"Mau kesana!"
Kini dihari liburnya, Biru diajak Thio berjalan-jalan di sebuah tempat liburan.
Thio menatap ke sekitar, dirinya hanya berdua sendiri dengan Biru takut ada orang lain mengintai Biru.
Setelah dirasa tidak ada orang mencurigakan Thio langsung menggandeng Biru.
"Ya udah ayo"
Setelah mereka berempat menerima pesan mengerikan dari Bluerro, sekarang penjagaan pada Biru semakin ketat, Biru tidak boleh pergi sendiri kecuali ada yang menemaninya, salah satu di antara mereka atau anak buah yang diutus.
Thio bersama Biru akan menaiki wahana Bianglala, awalnya Thio senang saja saat akan masuk karena giliran mereka namun dia merasa curiga pada seorang lelaki dan perempuan yang masuk sangkar setelah mereka.
Gerak-gerik mereka mencurigakan "Thio tuker coba!"
Aneh sekali gadisnya ini ketika orang lain takut bergerak, Biru malah bergerak dan meminta tuker tempat.
Padahal mereka sedang melewati puncak.
Tapi Thio menahan Biru "jangan sekarang"
Biru langsung was-was karena tatapan Thio terlihat waspada.
Tangan Thio bergerak menyentuh rambut Biru, itu hanya trik kalau Thio berpura-pura membenarkan rambut Biru yang berantakan padahal Thio sedang berbisik sesuatu.
"Sepertinya ada yang sedang memantau kita, jadi kamu harus hati-hati Biru, jangan pernah menghadap kebelakang"
Biru mengernyit curiga "benarkah?"
"Iya benar, orang yang masuk disangkar samping kita terlihat mengawasimu jadi tutupi wajahmu dulu ya" Ucap Thio.
"Ah oke baiklah"
Karena posisi Thio dan Biru memang berhadapan jadi Thio bisa melihat kebelakang Biru, tepatnya dua orang itu.
Untung saja Biru paham mengenal dunia mafia yang banyak musuhnya, bahkan pasangan mafia bisa dijadikan umpan.
Jadi gadis itu menuruti Thio.
Thio kembali pada posisi duduknya, dia berpura-pura tersenyum tipis pada Biru, lalu Thio melepas hoodienya.
Dia Pakaikan pada Biru walau Biru sudah memakai sweater panjang.
"Pakai dulu ya"
"Oke" Bisik Biru.
Tapi Thio gagal fokus dan menganggap itu menggemaskan "hahaha, gadisku ini lucu sekali"
Biru menghela nafas malas "hei, ini sedang dalam keadaan serius ya!"
"Baiklah" Thio mengalah dan menahan rasa gemasnya pada Biru.
Lalu Thio menaikan tudung Hoodie miliknya untuk menutupi Biru.
"Setelah kita keluar dari sini kau bisa melepasnya"
Biru malah menggeleng "tidak dulu, aku ingin menikmati wangimu"
Emang kalau Thio mau serius jangan bawa Biru harusnya, jadi gagal fokus terus dianya.
Thio tersenyum malu-malu, jujur dia sangat senang jika seseorang mengatakan dia wangi daripada tampan.
Dan Thio tambah senang ples terbang ke langit jika yang mengatakan itu adalah Biru.
"Ah baiklah, tuan putri"
Satu putaran lagi dan akhirnya selesai. Thio tak buru-buru mengajak Biru pergi karena itu mencurigakan, jadi Thio tetap bersikap santai.
"Mau kemana lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS DANGEROUS [HIATUS]
Narrativa generaleDengan seorang gadis bernama BIRU berhasil mengalihkan perhatian 4 orang leader mafia sekaligus. Yang dilihat orang orang, BIRU hanyalah gadis miskin yatim piatu yang cuma punya adek sendiri di rumah. Namun ada sejuta rahasia yang terpendam dalam...