"Apa gue masih punya kesempatan buat sama Lava lagi?"
-Guntur Madhava
"Gar, seriusan gue nanya. Lo ketemu Lava di mana?"
"Kagak ketemu gue."
"Yang kemarin lo bilang!"
"Ngarang aja gue. Kalo lo bisa main dengan alasan menghilangnya Lava maka gue pikir lo bisa berhenti dengan alasan Lava ditemukan. Dan bener, 'kan? Semalem lo nggak jadi main setelah denger kalo gue udah tahu Lava ada di mana."
"Terserah!"
"Nanti pulang sekolah ada balapan. Jangan lupa, ini bagian lo yang tanding."
"Hmm."
Guntur mengeluarkan satu batang rokok dari dalam bungkusnya. Menyalakan api dari korek yang dibawa kemudian mulai menghisap rokok tersebut. Ia menghela napas secara perlahan. Ternyata, tidak adanya Lava cukup membuatnya merasa kehilangan. Hari-harinya seakan menjadi berbeda. Tidak ada senyuman yang selalu tercipta dari wajah cantiknya meski ia sedang tidak baik-baik saja.
Guntur menghembuskan asap rokok dari dalam mulutnya. Menciptakan kepulan asap kecil dengan aroma khas yang tak sedap. Suara dentingan dari ponselnya berhasil mengalihkan fokus Guntur. Ia merogoh saku celana untuk mengecek siapa pengirim pesan itu. Dahinya langsung mengkerut tatkala mendapati nomor tak dikenal terpampang jelas pada layar ponselnya. Ia jarang sekali membagikan nomor pada orang lain sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengetahui nomornya. Guntur menggeram kesal, ia merasa tidak nyaman apabila mendapatkan pesan dari nomor yang tak dikenal. Namun, entah bagaimana caranya ia tetap membuka isi pesan tersebut. Padahal, biasanya ia akan bersikap tak acuh terhadap hal yang dianggap tidak penting.
From : 08216537****
26 September 2010.
Guntur mengernyitkan dahinya karena isi pesan itu hanya berupa tanggal, bulan serta tahun tanpa ada keterangan lainnya. Ia berniat untuk memasukkan ponselnya kembali tetapi ada pesan yang masuk dari nomor yang sama.
From : 08216537****
62 tahun."Gila, ya, ini orang? Siapa yang 62 tahun anjir? Gue baru 17."
"Apaan, Tur?" Garry yang sejak tadi hanya membaringkan tubuhnya pada kursi panjang dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya, mulai tertarik dengan pembicaraan Guntur.
"Ada orang aneh, ngirimin gue pesan kayak gini." Guntur menunjukkan isi pesan tersebut kepada Garry, sementara laki-laki itu langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Melepas earphone yang masih menyumpal, membiarkan alunan musik tetap berjalan dari ponselnya.
"Ada apa ditanggal itu? Lo mungkin inget sesuatu, Tur?"
"Nggak inget. Gue masih umur berapa tahun waktu itu. Jadi, ya nggak inget gue ada kejadian apa ditanggal segitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Tersedia di Shopee Galeriteorikata atau dianacheapy] "Aku cuma mau merasakan kebahagiaan." -Lavanya Aurora. "Gue akan berusaha menghancurkan kebahagiaan lo. Apa pun caranya." -Guntur Madhava. *** Satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh Guntur meny...