31. Karina

105 6 15
                                    

Haechan benar - benar merasa canggung dan  malu ketika berhadapan dengan kedua orangtua Mark. Ia tidak bisa menghindar ketika Mark ingin Haechan bertemu dengan Jaehyun dan Taeyong. Haechan memang harus bertemu dengan kedua orangtua Mark bukan, untuk mempererat silaturahmi diantara dua keluarga yang mungkin nantinya bakal menjadi besan. 

"Garamnya mau seberapa Taeyong - ssi?" tanya Haechan yang membantu memasak di dapur. 

"Sedikit saja, setengah sendok makan," kata Taeyong yang mendekat pada Haechan dan tersenyum lebar, "Panggil aku dengan eomma dan panggil Jaehyun dengan appa."

Haechan menatap ragu, tetapi ia kemudian tersenyum lebar, "Iya... eomma..."

"Nah seperti ini kan lebih enak," Taeyong memeluk sebentar pada tubuh Haechan, "A... aku ambil daging dulu, kau lanjutkan memasaknya ya."

"Ne... eomma..." balas Haechan dengan senyuman malu - malu. 

Haechan kembali pada gomtang yang sedang ia masak, tidak lupa ia masukkan garam sesuai dengan anjuran Taeyong tadi. 

"Ohhh... jadi kau kekasihnya Mark oppa..." 

Haechan membalikkan badan masih dengan tangan memegangi adukan sup, matanya menatap pada sosok anak perempuan yang menatap sinis kepadanya. 

"Kau pasti tidak tahu kan siapa aku," kata si perempuan yang kini sudah ada dihadapan Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau pasti tidak tahu kan siapa aku," kata si perempuan yang kini sudah ada dihadapan Haechan. 

"Sebentar ya kalau mau kenalan," Haechan mematikan kompor, 'Dimana mangkuk?"

"Dengarkan aku dulu... namaku Karina...."

"Ooooh hai Karina," sapa Haechan yang melangkah mengambil mangkuk. 

"Aku tidak suka kau pacaran dengan Mark oppa," kata Karina yang melangkah dan menghalangi Haechan.

"Lalu kenapa?" tanya Haechan, "Aku kan pacaran dengan Mark hyung, bukan denganmu. Restu yang aku butuhkan hanya dari orangtua Mark hyung dan saudaranya, sementara dia anak tunggal."

"Dengar ya... aku ini adik sepupu kesayangan Mark oppa, dia akan melakukan apapun untuk menyenangkan hatiku," kata Karina dengan sneyuman lebar. 

"Hmmm... kau sepertinya hanya butuh kasih sayang saja... mau aku kenalkan dengan tante ku? Dia galak sih dan menyeramkan, tap...." Haechan berhenti berbicara begitu Karina menyiramnya dengan air yang memang sudah ada dimeja. Air minum milik Haechan tadi. 

"Ya!!! Karina apa yang kau lakukan??" jerit Taeyong terkejut melihat apa yang dilakukan oleh keponakannya ini. 

"Aku benar - benar tidak suka dengan laki - laki ini menjadi kekasih Mark oppa," kata Karina. 

"Kau tidak punya hak sama sekali untuk menghalangi mereka. Dan satu hal lagi, jangan berbicara kasar seperti itu. Haechan ini anak dari Chulyong dan Yuta," kata Taeyong. 

"Ada apa ini?" tanya Mark yang ketika masuk dapur melihat Haechan sedang mengusap wajahnya yang basah. 

"Aku tidak peduli mau dia ini anak siapa," lanjut Karina, "Mark oppa harus mendapatkan yang terbaik untuk mendampingi hidupnya."

"Kau pikir aku tidak yang terbaik," Haechan menatap kearah Mark, "Hyung.... anak ini menyebalkan..."

Mark menghela nafas panjang, ia mendekat pada Haechan dan mengelus - elus punggung Haechan agar lebih sabar, "Karina dengarkan aku, Haechan ini adalah orang yang sangat - sangat aku cintai. Aku tahu kau khawatir padaku, tapi percayalah Haechan ini orang yang paling tepat untukku."

Karina menatap kearah Haechan yang balas menatap dengan senyuman lebar. 

"Tenang saja kau masih bisa bermain dengan Mark hyung kok," kata Haechan sembari mengalungkan tangan pada lengan Mark. 

Karina hanya bisa membrengutkan wajahnya saja.

"Mau tidak aku kenalkan pada tanteku, kaya raya lho dia..." kata Haechan. 

"Diiih... dikira aku murahan dan matre apa," Karina membalikkan badan dan melangkah keluar dari dapur. 

Haechan menghela nafas panjang. 

"Kau tidak apa - apa kan," Mark memperhatikan dengan seksama pada Haechan. 

"Hanya diguyur air saja," balas Haechan.

"Jangan diambil hati ya," Mark tersenyum lebar, "Penggemarku memang banyak dimana - mana."

Haechan mendengus kesal, ia tidak jadi mengomel karena Mark sudah memeluknya erat dan menciumi gemas pada pipinya. 

"Hmmm... bapak sama anak, bucinnya sama..." Taeyong geleng - geleng kepala, "Mau makan malam atau mau cium - cium dulu di sini?" 

Haechan mendorong tubuh Mark dan menatap kikuk pada Taeyong, ia kembali menjadi menantu yang baik dengan membantu menyiapkan makan malam. 

@@@@@

Haechan dan Mark duduk berdampingan sembari menatap dan mengawasi Karina yang sedang berbicara dengan tante Haechan - adik dari Chulyong - Shin Hyunbin.

"Kau benar - benar ya... mengenalkan sepupuku yang masih berumur 17 tahun itu pada tante - tante umur 29 tahun," kata Mark sembari menggelengkan kepala. 

"Karina sendiri yang mau, dan lihatlah sepertinya mereka cocok," kata Haechan. 

"Cocok jadi ibu dan anak baru benar," Mark baru menyadari sesuatu, "Tantemu ini, bukan mafia juga kan."

"Mafia..." jawab Haechan dengan senyuman lebar. 

"Tapi, semua bisnis sudah dipegang ayahmu, dari jual beli narkoba, perjudian, pelacuran jual beli senjata illegal," kata Mark. 

"Hyunbin ahjumma ini spesialis khusus," kata Haechan masih dengan senyuman lebar. 

"Tunggu.... jangan membuatku pusing dan berputar - putar saja, berikan aku jawaban yang pasti," kata Mark yang lama - lama jengkel juga dengan Haechan. 

"Jadi... tanteku ini..." 

"Haechan... Mark..." 

Kepala Haechan dan Mark dalam waktu bersamaan menolehkan kepala menatap pada Hyunbin. Mark merasakan hawa mencekam yang tidak biasa, tapi anehnya Karina sudah senyum - senyum saja dan mengandeng tangan Hyunbin seakan mereka sudah pacaran selama ratusan tahun.

"Kami pergi jalan - jalan dulu ya," kata Hyunbin. 

"Ne ahjumma... hati - hati," kata Haechan sembari melambaikan tangan pada Hyunbin dan Karina yang benar - benar melangkah pergi dari hadapan mereka. 

Mark kembali menatap pada Haechan, dia belum mendapatkan jawaban. 

"Hyunbin ahjumma spesialis di bisnis pembunuh bayaran...."

"Mwo????" jerit Mark tidak percaya dengan apa yang dia dengar. 

"Jangan buat dia marah saja pokoknya, agak temperamen..." lanjut Haechan. 

"Memang apa yang dia lakukan kalau sedang temperamen atau marah?" tanya Mark. 

"Tidak banyak sih... ya paling membunuh orang...."

"MWO??????????????????"

Mark menatap kearah luar, ia mulai khawatir dengan Karina, biar bagaimanapun Karina satu - satunya saudara sepupu kesayangannya kan. 

"Kau ini... sebenarnya masih jengkel karena diguyur air ya tadi malam oleh Karina," kata Mark. 

Haechan tidka menjawab, ia sedang menikmati red velvet dihadapannya. 

Mark-Haechan Love Story (Bang's Family Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang