Bab 9b

2K 392 35
                                    

Perempuan bergaun hitam itu, membuat Dani benar-benar terpukau. Seperti ada magnet yang membuatnya tidak berkedip saat memandang perempuan itu. Caranya bergerak, tersenyum, dan melangkah sungguh memesona.

"Pak ...."

Dani tergagap saat Jeff menegurnya berkali-kali. Ia menoleh, tersenyum simpul. "Ayo, kita sapa mereka."

Saat itulah Dani berharap dirinya tidak mabuk karena langkahnya sedikit goyah dan merasa kehilangan wibawa karena itu. Kakinya sempat terhenti saat melihat Lewais mendekati pasangan itu.

"Selamat datang, Nona dan Tuan. Apa kabar?" Lewis mengulurkan tangan tapi hanya Juan yang menyambut. Dara hanya mengangguk kecil.

"Jangan panggil Tuan dan Nona, cukup nama saja. Saya Juan, dan ini Roxie."

"Apa kabar?" Dara bertanya dengan suara yang direndahkan. Tidak ingin Lewis mengenalinya.

Lewis tersenyum, menatap keduanya dengan ramah. "Senang bisa menyambut kalian di sini. Mari, saya kenalkan dengan rekan kerja yang lain." Ia berbalik dan berhadapan langsung dengan Dani yang melangkah sempoyongan bersama Jeff.

"Paman, tolong kenalkan kami." Dani berucap lantang, menatap Dara dengan intens.

Sementara Dara dan Juan saling pandang, Lewis justru terlihat tidak senang. Kedatangan Dani membuat emosinya tersulut tapi ia berusaha meredamnya.

"Kenalkan ini direktur PT. Lotus, Dani."

Dara mengangguk dan tidak menyambut uluran tangan Dani. Ia berusah bersikap sebiasa mungkin dan tidak mencolok. Malam ini pertama kalinya ia tampil di muka umum sebagai Roxie dan tidak akan mengacaukannya demi apa pun.

"Kalian pasangan yang serasi," puji Dani. Matanya tidak bisa lepas dari Dara.

Juan yang menjawab. "Terima kasih, Pak Dani."

"Sama-sama Pak Juan. Mari, kita cari tempat untuk bicara."

Dani mengiringi langkah Dara dan Juan menuju meja bundar yang berada di sudut ruangan. Seorang penyanyi wanita sedang menghibur di panggung kecil diiringi band. Lewis tercabik antara mengikuti mereka atau menyapa tamu lain. Akhirnya, ia memilih untuk duduk di samping Dani karena tidak mau kalau laki-laki itu salah bicara dan merusak semua rencana.

"Saya belum pernah melihat kalian sebelumnya? Maksudnya di pesta atau pertemuan pengusaha." Dani membuka percakapan.

Juan melirik Dara dan menganggukkan kepala. Dara menangkap tanda yang diberikan dan tersenyum. "Kami lama tinggal di luar negeri dan di luar kota. Maksudnya, dulu kecil tinggal di sini tapi berpetualang berdua, termasuk soal bisnis."

Dani tersenyum, mengaggumi suara rendah dan halus milik Dara. "Hebat. Sekarang kenapa terpikir untuk menjadi investor dan mitra di pertambangan pasir?"

"Karena prospeknya bagus," jawab Juan. "Kami pernah ikut pertambangan sebelumnya. Berupa nikel dan biji besi. Sekarang ingin mencoba pasir."

"Kalau begitu kalian sudah berpengalaman?"

"Bisa dikatakan begitu."

Dani melirik Lewis yang tidak dapat menyembunyikan rasa puas di wajahnya. Perusahaan mereka sedang membutuhkan aliran dana besar dan kerja sama yang ditawarkan dua investor baru akan sangat membantu.

Mereka melanjutkan pembicaraan dan selama itu pula, mata Dani tidak bisa lepas dari Dara. Kekaguman terlihat jelas dengan berusaha mengajaknya bicara terus menerus. Di bawah meja, diam-diam jemari Juan meremas jemari Dara untuk menguatkan.

Lewis berpamitan untuk menyapa para tamu. Juan juga beranjak pergi ke toilet, tersisa hanya Dara dan Dani di meja.

"Roxie, senang berkenalan denganmu."

Dendam DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang