Hello para readers tersayang, siapa yang masih nunggu cerita ini angkat kaki yok! Becanda ges.
Intinya happy readingg💜💜💜
*****
Bola basket berpantul-pantul dengan lihai saat diperebutkan oleh para pemain, club basket SMA Dandelion itu benar-benar hebat dan tentunya memanjakan mata para penontonnya. Bagaimana tidak, kalau orang yang bermain itu adalah sederet lelaki berostur tubuh kekar dengan wajah tampan.
Tapi pagi yang lumayan siang ini masih tak ada yang menonton mereka bermain, wajar saja karena sekarang masih jam pelajaran.
"Pak, si Daren belum sampe nih." ujar Gerry, sang ketua basket SMA Dandelion.
"Awas aja, kalian bisa pemanasan atau mungkin main sendiri dulu." final pak Benni kemudian pergi dari lapangan basket. Sepertinya beliau akan memberi tugas pada kelas yang punya jadwal olahraga,
"Anjir, gue gak sabar lihat Daren dihukum."
"Anak curut emang, dia masuk kan Than?" tanya Remon antusias.
"Daren? Masuk dia."
Sepeninggalan pak Benni, semuanya tampak serius dan berlatih dengan banyak bola basket. Juga menyiapkan diri agar tidak terbahak saat melihat Daren dihukum nanti.
>>><<<
"HUAA, KILLA GUE KESEL BANGET SAMA ARTHANNN." Killa yang tengah berbaring nyaman dikasur, ternyata masih harus mendengar rengekan Nezy.
"Dikelas lagi jamkos?"
"IYAAA," sontak Killa menjauhkan ponselnya dari telinga. Benar-benar suara Nezy sangat memekakkan telinga.
"Gimana, kenapa sama Arthan."
"Tadi—"
"Iya bii, bentarr. Ne gue tutup dulu, daah Nezy cantikk."
Tutt, sambungan ditutup sepihak oleh Killa membuat Nezy mencebik kesal. Baru saja ingin menceritakan momen menyebalkan pagi tadi, ia kembali mendesah kesal.
"Ngapa sih Ne? Dari pagi tuh muka kek keset kamar mandi tau gak." ungkap Aldo. Tak tahan dengan sikap dingin—sikap tak biasa dari teman sebangkunya.
"Aldoo—" rengek Nezy sambil mendaratkan kepalanya dipundak Aldo, membuat pergerakan cowok itu terhenti.
"Tadi pagi,"
"Tadi pagi?"
"Arthan ngomong ke gue."
"Ngomong?" beo Aldo menirukan kalimat Nezy,
"Ngeselin banget sih, gue tampol tuh mulut mauu!" Aldo malah tertawa terbahak, bahkan tak takut pada ancaman Nezy sama sekali.
"Tampol aja kalo bisa, HAHAHA."
Detik berikutnya Aldo berlari memutari kelas sambil tertawa lepas. Tentu saja diladeni oleh Nezy, ia tak akan berhenti sampai berhasil memberi pelajaran pada Aldo.
"Woy All, berhenti loo!!"
"Hehh, kalian pada ngapainn. Gue udah capek piketin kelas jangan lari-lariii." pekik Nudia, petugas kebersihan kelas yang selalu mendapat omel saat ada sidak dadakan.
"Nudd, bantuin gue kejar Aldoo cepetan."
"Ogah, nanti kaki gue kelaperann!" seisi kelas terbahak melihat itu, drama kelas ini memang tak pernah gagal. Kalau saja Killa ada disini pasti gadis itu akan berceloteh panjang, sayangnya ia sedang keluar kota.

KAMU SEDANG MEMBACA
NEYZOMETRA (ON GOING)
Novela JuvenilPertemuan yang tak direncanakan, membawa suatu perpisahan yang tak dapat dielak. Takdir membawa cinta dan luka, semua satu paket. Namun apakah ia dapat membawa cinta dan luka itu dengan baik? Apakah ia dapat bertahan? Bagaimana jika ia menyerah dan...