13

26 7 0
                                    

Selamat membaca ......

****

" Kakak bakal kasih izin kamu pulang kalau kamu mau cerita semuanya ke kakak!" Ujar Reyhan tegas membuat senyum di bibir Tiara menghilang dan menatap kakaknya terkejut.



Bagaimana sekarang, Apakah dirinya memberitahu seseorang di depannya ini atau menyimpannya seorang diri ? apa keputusannya ini tidak akan ia sesali di kemudian hari ?

" Tiara, kamu anggap kakak keluargamu kan ? sekarang papa kamu memang  tidak ada di sini tapi kakak ada, Kakak nggak mau kamu menanggung semua sendirian." Reyhan berusaha membujuk Tiara untuk menceritakan segalanya.

Melihat kemarin gadis itu pingsan, lalu terdapat luka - luka di tubuhnya yang ia pastikan bukan karena jatuh membuatnya berspekualasi yang tidak - tidak dan sekarang ia ingin memastikan sendiri kebenarannya.

 Sekarang dirinya di buat khawatir gadis yang masih berbaring di depannya ini, Ia takut tanpa sepengetahuannya adiknya mengalami sesuatu yang selalu terbayang - bayang di benaknya semenjak semalam.

Meskipun ia tahu cerita sekilas dari Bik Lastri, tapi Reyhan ingin tahu semuanya dari mulut gadis di depannya sendiri.

" Tiara, Kakak mohon hm?"

Tiara menghela nafasnya sebentar, gadis itu merebahkan tubuhnya lalu menarik selimut sampai dada dan memejamkan matanya membuat Reyhan tidak bisa berbuat apa - apa, tidak mungin cowok itu memaksa adik satu - satunya apalagi dia masih dalam keadaan sakit.

Reyhan bangkit dari kursi berpikir ' Mungkin nanti dirinya akan kembali berusaha membujuk Tiara agar gadis itu mau bercerita'

"Apa yang Kakak pikirkan memang benar." 

Deg

Langkah Reyhan berhenti bersamaan dengan jantungnya yang seakan juga ikut berhenti.

Reyhan berdiri dengan kaku dengan tangan yang masih berada di handle pintu, benar apa yang dia pikirkan, gadis itu mengalami pembulliyan di sekolahnya.

 Reyhan mengalihkan pandangannya menghadap ke arah Tiara, gadis itu masih berbaring dengan mata yang terpejam namun bekas air mata yang mengalir di pipinya terlihat begitu jelas di matanya.

" B-berapa lama?" tanya Reyhan dengan suara yang tercekat namun Tiara enggan menjawab hanya air mata yang terus mengalir di pipinya.

" Tiara jawab pertanyaan Kakak, berapa lama kamu mengalami kejadian seperti ini !?" tanya Reyhan Tegas menatap gadis yang sudah ia anggap adik sendiri.

" Jangan bilang mulai kamu masuk SMA ? atau jauh sebelum itu ?" Tanya Reyhan menebak.

Tidak ada jawaban dari pertanyaan Reyhan, gadis itu hanya membuka matanya yang memerah dan menatap Reyhan dengan tatapan keputusasaan. 

Melihat Hal itu membut Reyhan terkejut hingga ia terduduk di kursi tepat di samping Tiara yang sedang menagis tanpa suara.

" K-kamu bohong kan ? Tiara kenapa kamu nggak bilang sama Kakak atau setidaknya bilang sama papa kamu, Kakak yakin-"

" Kak, emang Tiara punya siapa ?"

Deg

Tidak ada ucapan yang keluar dari mulutnya, sampai Tiara kembali melanjutkan ucapannya dengan air mata yang terus meleleh.

" Papa jarang di rumah kak, sedangkan kakak sendiri sibuk dengan urusan kakak. Di rumah hanya ada Bibik Kak !" Tiara tidak berbicara keras tapi penuh penekanan, ia capek memendam ini sendirian. 

Lebih berwarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang