Happy Readingg para readers tersayangg, semoga sukakkk❤
>>><<<
Halaman sekolah sudah ramai di jam sepagi ini, pukul 06:00. Para panitia pekan olahraga disibukkan dengan tugasnya masing-masing, lomba diadakan esok hari. Maka dari itu hari ini adalah puncak latihan sekaligus persiapan para murid yang akan mengikuti lomba. Pembelajaran hari ini diliburkan,
Nezy dengan wajah bantalnya, mencari-cari pouch kamera yang tiba-tiba hilang. Bukan hilang tepatnya, hanya lupa naroh. Pagi tadi, Asya berhasil masuk kamarnya dengan bantuan mama Fera. Maka disinilah dia, ruang fotografi yang masih sunyi. Nezy masih tak tau tujuan Asya menyeretnya kesini, bahkan mereka tak memakai seragam. Hanya kartu pelajar dan kalung panitia, agar diizinkan masuk tanpa berseragam.
"Ck, Nezyy! Kok molor lagi sih." geram Asya.
"Lo ngapain sih ajak gue kesini, emangnya ada yang urgent banget?" tanya Nezy sambil sesekali menguap.
"Gak juga ... sih."
"Terus?"
"Ini gak penting banget, tapi lumayan penting." Nezy mendehem, masih meminta jawaban.
"Oke! Gini, gue mau ketemuan sama kak Gara. Dia sibuk adain rapat sama persiapan, jadi suruh gue kesini." cicit Asya, Nezy menahan nafas. Berusaha tak meledakkan emosinya karena masih pagi, ia membenarkan posisi duduknya dan melihat Asya sengit.
"Apa Sya, ulangin! Gue gak dengar."
"Mau ketemuan sama kak Gara." ulang Asya dengan takut-takut, pasalnya wajah temannya itu memerah.
"LO GILA SYAAA, TIDUR GUE YANG BERHARGAA HILANGG. INI HARI TERAKHIR KITA SANTAI, NATSYAA."
Suara cempreng Nezy menggema sampai disudut ruangan, Asya menutup telinga. Lalu meringis, tak enak pada Nezy. "Sori."
"Lo kemaren gue paksa jalan, gak mau! Tapi sekarang lo malah ajakin gue subuh-subuh cuma buat ketemu Gara! Sungguh pintar sekali, nak." cerocos Nezy, amarahnya sudah diubun-ubun ingin membotaki temannya yang satu ini.
"Iya dehh, Asya salahh. Nanti gue traktir, sekarang ... duluan ya, kak Gara udah nunggu." sekali lagi Nezy dibuat bungkam, tak bisa berkata-kata.
"Daah, sayang kamu Ne." selanjutnya Asya memberi kiss bye.
"Punya teman, gila banget."
Gadis itu mengumpati Asya dalam hati, matanya masih ingin terpejam jadi ia kembali menelungkupkan wajah ke meja. Tak butuh waktu lama, kesadarannya sudah pergi ke alam mimpi.
Tap,
Tapp,
Tappp,
Suara langkahan sepatu yang cukup keras tak cukup memgusik Nezy dari tidur pulasnya, dia masuk dan menatap heran pada gadis tanpa seragam itu tidur di ruangan fotografi.
Mendekat, lalu menyentuh pelan pundak gadis itu. Nezy belum bangun, hanya menggeliatkan badan lalu kembali tidur. Dia mencebik kesal, tak sabar lagi dengan Nezy, ia menepuk keras punggung gadis itu.
Tanpa butuh waktu lama, Nezy mengangkat wajahnya. Menatap orang yang berani mengusik tidur beserta mimpi indahnya, netranya membulat. Buru-buru ia mengalihkan wajah dan merutuki kebodohan dirinya sendiri.
"Ngapain tidur disini?"
"Ehe—ngapain ya? Engga tidur gue." elak Nezy, tak mau ketahuan.
"Gajelas." Arthan melalui gadis itu, kemudian membuka lemari dan mengambil satu kamera dari etalase. Sedangkan Nezy tengah memeriksa wajahnya, mana tidak bawa ponsel. Juga tak ada cermin disekitar sini.

KAMU SEDANG MEMBACA
NEYZOMETRA (ON GOING)
Novela JuvenilPertemuan yang tak direncanakan, membawa suatu perpisahan yang tak dapat dielak. Takdir membawa cinta dan luka, semua satu paket. Namun apakah ia dapat membawa cinta dan luka itu dengan baik? Apakah ia dapat bertahan? Bagaimana jika ia menyerah dan...