yuk nangis nangis lagi!!!
di sini dan di chapter ini, kita akan tau visualisasi Ja.
bacanya pelan-pelan ya, hehe.
jangan lupa tinggalkan banyak komentar sayang-sayangku💘🙏—s t u p i d l o v e—
Dekapannya terasa begitu nyata, keeratannya sama sekali tak berubah—tak melemah sama sekali. Ia masih merasakan kehangatannya, ia rindu... Rindu sekali merasakan bagaimana hidupnya yang bukan hanya dia seorang diri yang mengisi.
Ja sudah bangun, matanya sudah terbuka, namun tubuhnya yang pegal setengah mati tidak sebanding dengan perasaannya yang hangat kali ini. Tak munafik, Ja menyukai sentuhan dan kelembutan Kakaknya, ia nyaman dalam dekapan itu. Bahkan dengan badan yang sebegitu pegal pun, Ja engga bergerak, ia mau bertahan dengan posisi yang seperti ini.
Biarkan seperti ini dulu lebih lama.
Indranya menatap pada balutan putih di tangannya. Ah, bahkan setelah ia tertidur pun Saudaranya sudi untuk mengobati dan membungkus lukanya.
Ja cukup berterima kasih walau hanya dalam diam kepada Kakaknya yang sudah mengobati lukanya. Namun bagaimanapun, bahkan orang itu yang paling berperan dalam menoreh luka di hidupnnya. Bagaimana mungkin Ja larut dalam hal ini. Ja masuh marah, perlakuan baik dari orang itu bahkan tidak ada apa-apanya dengan luka dalam hatinya, kelembutan itu belum cukup untuk menutupi luka batinnya, bahkan setengah bagianpun tidak tersentuh dengan itu.
Hatinya terlalu beku untuk tersentuh dengan perlakuan kecil yang sialnya pernah membawa Ja pada sisi nyaman. Atau bahkan sisi ternyamannya?
Ja benci saat terlihat lemah di depan si jahat itu. Ja benci saat dia kalah dengan perlakuan kecil yang dilakukan orang itu. Ja benci kala pertahanannya runtuh hanya kerena ucapan lembut nan lirih yang keluar dari mulut itu.
Ja tidak sudi saat menerima itu, ia juga marah pada dirinya sendiri yang diam saja saat ditarik memnuju dekapan. Namun dalam ruang tersembunyi di hati kecilnya, sejujurnya Ja cukup nyaman dalam kelembutan itu.
Pukul lima lewat empat belas menit mata indah Jennie terbuka dengan keadaan yang masih sama dengan keadaan terakhir sebelum ia tertidur. Ia lihat ke arah sang Adik yang masih tenang dalam posisi kepala di bahunya, sepertinya masih tidur. Jennie tersenyum kecil, tidak ada yang berubah, Ja masih terlihat begitu menggemaskan di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
stupid love. [Taeyong - Jennie] -END✅
Teen Fiction[END] Taeyong nya kalem, Jennie nya bar-bar. Semoga sabar membaca sifat Jennie yang bikin ngelus dada kalo sama Taeyong. Juga, jangan lupa berkenalan dengan Ja dan temen-temannya. Semoga juga kalian bisa mengerti tentang sifat Taeyong yang begitulah...