"Cantik, lucu, pinter. Hampir mendekati kata sempurna tapi sayang, susah dimiliki."
-Zergan Ragrawira
"haha kasian lo, Gan" -Diana cangtip 😊🙏
Zergan ikut duduk di sebelah Lava yang saat ini sedang memandang danau di hadapannya. Ia menoleh ketika Zergan menempelkan es krim pada pipi sebelah kirinya. Rasa dingin tersebut cukup mampu membuatnya terperanjat.
Lava menerima es krim dengan rasa coklat yang baru saja diberikan oleh Zergan, membuka penutup pada bagian atasnya serta sedikit kertas yang menutupi bagian yang ingin ia makan.
Lava menoleh ke arah Zergan. "Makasih, ya es krimnya."
"Kalo dipikir-pikir kamu itu baik, enggak pelit tapi kenapa, ya nggak ada yang mau sama kamu?"
"Lo sendiri kenapa nggak mau sama gue?"
"Karena ada Guntur."
"Berarti kalo Guntur nggak ada, lo mau sama gue?"
"Mau, mau aja."
Zergan mengangguk pelan. "Kalo gitu nanti malem gue bunuh dulu Gunturnya, biar lo mau sama gue."
"Heh! Kok gitu?!" Lava tertawa pelan.
"Ngomong-ngomong, lo gak tinggal sama orang tua lo, Va?"
Lava menggeleng pelan. Pandangannya masih tertuju pada air danau yang begitu tenang, meskipun tidak sejernih air danau di pedesaan.
"Emang kalo boleh tahu, orang tua lo kemana?"
"Kamu mau jawaban yang jujur atau enggak?"
"Ya jujurlah! Pake ditanya."
Lava mengangguk. "Tapi kamu diem-diem aja, ya? Jangan disebarin kemana-mana."
"Kayak lo orang penting aja sampe gue harus repot-repot buat menyebarkan kisah hidup lo."
"Emang aku nggak penting?"
Lava menundukkan kepalanya. "Iya, sih. Emang nggak ada yang pernah menganggap penting kehadiran aku."
"Lah? Lo nanggepin serius, Va?"
"Niat gue bercanda."
"Emang selain nggak dianggap penting aku juga selalu dianggap sebagai sebuah candaan, dianggap sebagai mainan."
Zergan menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. "Gue salah ngomong lagi, ya?"
Lava tidak menanggapi pertanyaan Zergan, ia memilih untuk kembali menatap danau dan hal itu tentu saja membuat Zergan menjadi serba salah. Berulangkali ia menatap Lava namun, tidak ada tanggapan apa pun. Zergan bersiap untuk membuka mulutnya tetapi pada akhirnya, ia mengurungkan niat tersebut kemudian ia mengacak sekali rambutnya. Ia tidak pernah di hadapkan dengan situasi di mana seorang perempuan marah hingga bersikap diam kepadanya sehingga ia tidak tahu harus melakukan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[Tersedia di Shopee Galeriteorikata atau dianacheapy] "Aku cuma mau merasakan kebahagiaan." -Lavanya Aurora. "Gue akan berusaha menghancurkan kebahagiaan lo. Apa pun caranya." -Guntur Madhava. *** Satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh Guntur meny...