021.

1K 185 26
                                    

jangan lupa tinggalkan komentar yang banyak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa tinggalkan komentar yang banyak!

kita semakin dekat di konflik utama.

2.200++ kata.

—s t u p i d l o v e—

Pukul 05.05 pagi Ja terbangun dengan sedikit terkejut melihat keadaan di sekitarnya yang berubah. Seingatnya tadi malam, ia tidak sengaja tidur dengan buku-buku yang berserakan di atas ranjang, laptop yang sepertinya belum dimatikan, alat tulis yang tersebar, dan posisinya yang duduk dan bersandar di kepala ranjang, namun dia betul-betul heran saat terbangun seperti orang yang memang memiliki niat untuk tidur pada umumnya. Sekelilingnya terlihat lebih rapi, buku-buku, alat tulis, dan laptop yang semalam ia gunakan sudah tersusun di atasmeja belajarnya.

Pandangan mata Ja jatuh pada cangkir yang berisikan teh di atas meja belajarnya dan dilengkapi dengan secarik kertas yang sepertinya Ja tahu siapa penulisnya. Ia bangun setelah beberapa menit hanya duduk terdiam sambil memhumpulkan nyawanya yang masih kabur dan belum stabil, tangannya ia arahkan ke meja belajarnya lalu meraih kertas yang ada di atas sana. Ia baca tulisan yang ia sangat kenal siapa penulisnya

Ah, Kakaknya membuatkannya bekal hari ini, dan sudah siap sepagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah, Kakaknya membuatkannya bekal hari ini, dan sudah siap sepagi ini. Namun saat matanya mengarah dan membaca tulisan Jeno dan temen-temen yang lainnya, entah mengapa Ja sedikit tidak suka saat membaca itu. Kakaknya itu kenapa tidak bisa jika hanya memikirkan tentang dirinya sih? Mengapa harus teman-temannya ikut andil jadi sasaran kepedulian dan terbawa atas hal yang Kakak berikan untuknya?

"Adek lo ngga cuma gue aja apa ya?"

Ja tidak suka saat Kakaknya itu mempedulikan yang lain selain dia. Ja tidak suka saat Kakaknya memberikan pedulinya kepada yang selain dirinya. Ja, mau jadi orang yang diutamakan oleh Kakaknya itu. Hanya dia, hanya Ja. Dan ia tak mau membagi itu.

Apa bisa?"

Ja menyentuh permukaan luar cangkir yang masih hangat, sepertinya Kakaknya itu belum lama meninggalkan rumah. Ia terkekeh pelan setelah membaca tulisan Note yang Kakaknya tulis. Tergantung amal ibadah katanya, haha.

stupid love. [Taeyong - Jennie] -END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang