6

23 14 0
                                    

Hai guys ada yang nungguin update nggak nih ?

Selamat membaca :)

***

Bel masuk sudah berbunyi, Tiara merapikan kotak bekalnya dan berjalan menuju ke kelas.

Sesampainya di kelasnya ia mendapati Mella dan kedua antek - anteknya sedang duduk di depan Arsen dan teman - temannya. 

Sepertinya gadis itu berusaha menarik perhatian Arsen tapi sayangnya cowok itu tetap bersikap dingin dan mengacuhkan Mella, ia lebih tertarik dengan ponsel yang ada di tangannya ketimbang cewek centil di hadapannya.

" Arsen kok kamu cuekin aku," ujar Mella sambil memegang tangan Arsen tapi langsung di tepis cowok itu.

" Ayang Mella kalau lo di cuekin sama si kutub mending ama gue, gue nggak kalah ganteng kok." Ujar yoga sambil  menarik turunkan alisnya sok ganteng.

" Lo kayaknya nggak ada kaca ya di rumah, anak kecil juga tau kali ganteng arsen kemana - mana!" ujar Mella ngegas membuat Yoga cemberut.

Sedangkan Satriya jijik melihat ekspresi yang di buat Yoga rasanya dirinya ingin muntah. mengalihkan pandangannya dari Yoga ia berganti menatap si nenek lampir yang masih berusaha menggoda Arsen. 

Tidak beberapa lama bel tanda masuk kelas berbunyi membuat semua murid satu persatu memasuki kelas.

Mendengar bell tanda masuk berbunyi membuat Mella berdecak, ia harus meninggalkan kelas pujaan hatinya.

" Arsen aku pergi dulu ya nanti aku ke sini," ujar Mella sambil tersenyum.

" Gk,"

" Hmmptt," suara Satriya yang sedang menahan tawanya membuat Mella mendelik kesal.

" Kok kamu gitu," ujar Mella merajuk dengan wajah yang di imut - imutkan, tapi pemirsa bukannya imut malah terlihat amit - amit.

" Mending lo pergi sebelum guru dateng," ujar Satriya memandang cewek di depannya kesal.

" Terserah gue dong!" Jawab Mella ngegas, tapi setelah itu ia meninggalkan kelas Arsen bagaimana lagi guru sudah datang.

Mella pasti tidak akan menyerah begitu saja, banyak rencana di otaknya untuk kembali mendekati The Most Wanted di sekolahnya sebisa mungkin ia harus mendapatkan salah satu dari mereka berdua.

Kalau bukan Arsen ia harus mendapatkan Alan yang juga sahabat dari Arsen yang sekarang menjabat ketua osis di sekolahnya, namun entah kenapa keduanya sangat susah untuk di dekati membuatnya kesal.

Ia ingin semakin populer di sekolahnya dengan cara menjadi pacar salah satu dari keduanya, dan ia tidak akan meyerah semudah itu untuk mendapatkan kedua pangeran sekolahnya.

Di sisi lain Tiara menghela nafas pelan tersenyum kecil karena keberadaan cowok itu sedikit menguntungkan untuknya, Mella dan gengnya beberapa hari ini tidak mengganggunya karena sibuk mengejar Arsen.

Tidak terasa Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Tiara segera membereskan bukunya.

Hari ini ia berniat mengerjakan tugas di perpustakaan, ia belum mengerjakan sama sekalih karena ia terkena masalah dengan Mella dan kedua temannya sedangkan lusa ia akan melakukan peresntasi.

Setelah mengabari supirnya ia akan pulang terlambat, Tiara segera menuju ke perpustakaan .

Seperti biasa perpustakaan terlihat sepi saat ia sudah sampai di sana, ia melangkahkan kakinya masuk lalu mencari buku yang akan ia gunakan untuk tugasnya.

Setelah dapat, ia berjalan menuju spot terbaiknya, di mana lagi kalau bukan di samping jendela yang langsung mengahadap ke taman. Ia mendudukkan dirinya di kursi yang di sediakan lalu mngambil leptop dan mengerjakan tugasnya.

Suasana terlihat hening karena hanya ada dirinya dan penjaga perpus yang berada dii ruangan itu. 

" Berisik!"

" Eh?"

Tiara menghentikan ketikannya saat mendengar suara dari balik meja. Ia mengerutkan keningnya dan bertanya - tanya siapa orang di balik meja di depannya ?

Detik selanjutnya cowok itu bangun lalu menolehkan kepalanya menatapnya datar. Tiara terkejut saat mengetahui siapa seseorang di hadapannya.

 Rambutnya sedikit berantakan dan matanya memerah seperti orang habis bangun tidur, eh kenapa tidur di perpustakaan ?

Gadis itu tidak mau membuat masalah dengan orang di hadapannya, ia menundukkan kepalanya.

" M-maaf," ujar Tiara takut - takut tanpa menatap lawan bicaranya.

Dirinya sepertinya menganggu tidur cowok itu dengan suara ketikan keyboardnya.

Ia menghela nafas lalu pergi meninggalkan perpustakaan tanpa mengucapkan apapun lagi, sedangkan Tiara yang sedari tadi menahan nafas akhirnya dapat bernafas dengan lega.

Ia membenarkan kacamatanya yang melorot sambil berdoa dalam hati semoga tidak terjadi masalah karena kejadian sepele barusan.

Setelah melihat punggung tegap itu menghilang dari pandangannya,  Tiara kembali melanjutkan kegiatannya.

Tidak terasa hari sudah sore, gadis itu segera membereskan bukunya lalu meninggalkan perpustakaan mungkin supirnya sudah menunggu di depan.

***

Sesampainya di rumah, ia melangkahkan kakinya memasuki rumah bak istana di hadapannya, ia melangkahkan kakinya menuju dapu namun tidak melihat seseorang yang di carinya.

" Bibi kemana ?" 

Gadis itu melangkahkan kakinya ke belakang dan mendapati Bibi sedang menyiram tanaman bunga.

" Bibi, Tiara cari di dapur nggak ada ternyata di sini."

" Eh non, udah pulang ternyata. Mau makan ?" 

" Nanti bik, masih kenyang." ujar Tiara sambil mengusap perutnya.

" Gimana luka kemarin, udah baikan ? udah di kasih obat ?" Tanya Bik Lastri sambil meneliti penampilan gadis di depannya.

" Udah Bik, udah di kasih obat juga." Ujar Tiara sambil tersenyum tipis.

" Kamu nggak di gangguin mereka lagi kan ?"

" Nggak Bik tenang aja."

Bik Lastri menghela nafas lega," Ya udah ke kamar bersih - bersih terus istirahat."

" Iya bik," 

Tiara meninggalkan bibi lalu naik ke lantai dua memasuki kamarnya, ia menaruh tasnya di meja belajar lalu membuka lemari untuk mengambi baju ganti.

Ia menghentikan tangannya saat akan mentup lemari pakaian saat melihat jaket yang bukan miliknya masih tergantung rapi di almarinya.

Gadis itu mengambil jaket hitam tersebut lalu mengamatinya, ia jadi penasaran siapa yang memeberinya jaket tersebut.

Apakah orang yang sama dengan orang yang menolongnya saat dirinya pingsan di toilet ?

Dan orang yang sama juga dengan orang yang memberinya susu kotak coklat ?

Ia menggelengkan kepalanya saat tidak menemukan petunjuk apapun dalam benaknya, siapa kira - kira cowok itu.

Cepat atau lambat ia akan tahu.

***

Jangan lupa vote dan comment nya

terima kasihh




Lebih berwarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang