Vote sebelum baca!! Yuk tekan bintangnya yukk💙💙💙
Happy Reading!!
>>><<
Seperti jadwal hari sabtu sore biasanya, club basket SMA Dandelion harus berlatih keras sebelum tanding dengan sekolah SMA lain di pekan olahraga. Tepatnya dua bulan kedepan. 10 SMA di Jakarta akan mengadakan pekan olahraga, dan basket termasuk didalamnya.
"Ger, gue kemaren di chat sama Aril." Remon datang dan membisikkan sesuatu pada Gerry.
"Lo pada masih inget gak? Sama si Aril." ujar Gerry, sang ketua.
"Yang tengil itu? Mana mungkin gue gak inget." Daren menyahuti,
"Curang doang bangga, bangsat memang." Leo yang baru sampai langsung ikut nimbrung, sedangkan Arthan yang anak baru hanya diam, karena tak tau siapa Aril dan kecurangan apa yang ia buat.
"Ngomongin apaan, gak paham gue." keempat cowok itu menoleh dan menatap Arthan secara bersamaan.
"Lo gak tau? Lupa ya? Aril anak SMA Bahtera curang kalo main sampe sampe buat Leo hampir patah tulang!! Masak lo lupa sih?" ujar Daren bertalu talu.
"Heh, lo bodoh ya?" cetus Leo pada Daren.
"Tau nih!! Arthan kan anak baru," ujar Gerry membuat Daren tertawa keras.
"HAHAHAA, gue lupa anjer kalo doi anak baru." lanjut Daren sambil tertawa.
"Doi mulut lo,"
Setelah berbincang mengenai Aril dan tim SMA Bahtera, kelima cowok iti berlatih serius.
Aril itu ketua basket SMA Bahtera yang terkenal licik. Semua akan ia lakukan agar tim basketnya menang, tak terkecuali untuk curang. Tahun kemarin, Aril dan teman temannya sengaja membuat Leo cedera parah dan tulang kakinya hampir patah. Leo yang tak ikut pertandingan, membuat semua tim SMA Dandelion tidak fokus, semua bermain dengan emosi apalagi Gerry, cowok itu sangat mudah tersulut. Seperti tau keadaan tim basket Denny yang kacau, dimanfaatkan Aril untuk mencetak skor sebanyak banyaknya. Tak ada yang berani untuk menghukum Aril, sebab ia adalah anak dari pengusaha terkenal dan ayahnya menjadi donatur terbesar di beberapa sekolah. Termasuk SMA Bahtera dan SMA Dandelion, terkadang manusia lupa jika uang bukan segalanya.
Kembali ke Gerry dan teman-teman yang giat untuk berlatih, tak lupa pak Beni yang tak kalah giat untuk mengatur strategi juga teknik unggulan yang biasa digunakan dalam permainan bola basket.
"Oke! Sudah cukup untuk latihan hari ini, kalian bisa pulang. Jangan lupa tetap latihan shoot sendiri dirumah dengan rutin, mengerti?"
"Mengerti pak!"
"Arthan kamu sudah bermain dengan bagus, saya acungi jempol buat kamu." bangga pak Beni.
"Terimakasih pak," sahut Arthan, di Bandung Arthan menjadi kapten basket, bahkan sekolah Arthan dulu pernah bertanding dengan SMA Dandelion. Maka dari itu pak Beni sudah mengenal Arthan dari temannya, pelatih basket di sekolah Arthan. Itulah sebabnya Arthan dapat mengganti kekosongan inti anak basket dengan cukup mudah.
"Segera pulang dan istirahat, saya akhiri sampai sini." pak Beni keluar dari lapangan basket dan masuk ruang guru.
"Mau ngopi gak?" tanya Daren.
"Lo gak capek?" tanya Arthan balik.
"Capek lah bege, tapi dirumah lebih capek." Arthan mengernyit tak paham.
"Cuih, lo gak punya adek cewek yang cerewet kek toa masjid."
"Oh, seberisik itu emang?"
"Hooh Thann, apalagi kalo sama temen temennya dibawa ke rumah. Behhh, kek pasar udah." aduh Daren.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEYZOMETRA (ON GOING)
Teen FictionPertemuan yang tak direncanakan, membawa suatu perpisahan yang tak dapat dielak. Takdir membawa cinta dan luka, semua satu paket. Namun apakah ia dapat membawa cinta dan luka itu dengan baik? Apakah ia dapat bertahan? Bagaimana jika ia menyerah dan...