16. Ikut dalam Misi.

165 10 0
                                    

Biru menatap satu target yang bergerak tanpa menutup sebelah matanya, keempat lelaki yang dia kenal berdiri dibelakangnya.

Ketika Biru sudah pas menargetkan tanpa ragu lagi Biru melepas anak panah yang dia tarik.

Dan hasilnya Biru berhasil memanah papan yang begerak.

"Wow! Dia benar-benar istimewa" Puji Kun.

Selanjutnya Biru mengambil dua anak panah sekaligus, seperti diawal tanpa menutup sebelah matanya sasaran Biru pas mengenai dua target.

"Biru seperti seorang leader mafia" Pujian dari Thio malah mengundang perhatian yang lain.

"Apa?"tanya Thio bingung.

"Mafia?"

"Ah itu hanya pujian saja, jarang juga seorang perempuan bisa memanah, terkadang hanya atlit"-Thio.

"Leader mafia? Kenapa saya jadi kepikiran gituh ya?"

Disaat yang lain menonton Biru, Kun malah terus terbayang ucapan Thio.

Kun segera menepis pemikiran tidak pasti itu "mana mungkin leader mafia perempuan, itu terlalu berbahaya" Gumamnya lalu menghampiri Biru dan yang lain.

Thio bertepuk tangan kagum "bagus, sekarang coba yang itu"

Biru mengangguk dan berjalan dengan percaya diri menuju tantangan selanjutnya.

"Barang ini sudah terbiasa ditanganku"

Andai ada yang bisa membaca pikiran Biru, pasti terkejut dengan yang Biru ucapkan didalam pikirannya.

Lagi, tanpa menutup sebelah matanya Biru memfokuskan target yang akan dia tembak.

Dorrr!

"Kena kau!"ucapnya.

Suara tembakan berkali kali terdengar dan selalu tepat sasaran.

Segera dari tantangan yang itu Biru beralih pada tantangan selanjutnya.

"Pedang? Sangat mudah" Batinnya.

Ada satu orang penyerang disana.

"Tunggu! Bolehkah aku menutup mataku?" Biru meminta pada keempat Pria yang memerhatikannya sedari tadi.

"Itu bahaya Biru" Tegas Kun.

Biru malah menunjukkan tatapan tajamnya dan senyuman smriknya dia bukan Biru yang polos.

Willy sadar akan aura Biru yang makin mengintimidasi "biarkan, kita lihat apa yang akan dia lakukan selanjutnya" Bisik Willy pada yang lain.

Akhirnya Kun mengiyakan permintaan Biru "silahkan"

"Dia bukan lagi Biru yang polos, namun Biru yang berbahaya"-Thio.

" Kenapa sesusah itu baginya mengatakan siapa sebenarnya dirinya?"Kun mewakili yang lain.

"Mungkin belum waktunya atau Biru punya rahasia yang nggak bisa diungkapin" Bela Joshua.

Dan semuanya terdiam memikirkan kalimat Joshua.

Akhirnya Biru diberi penutup mata, lalu menggunakan indra pendengarannya Biru mendengarkan sedikit suara dari penyerang.

Pedang penyerang mulai diarahkan dan hasilnya? Biru bisa menangkisnya.

Kini penyerang lebih hati hati dalam bergerak karena indra pendengaran Biru sangat tajam.

Brugh!

Nyatanya penyerang malah terjatuh dan tak lagi bisa bangkit.

Yakin kalau Biru sudah menang, gadis itu membuka penutup matanya. Lalu tangannya terulur membantu penyerang berdiri.

SHE IS DANGEROUS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang