutkan dengan tepukan pada punggungnya, ia menatap pada seorang laki - laki bertubuh tinggi yang berdiri disampingnya.

"Sabar... Jungwoo dan kakak angkat Haechan yang lain itu sangat sayang pada Haechan, karena itu jadi agak protektif," kata Lucas.

"Apa kau juga disuruh minta restu seperti ini gege? Ke seluruh kakak angkat Jungwoo hyung?" tanya Mark.

"Iya, tapi mereka semua menyambutku dengan baik," jawab Lucas.

"Kenapa denganku mereka seperti ingin menelanku hidup - hidup?" tanya Mark lagi.

"Ya.. siapa yang tidak jengkel kalau adik kesayangannya di tindas kemudian disetubuhi juga," jawab Lucas dengan senyuman lebar kearah Mark.

Sepertinya Mark benar - benar harus berhati - hati, ia pikir tidka ada yang lihat dan tahu tentang buntut kucingnya, ternyata malah sudah tersebar sampai ke Hongkong.


Mark-Haechan Love Story (Bang's Family Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang