Hai haii para readers tersayangg, udah siap baca part 1? Semoga suka💜💜💜
Happy Readingg
>>><<<
"Eh cacing, ulat, kodok, tikus, sumpah Killa jangan tinggalin Neyzometra yang cantik jelita paripurna inii."
"Kenapa lagi?" Killa memutar badan, menatap Nezy dengan kelakuan absurd yang tak ada habisnya.
"Banyak cacing, lewat jalan lain aja yok." ungkapnya sambil menatap tanah horor.
"Cuma cacing Ne,"
"Pliss, gue takut anjir sama ini hewan." Killa menghela nafas dan berjalan mendekati Nezy. Setelah berdebat lumayan panjang, akhirnya Killa menyetujui untuk memilih jalan lain yang bebas dari cacing.
"Nama lo aneh banget heran." cetus Killa membuat Nezy menghentikan langkah.
"Apalagi? Ayo cepetan kalau jalan."
"Nama gue keren, gak ada yang sama satu sekolah, bahkan satu dunia mungkin." ujar Nezy dengan bangga.
"Oh iya, yaudah."
Fyi, nama panjang Nezy adalah Neyzometra. Gadis dengan nama aneh yang membuat kelakuan semakin aneh, untungnya ia cantik. Primadona SMA Dandelion, siswi pintar dengan pesona tersendiri itu mampu membuat semua orang mengaguminya.
"Killa, lo itu beruntung banget tau punya temen kayak gue." Killa mengernyitkan kening.
"Hah?"
"Nanti lo ketularan cantik dari gue, kan enak nggak usah beli skincare lagi." tutur Nezy, membuat Killa melongo.
"Terserah tuan putri."
Kintana Syakilla, biasa dipanggil Killa. Teman Nezy sejak umur 5 tahun, namun ia heran kenapa mempunyai seperti Nezy, dan lebih herannya mengapa Killa mau tetap berteman baik dengan Nezy.
Membingungkan.
Tak lama setelah memasuki kelas, suara bel berdenting keras. Membuat Nezy sedikit jengkel, niat ingin pergi ke kantin mengisi perut harus segera diurungkan. Gadis itu menatap jadwal pelajaran yang ada disampingnya, tepat ditempel di mading kelas.
"MATI GUE, PELAJARAN SENI BUDAYA!!"
Pekik Nezy tertahan, saat melihat jam pelajaran pertama adalah seni budaya. Bukan apa-apa, hanya saja Nezy sangat lemah kalau urusan menggambar. Dan parahnya—gadis cantik itu sepertinya—belum mengerjakan tugas.
"Pagi anak anak."
"Pagi buu."
Benar seperti dugaan Nezy, guru seni budaya yang biasa dipanggil—bu Evi. Tak pernah terlambat barang satu menit.
"Bu Evi kenapa cepat banget masuk kelasnya." ujar Nezy dengan senyum yang dipaksakan.
"Iya soalnya nggak sabar kasih pr dan tugas buat kamu." memdengar itu Nezy tersenyum kecut, guru seni budaya ini sangat menyebalkan.
"Bu, nggak usah ada pr yaa. Tangan saya capek bu, gambarnya nggak jadi jadi." balas Nezy.
"Itu cuma alasan kamu, tugas minggu kemarin kumpulkan didepan. SEMUANYA!!!"
"Memangnya minggu kemarin ada tugas ya bu?"
"Neyzometra, ibu kan sudah nitip tugas sama ketua kelas. Kamu jangan pura-pura lupa. Ini pasti belum ngerjain kan kamu, KELUAR DARI KELAS SAYA." final bu Evi membuat Nezy ingin meleleh sekarang juga.
Mendengar itu, nyali Nezy menciut. Ia menggoyangkan bahu Killa yang masih santai dengan arsiran baru dibuku gambar,
"Killaa,"
"Elo sih, udah gue bilangin dari kemarin."
"Kan lupa." dengus Nezy sambil merutuki dirinya sendiri.
>>><<<
Dengan gontai, ia keluar dari kelas. Menyusuri koridor dan jalanan kelas yang sepi, tak heran karena ia tengah dihukum di awal jam pelajaran. Netranya menyapu halaman sekolah yang luas, dari lantai dua. Masih bingung ingin kemana sekarang, andai Killa ikut dihukum. Mungkin tak akan se-bosan ini.
"Gardenia cafe,"
Pilihan bagus adalah gardenia cafe, bukan pilihan bagus jika ia ketahuan pak Afi atau bu Ida'ah. Biasa digunakan untuk bolos karena lokasinya ada disamping sekolah juga makanannya yang terkenal enak. Tak perlu melewati pak satpam sebab Nezy tau jalan pintas.
Gadis itu berjalan dan memesan makanan, perutnya berbunyi terus menerus akibat tak mendengarkan ucapan sang mama. Saat asyik menunggu. Ekor matanya mendapati seorang lelaki, ia dengan mudah mengenalinya walaupun mukanya tertutup masker.
"Sumpah, cowok itu kan yang di seminar kemarenn."
Bola mata Nezy tak bisa berkedip melihatnya, tubuh tinggi tegap dengan kulit sedikit pucat itu sudah menarik perhatian Nezy sejak satu minggu lalu.
"Pengen kenalan, tapi malu, tapi pengen dapet nomor teleponnyaa." tubuhnya bingung, 50% ingin berkenalan, tapi 50% yang lain tidak mau.
Pesanan Nezy sudah siap, ia membayar dan kembali mengedarkan netra mencari prince charming yang sudah dijumpai tadi. Bahkan saat lelaki itu membuka masker, tebakannya tetap tak salah. Dia, Nezy jatuh hati padanya.
"Gimana nih, hm!"
"Samperin gak ya?"
"Gue kok deg-degan parahh ginii, ayo Ne. Bisa yokk semangat!! Cuma ajak kenalan sama minta nomer hape."
Dengan tekat kuat ia mulai melangkah, tiga langkah yang bisa dibilang cukup lebar membuat ia semakin dekat dengan cowok itu. Sebelum kemauan Nezy terwujud ....
"PAK AFI SAMA BU IDA'AH NGAPAIN DISINI SIH, MATI GUE."
***
Jadi pak Afi sama bu Ida'ah tu guru bk gitu loh, kira-kira Nezy ketangkap gak yaa sama mereka? Kira-kira Nezy kena hukuman apaan ya kalau ketahuan.
HAPPY READING, SEMOGA SUKAA
JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE YANG BANYAK YA.NEYZOMETRA UP HARI SABTU, SENIN DAN RABU YAA GUYS, DITUNGGU DAN IKUTI TERUS CERITANYAA, DADAAH.
Salam,
HIDAYAH.

KAMU SEDANG MEMBACA
NEYZOMETRA (ON GOING)
Teen FictionPertemuan yang tak direncanakan, membawa suatu perpisahan yang tak dapat dielak. Takdir membawa cinta dan luka, semua satu paket. Namun apakah ia dapat membawa cinta dan luka itu dengan baik? Apakah ia dapat bertahan? Bagaimana jika ia menyerah dan...