028.

1K 181 31
                                    

semoga cukup untuk teman malam minggu kalian!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

semoga cukup untuk teman malam minggu kalian!

jangan lupa tinggalkan banyak komentarnya, ya?

enjoy!

.

.

—s t u p i d l o v e—

Taeyong tersenyum sembari membuka pintu, dan setelah berhasil berada di dalam bangunan rumah itu, ia rentangkan tangannya kala melihat presensi seseorang yang ia rindukan.

Gadis manis yang mampu membuatnya jatuh sedalam ini kepadanya, padahal dahulu, untuk melihat eksistensinya pun Taeyong tak sudi.

Dan kini, semesta mampu menunjukkan bukti betapa naifnya seorang Lee Taeyong yang dahulu katanya tidak akan mau mencintai seorang Kim Jennie karena hal itu adalah sebuah kemustahilan.

Bagi Tuhan, musthail itu bohong. Selagi Dia yang mengelola semesta, yang mustahil menurut manusia bisa jadi nyata jua. Dan bagi Taeyong dan Jennie, semua itu terbukti. Dan kini Taeyong mengaku pada semesta, bahwa ia menyukai Jennie dengan keseluruhan, tanpa terkecuali.

Jennie menghamburkan diri pada pelukan ternyamannya dalam dekapan Taeyong. Ia senang sekali, setelah melewati berpuluh-puluh hari, akhirnya dirinya mampu menggenggam hati manusia kesayangannya selain Kim Jaemin, adiknya.

"Kangen~!" Kata pertama yang terlontar masih dalam posisinya yang sama. Bahkan saking tak bisa menahan kerinduan, mereka masih berpelukan di daun pintu rumah Jennie.

Taeyong tersenyum simpul dan mencium pucuk kepala Jennienya. "Lepas dulu, aku mau tutup pintu rumah kamu." Jennie menggeleng sambil cemberut. Hei, ia masih kepalang rindu dan Taeyong meminta melepaskan? Oh~ Tidak semudah itu.

Pemuda itu terkekeh lalu dengan hati-hati bergerak dan menutup pintu dengan Jennie yang masih mendekapnya erat, seolah tak mau lepas, seolah tak mau pisah. "Manja banget."

Taeyong tidak akan pernah merasa muak seberapa kali Jennie bersikap manja terhadapnya, merengkuhnya dengan dekapan erat, memanggil namanya dengan nada manja, atau merasa kesal tiba-tiba, juga menjadi manusia yang haus pujian dan afeksi sekalipun Taeyong tak akan muak.

Dan sekali lagi Taeyong katakan, dia menyukai Jennie secara keseluruhan tanpa terkecuali.

Jennie mendongak menatap Taeyong yang juga sedang menatapnya. Saling berpandangan seperti ini mampu menyalurkan kenyamanan yang luar biasa bagi keduanya. "Kangen banget tau!"

Taeyong berdehem, "aku juga,"

"Kamu sih manjain skripsi-skripsi kamu terus sampe lupa punya aku kali ya?!"

Benar, akhir-akhir ini si pemuda Lee sedang giat-giatnya menjadi pejuang skripsi. Seperti yang Jennie dan kita tahu bersama, si tampan itu sudah memasuki waktu kuliah tingkat akhir, dan sekarang ia sedang bersiap diri untuk menghadapi sidang skripsi sebelum mengambil sebutan sarjana.

stupid love. [Taeyong - Jennie] -END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang