Baru pemula nih, jadi masih banyak typo dan masih belajar. Minta kritik dan sarannya guys
Selamat membaca guys ....
*****
Begitu sampai di kantin Adel membeli Roti dan susu lalu pergi meninggalkan kantin menuju ke taman. Mereka duduk di bawah pohon yang rindang, Tiara membuka bekalnya lalu menawarkannya kepada Adel mereka makan bersama dengan tenang.
Sampai pertanyaan Adel membuat Tiara terdiam kaku.
" Tiara sebenarnya gue penasaran dari kemarin tapi gue tahan, pipi lo sedikit bengkak bahkan lutut dan siku lo ada bekas luka. Apa ada seseorang yang jahat sama lo ?" Tanya Adel kepada teman barunya.
Tiara menghentikan gerakan mulutnya yang sedang mengunyah, ia menunduk sambil meremas roknya gugup. Bagaimana jika Adel tahu bahwa sebenarnya ia sering di rundung dan gadis itu akan membencinya.
Tidak mendengar jawaban dari seseorang di sampingnya membuat Adel mengambil kesimpulan sendiri.
" Kalau lo belum siap cerita nggak papa kok, gue ngerti." Ujar Adel santai sambil menyedot susu kotaknya.
" Kamu benci sama aku ?" Tanya Tiara membuat Adel mengrenyit bingung.
" Hah ? kenapa gue harus benci sama lo ?" Tanya Adel bingung.
" Mungkin kamu sama kayak anak - anak lain yang benci sama aku." Jawab Tiara takut - takut matanya sedikit berembun, Ia mengusap air matanya yang hampir menetes dengan punggung tangannya.
" Nggak, gue nggak benci sama lo soalnya lo udah kasih contekan matematika ke gue haha.." Adel tertawa mendengar alasannya sedangkan Tiara hanya tersenyum ia tahu Adel hanya bercanda.
" Kalau lo udah siap cerita, cerita ke gue ya ? gue kan sahabat lo mulai sekarang." Ujar Adel sambil tersenyum lalu memeluk teman barunya.
Tiara hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya pelan.
Tidak berapa lama bel masuk berbunyi mereka bedua segera membereskan makanannya dan masuk ke kelas.
****
Tiara duduk manis di samping kursi kemudi dengan Adel yang mengemudikan mobilnya. Seperti yang di janjikan Adel, gadis itu akan mentraktirnya karena sudah memberikan contekan. Tiara sudah bilang tidak usah tapi yang namanya Adel keras kepala, gadis itu memaksanya untuk ikut.
Adel menghentikan mobilnya setelah sampai di cafe yang mereka tuju, lokasinya tidak jauh dari sekolahnya hanya membutuhkan waktu 15 menit.
Kedua gadis itu berjalan menuju kasir untuk memesan minuman, setelah itu mencari kursi untuk duduk.
" WOII ADELL SINI LO!" Ujar seseorang dengan wajah ngeselin minta ampun sedang dadah - dadah ke arahnya.
Adel menundukkan kepalanya merasa malu karena sekarang sudah menjadi pusat perhatian, lihat saja apa yang akan di lakukan kepada cowok yang sampai sekarang menunjukkan cengirannya.
Adel melangkah mendekati bangku di pojok cafe dekat dengan jendela, ia langsung berjalan menuju cowok yang tadi membuatnya malu.
PLAKK
" ADUUUHH Sakit tauu!" Adel dengan tidak tanggung - tanggung memukul punggung Yoga dengan keras gadis itu lalu duduk di samping cowok itu, di susul Tiara yang duduk di sampingnya.
" BERISIK!"
Dirinya sebenarnya takut karena sebelahnya Arsen, cowok itu terlihat diam dengan pandangan matanya yang tajam membuat ia bergedik ngeri dan langsung mengalihkan pandangannya.
" Lo kenapa si teriak - teriak gitu, bikin malu gue aja !"Ujar Adel ketus kepada Yoga sambil mencubit lengan cowok itu keras.
" Aww sakit Del, iya iya maaf gue nggak sengaja." Yoga menatap memelas ke arah Adel membuat gadis itu melepas cubitannya, Yoga segera mengelus lengannya yang terasa sakit.
" Awas lo gitu lagi, gue timpuk lo!" Adel menatap tajam Yoga yang masing meringis.
Sedangkan Tiara yang melihat perdebatan tersebut hanya diam sambil menatap mereka berdua, ternyata Adel gadis yang pemberani bahkan Yoga yang notabene nya cowok tidak berani melawannya.
Tidak berapa lama datang Alan dan Satriya, lalu duduk bergabung dengan mereka. Tiara tidak menyangka akan duduk sebangku dengan para Most Wanted di sekolahnya. Jika teman sekolahnya tahu, mungkin dirinya akan di bully habis - habisan.
Tiara sesekali melirik Alan yang sedang tertawa kecil melihat perdebatan Adel dan Yoga, cowok itu terlihat lebih tampan saat tersenyum.
Tiara yang sedari tadi memperhatikan Alan tidak sadar kalau cowok itu berbalik menatapnya, mereka berpandangan beberapa saat lalu Alan tersenyum kecil padanya membuat gadis itu tersedak.
" Loh Tiara lo kenapa ?" Tanya Adel sambil menyerahkan minuman gadis di sampingnya lalu mengelus punggung Tiara.
" Uhuk nggak papa Del," Jawab Tiara setelah batuknya reda.
" Ya ampun muka lo sampe merah gini ? lo nggak papa?" Tanya Adel khawatir kepada Tiara.
" Nggak papa Del." Adel lalu mengangguk.
" Lo kalo sama Tiara aja lembut, kalo sama gue kayak macan betina." Ujar Yoga sambil mencebikkan bibirnya membuat Adel jijik kepada cowok di sampingnya.
" Heh emang lo siapa ? emak gue bukan temen bukan buaya iya !" Adel kembali ribut dengan Yoga.
" Apa lo bilang buaya mata lo siwer ya ganteng gini lo sebut buaya , liat noh gue nggak ada ekor. Jangan - jangan sebenarnya lo iri sama ketampanan gue !?" Tanya Yoga sambil membenarkan r jambulnya membuat Adel ilfil.
" Apa! gue iri sama lo hah ? Apa yang gue iriin, muka pas - pasan juga." Ujar Adel ngegas.
" Udah - udah kalian berantem mulu, entar suka beneran." Ujar Alan memisahkan keduanya.
" NGGAK SUDIH !" Ujar keduanya bersamaan.
Sedangkan Satria hanya bisa mojok galau hahaha...
" Emm Del aku pulang dulu ya, udah sore soalnya." Pamit Tiara.
Gadis itu segera membereskan barang - barangnya dan memasukkannya ke dalam tas. Ia meraih ponselnya untuk menghubungi sopirnya.
" Gue anterin." Gadis itu bangkit dari duduknya diikuti Tiara melangkah keluar cafe dan memasuki mobilnya.
Sesampainya di depan rumah Tiara.
" Mau mampir dulu ?" Tanya Tiara
" Lain kali aja, udah mau gelap gue langsung pulang aja." Tolak Adel lalu menginjak gasnya meninggalkan Tiara yang masih di depan gerbang rumahnya.
Gadis itu lalu tersenyum kecil saat melihat mobil Adel menghilang di tikungan. Ia mendorong gerbang dan berjalan menuju ke ruamhnya.
Langkahnya terhenti saat melihat Bik Lastri yang sedang berjalan mondar - mandir di teras rumahnya sambil menggenggam ponsel. Dengan cepat Tiara mengampiri Bik Lastri.
" Assalamu'alaikum Bik, Kok Bik Latri di luar mondar - mandir. Kenapa ?" Tanya Tiara takut ada sesuatu yang penting.
"Wa'alaikumsalam, Ya ampun non kemana aja ? Bibi nyariin non kok udah sore baru pulang ?" Tanya Bik Lastri khawatir membuat gadis itu menepuk kepalanya keras.
" Ya Ampun Bik maafin Tiara, Tiara lupa ngabarin Bibi. Tadi main bentar ke cafe sama teman Tiara." Ujar Tiara merasa bersalah karena telah membuat wanita paruh baya di depannya merasa cemas.
" Nggak papa non. Lain kali kabarin Bibi, biar Bibi nggak khawatir." Ujar Bibi lembut, sedangkan Tiara tersenyum lalu mereka berdua memasuki rumah itu.
****
Yeyyy
Jangan lupa Vote yah kawan - kawan hihi
Vote
Vote
Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih berwarna
RomanceJangan lupa follow :) **** menceritakan seorang gadis yang ingin menemukan kebahagiaannya karena begitu lelah dengan cobaan yang menerpanya. ia sudah terlalu lelah menangis tanpa ada seorang pun di sisinya. Ia berharap segera menemukan seseorang ya...