Singgah

120 21 0
                                    

Pierre semua akan berduka cita,kematian pierre akan memikirkan semua ibu pierre sampai menangis.

A/n:
Author note sengaja aku taruh sini. Kalian pasti bingung dengan tulisan tidak jelas di atas. Itu bukan tulisanku melainkan tulisan adikku, Thoriq yang masih kelas tiga SD. Dia diam-diam mengetik tulisan itu karena tahu aku menulis fanfiction mengenai Om Pierre.

Skip kalau kamu merasa itu buruk dan mengganggu. Aku tidak menghapusnya untuk menghormati dan menghargai karya adikku :")

Oke, selamat membaca tulisanku!

***

"Bu, Ibu!"

Aku sibuk menyibakkan selambu-selambu yang memisahkan semua ruangan di rumah kami. Mulanya, aku pergi ke dapur. Tetapi, tidak menemukan Ibu di sana. Jadi, aku pergi ke kamarnya. Ternyata Ibu sedang melipat-lipat pakaian.

"Ni, ada apa hingga berteriak seperti itu, hm?" tanya Ibu seraya meletakkan kaus biru milik Ayah yang sudah terlipat rapi ke tumpukan pakaian lainnya. "Puji menggodamu lagi, ya?"

"Tidak, Bu." Aku memgambil tempat ke dipan kamar Ibu dan duduk berhadapan dengannya.

"Lantas?" Ibu kembali bertanya tanpa berniat melirik putrinya ini sama sekali.

Dasar, Ibu. Untung saja kali ini, aku merasa amat senang.

"Pierre, Bu!" Aku menunjukkan padanya sebuah surat.

Kali ini, Ibu memusatkan arah pandangannya pada surat yang kubawa.

"Pir?"

"Dia bakal datang ke Medan!" kataku jelas menggambarkan kegembiraan.

"Benarkah?" Senyuman Ibu merekah. "Ah, yang benar?"

Aku mengangguk cepat. "Sungguh, Bu."

"Alhamdulillah. Sudah lama rasanya sejak kau berulangtahun kemarin, Pierre tidak datang lagi. Usiamu sudah delapan belas bukan? Lalu, Pierre?" Di sela-sela rasa gembiranya, Ibu sempat-sempatnya bertanya.

Aku tertawa kecil. "Dua puluh enam tahun, Bu."

"Ah, ya. Dia datang ke Medan semata-mata untuk menemuimu? Bukankah kini dia mengabdikan diri sebagai Ajudan Nasution?"

"Ibu baca saja surat ini sendiri, maka Ibu akan tahu," kataku sembari menyerahkan sebuah amplop berisi surat kepada Ibu.

________________________________
Untuk, Rukmini Tjhamim
Djl. Gadjah Mada Utara No. 10

Ni, kabarmu sekeluarga ada baik?
Aku baik-baik sadja. Pak Nas pergi
ke Medan & aku ikut untuk temani.
Datang sekitar lusa.

Rindu sekali melihat senjummu, Ni.
Ingin dengar banjak tjerita 'hal Sina
& Udaj serta anak2 di gubuk batja.
Tidak sabar segera lusa. Djuga ada
perihal jang harus kukatakan lusa
pada Ajahmu, menjangkut kita.

Bukankah katamu, Achir pekan Ajah
tidak pergi?

Djaga kesehatanmu ja, Ni.

Tu Me Manques [Finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang